Bagian 25

1.3K 86 15
                                    

Tok tok tok

Sebuah ketukan di depan kamar Desyca memecahkan suasana yang hening.

"Siapa?" Desyca bangkit dari tempat tidurnya.

"Ini Dirga." Jawab diseberang pintu.

Desyca membukakan pintu. "Dirga? Ada keperluan apa disini?"

Dirga tidak menjawab pertanyaan Desyca malah dia masuk ke kamar Desyca dan berbaring di kasur.

"Dirga! Jangan tidur di kasurku!" Desyca mencoba menarik Dirga dari kasurnya.

"Ngghh. Jangan ganggu aku. Aku sedang tiduran dengan nyaman disini." Dirga menarik selimut Desyca hingga menutupi kepalanya.

"Jangan tidur disini, Dirga! Kamu kan punya kamar sendiri!" Desyca masih berusaha menyingkirkan Dirga.

Bukannya menyingkir, Dirga malah menarik tangan Desyca dan memeluknya seperti guling.

"Badanmu empuk seperti guling, Des."

Desyca masih terkejut karena dipeluk Dirga.

Cklek.

Pintu terbuka.. Dan—

"Des, lu tahu Ire— KALIAN SEDANG APA BERPELUKAN DI KASUR HAH?!"

"RIEVA?!"

.

"Kalian bagaimana bisa melakukan hal itu, hm?"

Dirga dan Desyca langsung disidang oleh Laoshi Yanjie dan Pak Zam.

"A-anu pak, laoshi, ki-kita—"

"DIA YANG MEMELUK SAYA, LAOSHI!" Potong Desyca sambil menunjuk-nunjuk Dirga.

"HEI! LU JUGA TADI DIEM AJA PAS DIPELUK!" Bela Dirga.

"GUA KAN KAGET!"

"DIAM KALIAN!" Pak Zam menggebrak meja dan membuat Dirga dan Desyca diam.

"Jawab pertanyaan tadi dengan jujur." Lanjut Pak Zam serius.

"Ehm.. Tadi itu sebenarnya, laoshi. Ehm..." Dirga gugup menjawabnya.

"Biar aku aja, laoshi! Kalau dia yang menceritakannya tidak akan selesai." Potong Desyca lalu dia menceritakan kejadian tadi.

Laoshi Yanjie dan Pak Zam mengangguk-angguk mendengar cerita Desyca.

"Jadi? Dirga—"

"TIDAK LAOSHI! Tadi sebenarnya aku hanya ingin meminjam bahan pelajaran. Tapi ketika aku melihat kasur, aku jadi mengantuk. Dan dia malah menggangguku!" Bela Dirga.

"Bilang saja lu modus, Ga."

"Ogah gua meluk si setan." Gerutu Dirga.

"APA LU BILANG?!"

"Sudahlah kalian berdua berantem terus! Akur sehari bisa tidak sih?" Pak Zam memijat kepalanya pusing.

"Kalian berdua keluar saja. Untuk kali ini laoshi ampuni. Tapi kalau ada kejadian 'peluk-pelukan' lagi...." Laoshi Yanjie menatap geram Dirga dan Desyca. "Laoshi tidak akan melepaskannya."

"A-ampun, Laoshi." Dirga dan Desyca langsung berlari keluar dari ruangan terkutuk itu.

.

"Kalian berdua habis ngapain di ruangan laoshi?" Tanya Reihan saat berpas-pasan dengan Dirga dan Desyca.

"Tidak apa-apa. Tadi kita hanya dipanggil untuk mencari soal-soal tahun sebelumnya. Ya kan, Des?" Dirga menyikut Desyca untuk menjawab.

"Hahaha. Iya betul." Jawab Desyca.

Reihan menatap mereka berdua dengan curiga. Reihan tidak tahu kejadian apa yang menimpa mereka tadi di kamar. Hanya Rieva, Desyca, Dirga dan 'kedua guru kejam' yang tahu.

"Ah sudahlah. Aku ingin pergi ke kamar." Desyca berjalan melangkah pergi.

"Aku ikut, Des!" Desyca menoleh dan menatap sinis Dirga. Lalu dengan cepat Dirga menambahkan. "Kita kan searah."

Lalu Dirga dan Desyca melangkah meninggalkan Reihan sendirian.

"Aish. Apa yang mereka sembunyikan?" Gumam Reihan.

.

"Desyca, Kita butuh penjelasan."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc...

Heiii ketemu lagi?

Masih ada yang baca gak ya ini?😂

Maafkan aku kalau gk update sebulan

Aku gak masuk otaknyaa.

Vomment please😍

My Name Is DesycaWhere stories live. Discover now