SEMBILAN BELAS - Reza

12.5K 1.3K 348
                                    

"Za," panggil Naya genap untuk yang ke enam kalinya karena sang pemilik nama tak kunjung memberi respon apapun selain lengosan dan selebihnya, ia berpura-pura tidak dengar bahwa perempuan yang duduk di jok belakang motor memanggilnya. "Rezaaaa,"

"...."

"Sayang," ulang Naya memanjakan suaranya sendiri dibarengi dagunya yang merebah di pundak kiri Reza.

"Apaan sih lu," kata Reza –seolah tidak peduli bahwa faktanya Naya sedaritadi berusaha mengajaknya berkomunikasi.

Perempuan yang duduk di jok belakang justru tersenyum geli. Alih-alih ia mengerucutkan bibir karena kesal, Naya justru melingkari pinggang Reza dengan kedua tangan seolah tidak mengizinkan anak lelaki itu bergeser barang sedikit.

"Jadi, ini pacar gue ceritanya lagi ngambek apa gimana?" goda Naya sambil memiringkan wajahnya sehingga pipi anak perempuan itu bersentuhan dengan bahu Reza yang ditutupi jaket warna hitam.

"Siapa yang ngambek," elak Reza dingin.

"Kenapa siiiih?" goda Naya semakin ingin tertawa.

Reza lalu menghela napas, "Genit."

"Siapa?"

"Kamu."

"Genit kenapaaaa?" Naya tertawa kecil, lalu ia merebahkan dagunya di bahu Reza lagi. "Gara-gara sama kakak PPL nya tadi?"

"Bodo amat."

Naya berdecak tapi bibirnya masih tersenyum, "Astaghfirullaaaah, jangan bikin gemes, ya."

"Nay,"

"Apa?"

"Gue nggak suka Nigel."

"Nigel?" Naya berusaha mengingat, yang mana lelaki pemilik nama itu sampai ia teringat jabatan tangan di depan kelas sepuluh D tadi siang. "PPL Matematika tadi, ya?"

Yang ditanya tak menjawab sama sekali.

"Kenapa?" sambung Naya setelah merasa Reza tidak akan memberi respon apapun sampai besok jika ia terus menunggu.

"Ga suka aja, geli gue." Reza memelankan laju motornya saat motor yang mereka tumpangi melewati sebuah pertigaan. "Lo jangan deket-deket sama yang namanya Nigel."

"Kenapa sih nggak suka sama Kak Nigel?"

"Ya pokoknya nggak suka," balas Reza. "Soalnya dia kayak mau nikung gue."

"Apa banget," Naya tertawa keras sampai ia tidak sadar bahwa pengguna jalan yang lain saat ini sedang menatapnya dengan pandangan bingung dan duapuluh lima persen rasa ingin tahu di kepala.

"Kalo Nigel suka sama lo gimana, Nay?"

"Ya gimana?" Naya balik bertanya. Seolah menantang Reza untuk menjawab.

"Ya jangan lah," kata lelaki itu seraya menekan kopling dan mulai berjalan lagi.

"Za," panggil Naya pelan.

"Apa?"

"Kok cowo lucu sih kalo lagi cemburu?"

Reza menoleh sekilas ke belakang sampai ia bisa melihat kekasihnya sedang tersenyum simpul. "Siapa yang cemburu?"

"Elo."

"Dih," Reza mengernyitkan alis matanya. "Enggak."

"Lagian kenapa sih cemburu sama Nigel?"

"Lo jangan deket-deket Nigel pokoknya," suruh Reza agak lebih condong ke arah melarang. "Gue nggak suka."

"Iyaaaa."

StardustDove le storie prendono vita. Scoprilo ora