|1| Dia

19.4K 407 36
                                    

Now playing = Sammy Simorangkir - Dia

"Kamu ter-istimewa dihatiku, dari dulu bahkan sampai detik ini."

-

---

Sepeda biru tua terparkir dirumah bercat hijau telur asin, rumah yang sangat sederhana. Halamannya pun tidak luas hanya beberapa meter saja. Di dalam rumah ada seorang gadis cantik sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ini awal masuk kelas sebelas semester dua, bagi perempuan cantik itu ke sekolah adalah hal favoritnya. Di sekolah ia bisa bertemu orang yang selama ini ia sukai.

Gadis sederhana ini bernama Dewi Pramudya, lahir dari keluarga sederhana. Tinggal bersama ibu dan adiknya. Setiap berangkat sekolah ia selalu naik sepeda biru tua kesayangannya. Dari dulu, Sepeda itu kesayangan Dewi hadiah terakhir yang ayahnya berikan sebelum pergi.

Setelah Dewi berpamitan kepada ibunya, Dewi langsung berangkat kesekolah menggunakan sepeda. Jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh. Ibunya sengaja memilih sekolah yang dekat dengan rumahnya supaya Dewi bisa menggunakan sepeda saat sekolah.

Sesampainya di sekolah Dewi langsung memarkirkan sepedanya di tempat parkir khusus sepeda. Di SMA nya tersedia parkir khusus untuk pengendara sepeda. Jam masih menunjukan pukul setengah tujuh, biasanya dikelas masih belum banyak teman-temannya datang. Dewi berjalan menuju kelasnya yang berada dilantai 2.

Betapa sumringahnya Dewi saat masuk kelas ia sudah melihat ciptaan Tuhan yang sangat indah. Kaum Adam yang Dewi sukai selama beberapa tahun ini. Ia bersyukur Tuhan mengizinkannya sekelas dengan sosok tampan yang sudah mengikat hatinya sejak lama. Sosok itu sedang membaca buku ditempat duduknya, Dewi tersenyum melihat sosok itu. Melihat laki-laki itu bisa membuat Dewi senang, karena sebagian kebahagiannya adalah lelaki itu.

Dia adalah Dewa Satria. Kaum Adam yang sedang digandrungi kaum Hawa disekolah Dewi. Dewa adalah manusia paling dingin yang pernah Dewi kenal. Dewa adalah orang yang pendiam, tidak banyak omong, baik, cerdas, dan tidak lupa dia juga tampan. Namun sikapnya terlalu dingin pada semua spesies kaum Hawa. Banyak kaum Hawa yang menyukainya banyak juga yang secara tidak langsung menyatakan cintanya pada Dewa. Namun Dewa akan selalu menolak perempuan yang menyatakan cinta padanya. Bukan bermaksud ingin menyakiti, namun ia memang jujur tentang perasaannya.

Kenyataan memang pahit, tapi kita harus menerimanya bukan?

Dewi menghampiri tempat duduk Dewa lalu menyapanya.

"Hai Dewa. Selamat pagi. Semoga hari kamu menyenangkan ya." Sambil tersenyum kearah Dewa, namun Dewa hanya menatap Dewi dengan pandangan sinis.

Lalu Dewi tersenyum lagi. "Dewa jangan kayak gitu mulu, nanti aku tambah suka hehe."

Dewa langsung berdiri setelah mendengar perkataan Dewi, dan pergi meninggalkan Dewi yang masih tersenyum kearahnya.

Dewa berjalan kearah taman belakang sekolah sambil membawa buku yang bertuliskan "Sherlock Holmes" lalu ia duduk dibangku panjang sambil menghembuskan nafas kasarnya.

"Tuh cewek bener-bener sinting." Ucap Dewa.

Ditaman belakang sekolah ia bisa tenang dari kejaran para fans nya, disini sepi hanya segelintir orang saja yang suka berada disini. Biasanya orang yang berada disini orang-orang yang tidak punya kerjaan, bete atau semacamnya. Dewa bisa lari dari perkataan-perkataan Dewi yang membuat ia muak, dan juga geli. Sejak Dewa masuk SMA, banyak perempuan yang nge-fans dengannya. Padahal Dewa tidak melakukan hal yang membuat ia dikenal banyak orang. Namun entah dari kapan banyak coklat, dan surat yang berserakan dikolong mejanya. Dewa pendiam, ngomong juga seperlunya saja. Banyak temannya yang kesal kalau ngomong tidak ditanggapi oleh Dewa.

Dear KamuWhere stories live. Discover now