DUA PULUH DELAPAN - Naya

4.7K 699 109
                                    

Aku menyarankan kalian puter mulmed pas scene RezaNaya aja. Tapi ya kalo mau dengerin sepanjang baca juga gapapa. Suka suka. WKWK

Jangan lupa vote dan komennya yaaa
HOPE U LIKE IT! Happy reading xoxo

***

Nigel dan motor besarnya baru saja meluncur meninggalkan halaman rumah Naya. Ini masih pukul 3 sore dan Reza belum juga membalas pesan yang ia kirim tadi. Pikiran Naya berlarian kesana-kemari. Sesekali ia berpikir kenapa Reza harus mengabaikan chatnya saat ia bersama Saras, sesekali ia berpikir mengapa Reza harus berbohong dengan mengatakan bahwa dirinya masih di sekolah, dan sesekali Naya berpikir, apakah sebenarnya urusan Reza dengan Saras dan sejauh apa hubungan mereka berdua?

"Kamu jalan kok sambil bengong?" teguran Bunda Ria membuat Naya yang entah bagaimana bisa berjalan hingga nyaris menuju dapur sontak tertegun. Tetapi tidak lama, hanya beberapa detik. "Kamu kenapa, Nay? Kayak orang habis dihipnotis."

Naya membalikkan arah. Sebetulnya ia ingin sekali bertanya kenapa dirinya bisa berjalan ke arah dapur sedangkan tujuan awalnya adalah kamar.

"Ditanya diem aja," celetuk Bunda ringan. "Kamu besok jangan bolos lagi loh. Awas.

Naya menghela napas. "Iya."

"Lemes banget," Bunda Ria menghampiri putrinya itu setelah menutup kembali toples kaca berisi gula pasir. Ditangan kanan sudah ada secangkir teh buatannya. "Kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa."

"Bohong."

"Beneran."

"Reza?" tebak Bunda Ria tepat pada intinya. Naya terdiam. Sampai kemudian ibunya menghela napas berat. "Kamu pacaran sama dia?"

Jantung Naya rasanya jatuh ke perut saat pertanyaan itu akhirnya dilontarkan. Reza memang bukan pacar pertama Naya. Sebelum dengan Reza, Naya pernah berpacaran dengan seorang laki-laki. Itu pun saat ia masih kelas 10 SMA. Saat itu pacarnya adalah seorang kakak kelas. Tapi rasanya lain, bersama pacarnya yang terdahulu, Naya merasa biasa saja. Tidak seperti saat sekarang dia bersama Reza.

Kalau ada yang bilang pacar pertama bukan berarti cinta pertamamu, maka Naya akan setuju.

"Nay,"

"Apa sih, Bun.." Entah bagaimana, pertanyaan Bunda Ria barusan membuat Naya merasa salah tingkah. Ia malu dan tidak tahu harus memulai darimana jika harus bercerita pada ibunya itu perihal hubungannya dengan Reza. Maka yang selama ini Naya dan Reza lakukan adalah merahasiakan hubungan mereka sampai Naya siap bercerita.

"Bunda tau kok." Bunda Ria mengaduk cangir tehnya, lalu berjalan pelan ke arah sofa sementara Naya akhirnya memilih melanjutkan langkah hingga ia berhenti tepat di pantry dapur. Pura-pura sibuk membuat sirup dingin. "Bener kamu lagi sedih gara-gara Reza?"

Naya menyerah. Siap tidak siap, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu kabar gembira pada Bunda bahwa Naya kali ini menjalin hubungan dengan anak laki-laki yang juga sayang disayangi Bundanya itu. "Iya."

"Kenapa?"

"Tadi nggak sengaja liat Reza di mall." Naya menelan ludah. "Sama temen-temennya. Padahal dia bilang sama aku masih di sekolah. Kesel aja dibohongin," curhat Naya berusaha biasa saja. Naya membuat cerita seolah-olah ia melihat Reza bersama teman-temannya. Walaupun kenyataannya Reza hanya berdua dengan Saras.

"Kamu belom jawab pertanyaan Bunda yang tadi," kata Bunda lembut. "Kamu sama Reza pacaran?"

Naya mengulum bibirnya sendiri beberapa detik sebelum akhirnya memutuskan menjawab. "Iya, Bunda."

StardustΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα