DELAPAN - Naya

11.6K 1.4K 123
                                    

"Reza," panggil Naya sambil berusaha mendudukkan diri di atas tempat tidur. Tetapi yang dipanggil tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kehidupan. "Bangun heh!"

Tangan Naya menyentuh bahu cowok berbaju hitam itu sampai tubuh Reza bergeser tanpa membuka mata sama sekali.

"Mau sarapan apa?" tanya Naya sambil menjumput rambutnya dan membuat ikatan sederhana membentuk bulatan kecil. "REZA!"

"Hm,"

Naya hanya menggelengkan kepala, lalu perempuan itu bergerak menuju pintu yang sejak semalam tidak ia kunci. Tujuannya pagi ini adalah dapur. Perempuan itu berjalan gontai sambil sesekali mengusap matanya yang masih mengantuk.

Tapi pandangannya berubah semangat saat melihat dua gelas susu putih di atas pantry lengkap dengan roti panggang berselai coklat.  Ditambah secarik kertas yang sudah pasti dari Bunda Ria.

Bunda ada urusan mendadak ke rumah Tante Wiwit, sayang. Tante Wiwit sakit. Jadi Bunda kayaknya nginep. Ini Bunda buatkan sarapan untuk kamu dan Reza. Happy weekend ya:)

Bunda Ria

Naya tersenyum simpul begitu selesai membaca catatan kecil yang ditinggalkan Bunda Ria untuknya. Kemudian, setelah meletakkan secarik kertas itu ke atas baki, Naya langsung menyambar gelas susu miliknya dan memulai sarapannya lebih awal.

"REZAAAAA," panggil Naya setelah ia meletakkan gelas susu yang isinya masih tiga perempat itu ke atas pantry, lalu tangannya berpindah mengambil roti isi selai coklat buatan Bunda.

"Iya, bentaaaar ngumpulin nyawa,"

"Nyawa dikumpulin!" Setelah selesai bicara, Naya mulai mengigit rotinya di sembarang sisi. Perempuan itu mulai mengunyah sambil merogoh saku celana kainnya dan mengambil benda persegi warna putih dari sana.

Septian Prayogi: Good morning, Naya;)

Setelah melihat apa yang dikirim Septian sekitar duapuluh menit yang lalu, senyuman Naya reflek mengembang dan anak perempuan itu langsung membalas pesan singkat dari Septian.

Naya Audiva: Pagi juga, Sep:)

Septian Prayogi: Hari ini sibuk nggak?

Naya Audiva: Belum tau sih

Naya Audiva: Kenapa?

Septian Prayogi: Aku mau ngajak kamu jalan

Septian Prayogi: How?

Naya Audiva: Liat nanti deh

Naya Audiva: Ntar dikabarin lagi hehe

"Masih pagi udah cengar-cengir aja lo, Maemunah!" Suara Reza bersamaan dengan sentuhan sembarangan pada layar ponsel Naya membuat senyuman di wajah perempuan itu sontak memudar.

"GANGGU!"

"Halah," Reza mengambil posisi duduk di sebelah kanan Naya dan meraih sepotong roti selai yang sudah menjadi jatahnya. "Palingan Septian," imbuhnya sebelum memasukkan roti itu ke dalam mulut.

"Gue–"

"Bunda kemana?"

"Ke rumah Tante Wiwit," jawab Naya sambil kembali mengigit roti isinya. Melihat mata Naya melirik secarik memo yang ditinggalkan Bunda Ria, tanagn Reza langsung meraih kertas itu dan membaca isinya sendiri.

"Sampe jam berapa?"

"Katanya mau nginep." Naya menoleh sekilas ke arah Reza sebelum meraih gelas susunya kembali dan mulai minum.

StardustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang