Bagian 15

1.5K 98 3
                                    

Hilangnya Desyca ( part 2 )

Dirga POV.

'Nyawa Desyca Taniadi akan melayang.'

"PESAN MACAM APA ITU?!" Teriak Reihan.

"Gk mungkin. Ini gk mungkin." Ucap Juna takut.

Aku tidak bisa berbicara sepatah kata pun. Rasanya mulutku ini terkunci serapat-rapatnya.

"Dirga! Kamu harus tanggung jawab!" Teriak Reihan.

"Apa?! Kenapa harus aku?" Tanyaku.

"Karena kau. Karena kau dia diculik!" Reihan menudingku.

"Kenapa aku, hah?! Memangnya aku salah apa?"

"Kau telah mematahkan hati Desyca! Kau yang membuatnya menolak cintaku!"

"Itu bukan urusanku. Dia benci padaku, dan aku juga benci kepadanya. Aku rasa itu tidak akan terjadi." Tentangku.

"Kau..."

"Sudahlah! Kalian berdua malah bertengkar saat kejadian seperti ini! Apa-apaan kalian ini." Potong laoshi Yanjie.

Kami berdua terdiam. Benar juga yang dikatakan laoshi.

"Permisi." Ucap seseorang.

"Siapa ya?" Tanyaku.

"Aku Irene, teman sekamarnya Desyca. Dan ini Rieva, sama sepertiku, dia teman sekamar Desyca." Jelasnya.

"Kalian tahu Desyca ada di mana?" Tanya Reihan.

"Oleh karena itu aku dan Rieva ingin bertanya pada kalian. Kami dari pagi tidak melihatnya." Jawab Irene.

"Kau menerima pesan ini?" Reihan menunjukan pesan terkutuk itu.

"APA?! Ini bohong kan?" Tanya Irene hampir menangis.

"Itu tidak akan terjadi kan?" Sahut Rieva.

"Kami tidak akan membiarkan itu terjadi."

"Dia sahabat terbaik kami. Menurutku Desyca adalah orang yang paling baik se dunia ini. Entah mengapa ada orang yang ingin berniat buruk padanya." Irene menangis di bahu Reihan, eh Rieva.

"Sudahlah jangan menangis. Reihan kan jadi ikut sedih." Reihan menahan tangisnya.

Tes.

Air mata jatuh ke pipiku.

APA AKU MENANGIS?!

HANYA KARENA CABE ITU!

ORANG YANG BERANI MENANTANGKU SAAT PERTAMA KALI MELIHATKU?!

APAKAH AKU SUDAH GILA?!

Ya mungkin aku sudah gila.

"Woi jangan ngelamun terus!" Ucap Kak Juna.

"Iya, kak."

.

Desyca POV.

Aku terbangun di sebuah tempat yang sama sekali belum pernah aku kunjungi.

"Ada di mana ini?"

"Oh... Sudah bangun rupanya."

"Siapa kau?" Tanyaku pada sosok laki-laki itu.

"Aku? Kau tidak mengenalku? Heh. Bagaimana bisa kau tidak mengenalku?" Tanyanya balik.

"Baik kalau kau tidak ingin menjawabnya. Tapi kau harus menjawab pertanyaanku yang satu ini."

My Name Is DesycaWhere stories live. Discover now