Part. 21 Dua Hati Satu Rasa

3.4K 294 6
                                    

.
.
.

Rumput hijau terlihat disepanjang mata memandang. Papan-papan dengan gambar lingkaran merah berdiri  berjejer . pangeran Seondeok sudah lebih dahulu tiba, ia sudah melepas kan beberapa anak panah

"Kau lama sekali kak" ucap pangeran Seondeok yang menyadari kehadiran kakaknya dari belakang

Pangeran Cheonhyo tersenyum mendengarnya, lalu melirik ke sisi yang lain, disana ada Shin Hye yang sedang berdiri dibawa pohon sambil membantu keranjang obatnya

"Anda selalu lebih cepat dari saya" ucap pangeran Cheonhyo dan mengambil posisi di sebelah adiknya
"Kudengar Anda memiliki tabib pribadi"

Pangeran Seondeok yang bersiap melepaskan satu anak panah lagi, menurunkan panahnya, lalu memandang kakaknya "sepertinya sekarang semua orang sudah tau" ucap pangeran lalu kembali mengangkat panahnya

"Kemana senyum Anda yang kemarin? Anda tampak murung hari ini"

"Karena itulah saya mengajak kakak memanah untuk mengalihkan fikiranku" ucap pangeran tanpa berbalik menghadap kakaknya

"Memangnya apa yang Anda fikirkan?" tanya Cheonhyo sambil mulai mengangkat panahnya, siap melepaskan anak panah pertamanya

"Sesuatu yang tak seharusnya aku fikirkan. Kau tahu, aku tak punya waktu memikirkan hal lain, aku harus mempersiapkan diriku"

Cheonhyo melirik adiknya "anda benar. Tapi ingat anda juga memiliki hak atas hidup anda sendiri. Jangan terlalu memaksakan diri. Aku akan selalu membantu anda"

"Terimakasih, kak" ucapnya sambil kembali melepas anak panah yang melesat sangat cepat dan tapat mengenai tengah lingkaran merah yang berdiri cukup jauh dari tempat mereka

"Kau akan menjadi raja dan menikah dengan putri Yun Hana" ucapan ibunya mengiang di telinganya, membuat pangeran Seondeok tak bisa menahan rasa sakit di hatinya, ia menarik anak panah dengan sangat kuat, dan anak panah itu melesat sangat keras sampai melukai  jarinya sendiri. Tampa mempedulikannya, ia kembali mengambil anak panah dan menariknya sangat kuat lagi

"Yang Mulia? Anda kenapa?" hanya Cheonhyo bingung dan yerkejut melihat adiknya yang tiba tiba berubah, seakan akan ia sedang marah. Tapi pangeran Seondeok menghiraukan ucapan kakaknya dan kembali melepaskan anak panah, dan lagi lagi anak panah itu melukai jari pangeran karena ditarik terlalu keras dan tak pada keadaan seimbang.

Pangeran Cheonhyo merebut panah yang ada di tangan adiknya yang hendak mengambil anak panah lagi

"Yang mulia!" seru pangeran Cheonhyo " anda kenapa?" tanyanya dengan wajah heran

Pangeran Seondeok menarik nafas panjang, berusaha mengendalikan dirinya lagi. Cheonhyo kaget melihat jari adiknya yang sudah berdarah darah.

"Tabib!!"  panggil pangeran Cheonhyo. Shin hye bergegas mendekat kearah kakak beradik itu dengan langkah tercepat uang dimilikinya

" ya ampun " Shin hye mendesis melihat luka di jari pangeran Seondeok yang terluka. Lalu dengan cepat ia membuka kotak obatnya. Ia membersihkan dan mengolesi salep lalu membalutnya dengan perban. Kecemasan sangat tergambar jelas diwajahnya yang fokus mengamati jari pangeran, sedangkan pangeran Seondeok diam diam memandang Shin Hye dan tanpa sadar senyum tipis muncul di bibirnya

Sementara itu, pangeran Cheonhyo berusaha mengendalikan dirinya melihat kedekatan adiknya dengan Shin Hye. Ia tak  tahu apa. Tapi hatinya begitu sakit.
.
.
.
.
Bukit bukit kecil yang berwarna hijau terlihat dimana mana, juga beberapa pohon yang dibiarkan tumbuh di lapangan istana membuat lapangan itu begitu indah dipandang

"Shin Hye" panggil Cheonhyo. Shin hye yang sedang duduk di bawa pohon, dengan cepat berdiri dan merapikan hanboknya

"Ya, Yang Mulia?" sambil menundukemberi hormat

Shin-Hye Min 신 이완 분Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang