Ch 4: Mimpi terkutuk dan munculnya hal baru

247 85 76
                                    

Pandangan yang penuh dengan kebingungan, itulah yang terukir pada wajah kelima orang yang kini menatap buku merah darah itu, yang saat ini telah memunculkan gambar potongan tangan yang begitu mengganggu pikiran mereka.

"K-kenapa...ini benar-benar tidak masuk akal," ujar Virgo tak percaya.

Keheningan menimpa mereka sejenak. Pikiran yang begitu dipenuhi tanda tanya, membuat keringat mulai berjatuhan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?!" ucap Lala bertanya-tanya, mengharapkan jawaban yang pasti dari teman-temannya.

"Tidak ada pilihan lain. Satu-satunya cara adalah memecahkan arti dari gambar itu." Ucap Kenzo seraya menatap gambar itu dengan mata sipit.

"Terserah kalian, yang penting aku keluar dari tempat ini!" ketus Vitra putus asa.
---
Penyelidikan berlangsung, Kenzo mulai menggambar mengikuti isyarat tangan itu, dan dibantu oleh Lion sedangkan ketiga orang lainnya hanya diam memperhatikan mereka.

 ---Penyelidikan berlangsung, Kenzo mulai menggambar mengikuti isyarat tangan itu, dan dibantu oleh Lion sedangkan ketiga orang lainnya hanya diam memperhatikan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit kemudian, akhirnya gambar dapat dipecahkan. Dimana gambar pertama adalah 'T'. Gambar kedua 'E'. Ketiga 'R'. Keempat 'K'. Kelima 'U'. Keenam 'T'. Ketuju 'U'. Dan yang terakhir adalah 'K'.

"TERKUTUK?!" ucap mereka kompak.

"Apa maksudnya?" Sahut Lion penuh kebingungan.

"Jika kedua kata digabung, maka hasilnya adalah 'MIMPI TERKUTUK'. Aku sama sekali tidak mengerti." Ucap Kenzo meringis.

Syuuutt... Bukk!!

Tiba-tiba pintu ruangan kelas itu terbuka dengan sendirinya. Semua pandangan tertuju pada pintu itu, tampak kelam dan terlihat cahaya. Vitra langsung berjalan santai dan disusul oleh Lala dan Virgo, namun mereka berdua masih menatap buku itu.

"Apa yang kalian tunggu?!" tanya Virgo yang menyadari posisi mereka.

Aaaaa...!!!

Teriakan seseorang yang terdengar begitu familiar dari koridor, yang tak lain dan tak bukan adalah Vitra. Mereka langsung bergegas dan menuju suara teriakan itu. Dilihatnya, Vitra yang kini mematung membelakangi mereka menatap sesuatu yang berwarna hitam telah tersungkur di bawah lantai. Terlihat begitu jelas, akibat sinar cahaya bulan purnama, namun mereka sama sekali tidak peduli dengan hal itu.

"Lu kenapa?" tanya Virgo santai. Baginya Vitra hanyalah cewek yang suka mencari sensasi saja, jadi dia sama sekali tidak begitu peduli dengan tingkahnya.

Vitra membalikkan badannya dengan gugup, tangan dan seluruh tubuhnya gemetar. Dan dipandanginya dengan penuh perhatian oleh mereka, kecuali Virgo.

"Apa yang terjadi?" sergah Lion, kemudian menutupi mulutnya dengan tangan kirinya.

"Vi-vi-vitra, lu kenapa?!" ucap Lala terperangah. Dan akhirnya Kenzo,Virgo dan Lion langsung mendekatinya. Dilihatnya dengan jelas, wajah sebelah kirinya telah dilumuri darah dan mulai menetes ke seragam putihnya. Langkah Lala begitu gugup mendekati Vitra yang kini telah terlihat menyeramkan bagaikan hantu.

"Ku-ku-kucing itu, melompat ke arahku dan langsung ma-mati" ucapnya gugup seraya tubuhnya masih gemetar. Mereka langsung mencoba untuk menenangkan Vitra yang kini dilanda ketakutan, meskipun mereka juga merasa takut.

"Sepertinya, ada yang janggal!" sahut Kenzo jongkok seraya menatap kucing itu.

"Apa maksudmu?" tanya Lion begitu penasaran.

"Ponselku kembali aktif, dan flashlight-nya juga masih aktif" sahutnya seraya memperhatikan cahaya dari saku celananya dan mengambilnya.

"Pukul 23:58 bukankah ini tidak masuk akal?"

