Chapter 12 : Curhat

60 12 2
                                    

"Upacara selesai. Pengumuman-pengumuman,"

Bagian tersebut merupakan bagian ter baik dari sebuah upacara. Begitupun bagi, Michelle. Namun ada masalah lain yang harus ia hadapi yaitu cecaran pertanyaan dari Icha tentunya.

"Jadi, maksud dari kriteria yang tadi lu sebut itu apa?" Ujar Icha dengan nada yang terdengar khas di telinga.

"Apaansi, enggak cha enggak. Udahlah gausah diungkit-ungkit lagi," ucap Michelle membalas.

"Eits, gak bisa! seorang Michelle itu sesekali harus terbuka dong. Sekarang yang lu maksud kriteria itu apa ha?" ujar Icha

"Hmm....Gimana yak, intinya kakak kelas yang tadi jadi pemimpin upacara itu ganteng, udah gitu aja." ucap Michelle tegas, sedikit memelankan suara.

"WHAT THE HELL?? LU SUKA SAMA KAK ALI?" Ucap Icha sangat amat kenceng sampai sejagat raya mungkin bisa mendengarnya.

"Paansi. Gak usah kenceng kek, bisa kan? Malu-maluin tauuu. Ish tau ah gue baper ama lu." ucap Michelle merajuk.

Michelle pun yang sudah berubah badmood ini langsung membuka buku pelajaran bahasa sunda. Sebenarnya nanti ada drama kecil-kecilan tapi hari ini bukan giliran kelompok Michelle, jadi dia cukup menjadi penonton nanti.

"Ayangkuhh jangan marah dong, gue kan takutnya lu jatuh cinta dan akhirnya pacaran ama dia. Jangan sampe deh yak. Amit amit jabang bayi," Segera Icha mengetuk-ngetukkan tangannya ke jidat nya dan meja bergantian.

"Lebay ah," ujar Michelle tak acuh

"Lu gatau aja fakta kenapa dia bisa jarang keliatan," ujar Icha, membuat aku penasaran.

Dalam hati kecilnya, Michelle penasaran dengan yang baru saja Icha katakan. Tapi gengsinya terlalu tinggi untuk mengakui.

"Udah deh, gausah sok sok-an gengsi gitu. Oke gue bakal kasih tau lu karna gua baik. Jadi kak ali yang anak 9E itu rumor nya si benci sama yang namanya Perempuan," Ucap Icha dengan menekan kata 'perempuan'

"Karna dulu, dia sempat ditelantarkan oleh ibu nya dan dia diasuh oleh ibu tiri. Tapi, ibu tirinya juga selalu nyiksa dia, makanya dia punya gangguan jiwa gitu deh, dia aja sempet izin sakit hampir setengah bulan waktu kelas delapan, untungnya sih sekarang udah baikan dan temen-temennya juga welcome sama dia" Lanjut Icha menjelaskan panjang-Lebar.

"Terus tadi kenapa lu takut kalo gue bisa suka atau pacaran ama dia?" kata Michelle mempertanyakan hal yang masih membuatnya bingung.

"Eh tarmiji! Lu terlalu pinter ya? Kalo lu pacaran sama seorang yang membenci perempuan, lu yakin kalo dia bakal bener-bener sayang sama lu? bisa-bisa lu dibunuh, dipotong-potong abis itu potongannya nanti di makan kalau enggak di bakar atau paling rendahnya di buang ke sungai." ujar Icha, mengerikan.

"Oh, iya juga yak, hehe. Btw dia lumayan loh cha, gamau tergoda nih?? Masa nunggu bangjen³ mulu," Kekeh Michelle

"NO! BANGJEN ADALAH JODOHKUHH asal lu tau aja bangjen kan lagi pacaran sama selena gomez itu karna, dia lagi nunggu gue gede aja. Makanya gue sampe sekarang masih jadi jomblo berkualitas, karna gua ama bangjen sama-sama nunggu, hehe," Ucap icha sambil kembali berkhayal dirinya bersanding dengan zayn malik.

"Yaudah dehh, jodoh bangjen mau ke kopras dulu yahhh, bhayy!!" ucap Icha sembari melambaikan tangan.
Ini merupakan salah satu hobi Icha, yaitu membeli aqua dan gorengan atau keripik di koperasi sekolah

"Huft, ganteng tapi pyscho" Gumam Michelle pelan.

"Shit, gua sampe lupa masalah dengan 'mahkluk aneh' itu!" Michelle tersentak
"Apa gua mesti kasih tau sahabat gua aja?" tanya Michelle ke dirinya sendiri.

"Argh, yaudah deh daripada bingung mending sekarang nulis sinopsis cerpen buat b.indo aja deh" ucap Michelle tidak mau memusingkan hal itu.
------------------
Cerita ini sedang di re-write
Ig : @kvnfrmn_

Un[ex]pected AdventureOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz