Chapter 3 : Throwback

185 28 3
                                    

⏳⌛

Kini, Michelle sedang duduk termenung di depan jendela kamarnya.

Melamun seperti hobi baru nya. Memikirkan segala kejadian, memutar ulang runtutan kejadian, seperti cerita kelam.

Tak ada lagi Michelle yang ceria, hangat, dan periang.

Satu hal lagi yang mengiris hatinya, Bunda nya, perempuan yang dulu ia sayang, kini berubah 360 derajat.

Entah apa yang terjadi, bahkan kini bunda nya masih belum pulang kerumah padahal sang raja siang sudah kembali ke peraduan nya.

Mungkin ini takdir baginya.

Masih hangat di ingatannya, pepatah yang terngiang-ngiang di kepalanya.
"Hidup ini kadang di atas dan kadang di bawah. Jika kita di atas jangan lupa bersyukur, dan jika kita di bawah jangan lupakan Tuhan." itulah kata Ayahnya di saat ulangtahun nya ke 44.

Drt...drt...

Line!
Kevin A added you as a friend by ID LINE.


Line!
Kevin A. Sent A message
Hai.

999+ Kevin A. Other
Add Block Report

Add.

Hai

"Aduh jawabnya gimana ya?" tanya Michelle. Maklum, dia dengan Kevin memang sudah tak saling berkomunikasi hampir 2 tahun atau mungkin lebih?

Singkatnya, dulu Michelle mem-block semua akun Kevin.

Iya?

mungkin itu jawaban terbaik, ucap Michelle dalam hati meyakinkan pesan balasan nya untuk Kevin.


Hm, kita bisa ketemuan di Cafe dé tiam 15 menit lagi?

Bisa, emangnya buat apa?

Read.

Anjir, diread doang.

Michelle sudah biasa dengan perang dingin antara mereka.

Peristiwa 2 tahun lalu benar-benar membuat jurang terjal pemisah kedua insan itu.

Mungkin istilah "Dulu, sedekat nadi Sekarang sejauh Bintang" sangat cocok untuk mereka.

"Kevin dengerin aku dulu, aku bisa jelasin. Aku gak mungkin ngelakuin itu ke dia!" kata seorang cewek berambut hitam itu.

"Cukup Michelle! Sudah cukup, tadi gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri, kalau lo ngedorong dia sampe jatuh begitu dan sekarang harus dibawa ke Rumah sakit! Gue gak nyangka Ca, lo udah gue percaya dari kecil tapi apa? Lo ngelukain pacar gue?" Ucap Kevin, dengan napas menggebu-gebu.

"Gue benci sama lo, jangan pernah anggap gue sahabat lo lagi , anggap aja gue udah mati karna gue juga akan nganggep lo udah tiada. Lebih baik gue dulu gak kenal sama lo," Lanjut Kevin,

Sejurus kemudian, Kevin meninggalkan Michelle.

Sedangkan yang ditinggal, Michelle tetap mematung di tangga Restoran Italia ini.

"Suatu saat gua yakin Ga, kamu pasti akan mengetahui segalanya. Aku akan menunggu itu," Ucap Michelle, tersedu-sedu.

Sekelebat ingatan masa lalu, hinggap di pikiran Michelle.

prang

Lagi dan lagi, Michelle kembali di ganggu saat ngelamun dan kini di ganggu sama kucing yang jatuh di atas atapnya,

mungkin kucingnya lagi nyari tikus, ucap Michelle dalam hati. Jujur, sekarang malah suasana seram yang ada di kamarnya.

Eh tadi pengen ketemuan berapa menit lagi ya? 15 menit.

Mendadak Michelle tersentak akan pertemuannya dengan Kevin. Ia harus segera bersiap.

Ingat! Michelle harus tetap menjadi Michelle yang dingin nanti jika bertemu dengan Kevin, ucap Michelle, terus merapal perkataan itu di dalam hati semacam mantra sedari tadi.

Tapi sebenarnya, di dalam lubuk hati nya, Michelle senang tapi rasa itu tertutupi oleh ego dirinya sendiri untuk mengakui itu.

------------------

Cerita ini lagi di re-write y.
Instagram : @kvnfrmn_

Un[ex]pected Adventureحيث تعيش القصص. اكتشف الآن