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, jadi jangan berbelit-belit!" Virgo makin penasaran.

"Aku tahu, saat berada dalam kelas itu mungkin memang memakan waktu yang lama hingga larut malam. Tapi, kenapa tidak ada satupun dari kita yang merasa lapar? Dan la-"

Syuutt... BUKK!

Suara pintu ruang kelas terlarang itu tertutup hingga memotong pembicaraan Kenzo. Pandangan kembali tertuju pada ruangan itu.

"A-aku mohon, ayo kita pulang" ucap Vitra lirih.

Terpaksa Kenzo harus beranjak dari tempat itu, meskipun masih sangat penasaran dengan kucing itu.

---

Mereka berjalan melewati koridor, hingga menuju ke halaman utama dan tiba-tiba...

BRUK!... BRUK!...PRANG!

Terdengar jelas suara gesekan kursi dan benda-benda terjatuh dari dalam ruangan lab Biologi, yang berdekatan dengan parkiran para pelajar di sebelah timur dari sekolah yang berbentuk oval itu.

"Aku tidak ingin ke sana, aku mohon ayo cepat pulang" sahut Vitra tambah ketakutan. Ia menyadari tindakan Kenzo selanjutnya yang terlihat begitu penasaran dengan ruangan itu. Dan benar, Kenzo sangat ingin mengetahui apa yang terjadi di ruangan itu, hingga menghasilkan suara yang membuat Kenzo tertarik.

Ia memalingkan pandangannya dan menghapus niatnya untuk ke sana, meskipun sangat penasaran tapi ia tidak mungkin meninggalkan temannya yang kini bagaikan seorang phobia.

Mereka melanjutkan langkah mereka dengan bantuan cahaya bulan purnama yang kini mulai pudar dan bantuan flashlight. Hingga melewati pagar yang kini terbuka lebar-lebar. Entah mengapa satpam tidak menguncinya.

Sesekali Kenzo masih menoleh ke arah itu, dan sekilas dilihatnya lampu yang hidup dan bayangan seseorang dalam ruangan itu. Ia menggosok matanya, dan kini penglihatannya berbeda. Tidak ada lagi cahaya lampu dan bayangan seseorang dalam ruangan itu.

"Mungkin hanya halusinasiku saja" ucapnya dalam hati.

"Woi! Kenzo. Lu fokus dong, ntar jatuh!" seru Virgo mengagetkan Kenzo yang terlihat mengarahkan flashlight begitu acak-acak.

Mereka terus berjalan hingga akhirnya tiba di rumah Vitra. Ia membuka pintu utama rumahnya dan menyalakan lampu. Tampak ruangan yang begitu besar namun terlihat begitu sunyi.

"Aku duluan aja ya!" ujar Lion.

"Aku mohon, kalian jangan pulang. Papa dan mama belum pulang dari luar negri, dan juga pelayan di sini pulang kampung, dan lagi paman Jim juga masih sibuk mengurus persiapan ujian kakak kelas" gerutu gadis itu penuh harap.

Karena merasa iba, mereka akhirnya memutuskan untuk menginap. Meskipun Virgo yang merupakan putra tunggal dari keluarganya, dan ia yakin, ayah dan ibunya pasti sangat khawatir.

Dan lagi, Lala yang juga yakin bahwa keluarganya sangat khawatir padanya.

Lion sama sekali tidak ambil pusing, akan hal itu. Baginya, ibu tirinya lebih senang jika ia tidak pulang dan tidak mungkin bagi sang ayah yang kini tengah sibuk di luar kota menghubunginya. Meskipun dirinya tidak terlalu akrab dengan Vitra, namun kejadian tadi membuat hubungan mereka mulai membaik.

Sedangkan Kenzo lebih terlihat santai. Lagi pula, ia hanya tinggal dengan pamannya yang jarang pulang karena kesibukannya.

::TBC::

Hi readers! Cman mau ngasih tw, kyaknya part" berikutnya itu bercerita ttg kasus-kasus deh so disini misterinya udah mulai muncul. Dari awal sih, mnurut aku.

Wkwkwk trlalu PD ada yg bca crita dri ide" konyolku ini. Tpi ggp deh, aku mng ska buat crita.
Oh ya m'f ya jka gmbarnya jlek lgi. Mklum. Hehe aku hrap kalian bisa terhibur dgn critaku yg gaje ini.

Lw ada yg mampir voment ya.

Arigatou gozaimasu...!

Hidup Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang