part.12 jendral kepercayaan

5.7K 388 3
                                    

Part ini saya publis ulang karena ada kesalahan dalam penerbitannya. Sya juga tdk tau knp part ini bisa terpotong di akun pembaca, jadi maaf atas ketidaknyamanannya. Part ini saya juga sudah revisi ulang agar kalian tidak bosan membacanya.

Selamat membaca...
.
.
.
.
"Saya merepotkan Tuan lagi. Terimakasih sepatunya" kata Shin -Hye pelan

"Kau ini punya hobi berterimakasih ya? Kau sudah mengucapkannya berkali kali"
Shin-Hye hanya tertegun menanggapinya

"Yaampun..." keluh pangeran. Ia melohat dua orang prajurit istana yang sedang patroli yang sedang berjalan tak jauh didepan mereka

"Kenapa, Tuan?"

"Kita main petak umpet dulu" kata pangeran. Tangannya dengan cept menggenggam tangan Shin-Hye dan menariknya. Shin-Hye yang tidak tahu menahu apa alasannya hanya pasrah mengikuti langkah pangeran yang cepat.

Seorang pangeran tidak boleh berkeliaran seorang diri di tengah tengah masyarakat, apalagi tanpa pengawalan, dan terlebih legi bersama seorang wanita yang bukan selirnya. Jika prajurit itu melihat pangeran bersama seorang wanita maka habislah sudah, pangeran akn berhadapan dengan ayahnya, bukan hanya pangeran yang dalam bahaya, tapi juga wanita yang bersamanya, dia sudah pasti akan dihukum berat karena sudah lancang dan akan dipecat dari pekerjaannya dan yang paling buruknya akan diasingkatjauh ke pulau yang terpencil.

Karena itulah saat pangeran menyadari kedua prajurit itu, ia segeran menarik Shin-Hye dan berlari ke tempat yang tidak dapat dilihat oleh prajurit itu.

"Tuan sebenarnya kita bersembunyi dari siapa?" Tanya Shin-hye sambil tersengal sengal, ia sangat lelah, kecepatannya tak seimbang dengan kecepatan pangeran sehingga membuatnya terpaksa berlari lebih cepat dari yang ia bisa senhingga membuatnya kini merasa termat lelah

"Itu.. kita .. eeh.." pengeran berusaha mencari jawaban yang tepat. Sulit baginya untuk menjelaskannya, karena gadis yang sedang bersamanya ini tidak boleh tahu kalau dia seorang pangeran, seorang pangeran yang tak pandai berbohong

"Kita..." sambung Shin-Hye ia sangat penasaran menunggu lanjutan kalimat pangeran sambil memeringkan kepalanya

"Kita bersembunyi dari teman-teman ku. Saya bisa dalam masalah kalau sampai mereka melihatku berjalan bersama seorang perempuan. Mereka akanewancaraiku nanti... kau tahu, saya tidak suka diwancara. Yaah begitulah" ucap pangeran. Keringat dinginnya mulai menetes, ia berharap kalau Shin-Hye percaya dengan omongannya

"Oooh.. Tuan ini terlalu berlebihan. Saya terkadang heran dengan cara berpikir pria"

"I-iya, kurasa saya memang berlebihan" ucap pangeran "syukurlah dia percaya" kata pengeran dalam hati sambil memandangi Shin-Hye "dia terlalu polos" sambungnya.

-
Langit tiba tiba menjadi gelap, perlahan tetes tetes hujan mulai berjatuhan membasahi apa saja yang dilaluinya

"Hujan?" Gumam pangeran, ia kemudian memandangi Shin-Hye yang terlihat mulai panik. Ia kemudian merentangkan tangan kanannya keatas kepala Shin-Hye, baji-nya yang lebar cukup untuk melindungi Shin-Hye dari hujan.

"Eh'.." pekik Shin-Hye. Ia terkejut tiba tiba dipeluk oleh pangeran. Jantungnya tiba-tiba berdegup cukup kencang. Ia hanya diam sambil memegangi dadanya yang bedegup kencang. "T-tuan.." ucapnya pelan

"Tenanglah. Ayo kita cari tempat berteduh" kata pangeran sambil menunduk menatap wajah yang ada dalam rengkupannya.

Perlahan hujan makin deras dan suaranya menggema dimana mana.

Pangeran juga merasakan hal yang sama, jantungnya berdegup kencang, ia tak tahu sebabnya, ini pertama kalinya ia sedekat ini dengan seorang perempuan. Ia adalah pangeran yang tidak pernah memikirkan perempuan, karena itulah hingga saat ini ia belum juga memiliki selir meskipun ia sudah sering kali ditanya kapan ia akan menikah.

Shin-Hye Min 신 이완 분Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang