Nerd To Cool - END

Part 3

Author pov

Tiba tiba saat jimin dan minri keluar kelas mereka bertemu dengan yeoja yang bertanya saat minri pengenalan diri di kelas tadi (part 1).

"Anak baru kau jalan dengan siapa hahaha" ejeknya

"Kau buta? Aku jalan dengan seseorang" ketus minri

"Hahaha kau jalan dengan seorang nerd?" ejeknya dengan tertawa dengan semakin keras.

"Nerd?" tanyamu sambil melihat kearah jimin

Jimin yang merasa ditengok oleh minri langsung menunduk.

"Apakah ia akan meninggalkan aku?"ucap jimin dalam hatinya.

"Ne kau tidak tau bahwa dia seorang nerd. Apa kau tidak melihat cara dia berpenampilan" jelas yeoja itu.

"Ahh begitu ya... Aku lebih baik berjalan bersamanya daripada berjalan denganmu lihatlah kau sangat Norak ku tegaskan sekali lagi KAU SANGAT NORAK lihatlah dandananmu hyewon-ssi lebih baik kau mengaca jika ingin menjelekkan seseorang, dandananmu itu seperti kue yang diberikan tepung berlebihan, ara?" jelas minri

Ucapan minri yang sangat mengejutkan hyewon sekaligus jimin. Pernyataan minri membuat sehati siswa berkumpul untuk melihat perseturuan kedua yeoja tersebut.

Hyewon sangat geram lalu mengatakan

"Jangan karena kau anak baru disini jadi kau bisa seenaknya denganku jeon minri"

"Aku biasa saja, tapi kau yang memulainya duluan" ucap minri dengan senyumnya

"Aku akan menghancurkanmu jeon minri!" teriak hyewon di depan minri

"Ahh..Gomawo aku akan menghancurkanmu lebih dulu, kau tau aku akan menggunakan semua uangku untuk menghancurkanmu"

"Kau menggunakan kekayaan orang tuamu? Anak tidak tau diri"

"Apa kau tidak mengenalku? Ayahku Jeon woohyun. Pemilik perusahaan terbesar di korea Selatan"

"Mwo?" hyewon sangat terkejut

"Aku bisa menghancurkanmu, jika kau mengganggu aku dan jimin secara terus menerus aku juga akan menghancurkan keluargamu" ketus minri

Hyewon diam seribu bahasa. Dia sangat terkejut. Pasalnya ayahnya adalah salah satu karyawan di cabang perusahaan milik ayah minri.

Kring kring

Author pov end

Minri pov

Hah! Menyebalkan seharusnya aku makan siang. Jika saja yeoja sialan itu tidak mengajakku bertengkar aku sudah mengisi perutku.

Tiba tiba seseorang menyadarkan lamunanku.

"Minri" panggil jimin

"Hm"