Ch 6: Penyelidikan yang terhenti

187 72 80
                                    


Terdengar suara langkah kaki yang mendekati pagar sekolah.

"Akhirnya datang juga" ujar Kenzo yang sedari tadi sudah menanti mereka di pos satpam.

"Kok, kamu bisa buka pagar?" tanya Virgo seraya mendorong pagar itu ke dalam.

"Aku minta kunci cadangan sama satpam"

"Benda apa itu?" tanya Virgo lagi sembari menunjuk benda yang ada di tangan kiri Kenzo. Terlihat sebuah kertas yang digulung rapi.

"Kau akan tahu" balasnya.

"Sekarang apa? Kenapa memanggil kami ke sini?" tanya Lion seraya melirik jam tangannya. Sekitar pukul empat sore.

"Emm...sebenarnya aku mau melakukan penyelidikan, jadi mohon bantuan kalian."

"Memangnya kau ini detek-"

Belum sempat Virgo menyelesaikan kalimatnya dan langsung disambung oleh Lion.

"Apa itu tentang kematian pak Jim?" tanyanya memastikan.

"Emm...!" balasnya dengan anggukan.

"Tapi, aku tidak ingin ikut!" sahut Virgo tak setuju.

"Sudah, ikut saja" Kenzo langsung menarik pergelangan tangan Virgo secara paksa, dan akhirnya mereka berjalan menuju lab Biologi.

Kenzo mengambil kunci dari saku celananya dan membuka pintu lab.

"Jangan tanyakan darimana aku mendapatkan kunci ini" ucap Kenzo seolah-olah ia tahu isi pikiran Virgo. Dan memang benar, sesungguhnya ia ingin menanyakan hal itu.

KREK!

Mereka melangkahkan kaki, memasuki ruangan yang kini masih berantakan. Kenzo memperbaiki posisi salah satu meja yang terbalik di lantai dan mengambil tiga kursi dan mereka mulai berdiskusi.

"Saat melakukan penyelidikan, polisi sama sekali tidak menemukan bukti apa-apa. Tidak ada sidik jari lain, selain korban. Tapi menurutku ada yang janggal" ucap Kenzo to the point.

"Apa maksudmu?" tanya Virgo penasaran.
Kenzo membuka kertas gulung yang ia bawa dan memperlihatkannya pada mereka. Telihat jelas gambar denah sekolah mereka. Ya, denah sekolah SMA 1 Sesean.

"Malam dimana kita terjebak dalam kelas terlarang, kita keluar saat Vitra berteriak di koridor. Dan dia mengatakan bahwa 'kucing itu melompat ke arahku dan langsung mati'. Tapi, bagaimana mungkin kucing bisa melompat jika sudah mati, dan saat itu Vitra sama sekali tidak memegang benda tajam untuk menusuk kucing itu saat melompat ke arahnya" ucap Kenzo sembari menunjuk posisi yang dimaksud pada gambar itu.

"Menurutmu, ada orang dibalik semua ini?" tanya Lion mulai mengerti, dan dibalasnya dengan anggukan.

"Lalu, apa hubungannya dengan kematian pak Jim?" Kali ini ,Virgo yang bertanya.

"Tentu saja memiliki hubungan yang sangat mendukung. Vitra adalah keponakan pak Jim, dan kemungkinan pelaku tahu bahwa mereka memiliki hubungan keluarga...dan beranggapan bahwa ia datang untuk menemui pamannya. Karena itulah mungkin pelaku sengaja menakuti Vitra dengan kucing itu sebelum memulai aksinya. Entah darimana pelaku mendapatkan kucing hitam itu."

"Hei, hei...! Kau membuat pikiranku terbebani" keluh Virgo yang sedari tadi tidak mengerti apa-apa.

"Huh! Baiklah, akan aku perjelas" ucapnya menghela napas beratnya.

"Malam itu, ketika kita keluar dari halaman sekolah aku sempat melihat cahaya lampu dan bayangan seseorang dalam ruangan ini, dan aku berpikir mungkin itu hanya halusinasiku saja. Namun muncul hal baru, kemungkinan pelaku menyadari keberadaan kita karena cahaya flashlight ponselku."

Hidup Dalam Mimpi Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz