Bagian 20

1.4K 102 9
                                    

"Mau gak lo nemenin gue ke toilet?"

Desyca memukul Dirga dengan sadis. "Kampret. Gue kira mau apa."

"Emang mau apa dah?" Tanya Dirga jahil.

"Gue kira mau ngajak makan-makan gitu!" Jawab Desyca dengan jahil juga.
Dirga menghela nafas lesu. "Pikiran lo makan mulu sih."

"Lu ngarep gue jawab apa, Ga?" Desyca tersenyum jahil.

"Bukan apa-apa kok!" Dirga memalingkan wajahnya dari Desyca.

"Huh! Gitu aja ngambek." Desyca memegang kepala Dirga dan memutar ke arahnya dan mendekatinya.

"Ma- mau ngapain lo?" Tanya Dirga gagap.

"Gue..." Desyca menghentikan ucapannya, sementara Dirga menelan ludah karena tegang.

"Gue apa?!" Dirga berteriak tidak sabar.

"Gue laper, Ga." Bisik Desyca sambil tertawa melihat Dirga kesal.

"Ngapa lo tawa-tawa!" Dirga kesal karena dirinya dipermainkan.

Desyca tertawa hingga tidak berhenti. "Gantian lah! Lu tadi juga gitu."

"Kampret."

"Woi! Woi! Udah mesra-mesraannya! Cepet masuk udah malem." Teriak Reihan memisahkan Dirga dan Desyca.

"Eh Reihan. Belum tidur, Rei?" Tanya Desyca.

"Belum. Gara-gara kesel ngeliat orang yang gue suka bermesraan dengan pria lain." Jawab Reihan ketus.

Juna datang dan menjewer Reihan. "Siapa yang lu maksud, Rei?"

"Ampun, Kak. Saya khilaf." Reihan tetap dijewer hingga menjauhi Dirga dan Desyca.

"Desyca milik gue, dan selamanya akan tetap seperti itu." Cetus Juna.

"Itu salah, Kak, yang bener itu Desyca milik Reihan dan selamanya akan seperti itu." Balas Reihan.

"MILIK GUE!"

"MILIK REIHAN!"

"GUE!"

"REIHAN!"

"Kalian kenapa sih?" Tanya Desyca melihat dua orang teriak-teriak tengah malam seperti ini.

"Tau nih. Ganggu aja sih." Sahut Dirga.

"Gak ada apa-apa kok, Des. Kita hanya memperebutkan makanan," Juna menatap Reihan dan menyikutnya. "Iya kan, Rei?"

"I-iya, Kak!" Reihan mengangguk setuju.

Dirga dan Desyca menatap mereka berdua heran.

"Biasa aja lah mukanya." Protes Reihan.

"Habisnya kalian berdua itu aneh. Masa yang tadinya berantem terus berubah menjadi akrab tiba-tiba?" Desyca masih menatap mereka heran.
"Karena kita mempunyai kesamaan." Jawab mereka berdua berbarengan.

"Kesamaan apa?" Sahut Dirga.

Sama-sama mencintai Desyca. Batin mereka berdua.

"Kok diem?" Desyca menyadarkan mereka.

"Enggak kok. Ehm... Aku sama Kak Juna mau ke kamar dulu, ya. Udah ngantuk." Reihan menarik tangan Juna. "Ayo, Kak."

"Ayo." Juna melangkah lebih dulu dari Reihan.

"Malah kabur. Dasar." Gerutu Dirga.

"Mungkin lagi ngantuk, Ga." Sahut Desyca.

"Makan yuk, Des. Gara-gara lu, gue jadi laper." Ajak Dirga.

My Name Is DesycaWhere stories live. Discover now