Chapter 15

1.2K 122 7
                                    

Author

Raffi mendesah, menatap gundukan tanah dihadapannya. Mengusap pelan nisan Papa nya, lalu tersenyum. "Pa, maafin Raffi kalau selama ini ada salah."

Sambil menghela nafas pelan, Raffi berjalan menuju tempat mobil nya terparkir di sekitaran TPU lalu mengendarai mobil tersebut menuju gedung apartemennya. Selama diperjalanan, Pikiran Raffi tidak lepas dari Melody. Ia sangat merindukan Melody. tentu saja, selama ini, Mereka belum pernah marahan sampai selama ini. Sudah sebulan lebih, Mereka tidak pernah saling menengur. Hati Raffi juga semakin sakit saat melihat Melody yang terlihat seperti baik-baik saja tanpanya.

"Gue harus bisa lupain lo," Gumam Raffi. "Cara untuk menyembuhkan luka di hati adalah, jatuh cinta kembali pada orang yang berbeda."

Dering ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk, ternyata dari Nada.

DenadaR : R u okay?

Raffi tersenyum tipis. semenjak Papa nya meninggal, Nada selalu menanyakan kabarnya. Apalagi Mama Raffi tidak datang ke pemakaman Mantan suaminya dan meninggalkan Raffi terpuruk sendirian. Bahkan, Melody pun tidak ada disampingnya. Padahal, yang Raffi benar-benar butuhkan adalah pelukan Melody.

Raffi Alatas : yeah.

Dan akhirnta Raffi menemukan jalan dari semua pertanyaannya dari beberapa hari yang lalu. Yaitu, Siapa yang akan menjadi pengganti Melody di hatinya?

Jawabanya sangat simple, yaitu Nada. Raffi tau, Nada menyimpan perasaan kepadanya namun, Raffi tidak begitu peduli karena tidak ingin menyakiti perasaan gadis itu. Tapi sekarang, Raffi harus memperjuangkan Nada untuk melupakan Melody.

Tanpa menunggu lama, Raffi menelfon Nada berniat untuk melakukan pendekatan. Panggilan mereka tersambung, seketika Raffi gugup. Selama ini, Ia tak pernah menelfon seorang cewek untuk melakukan PDKT. Bahkan, pacaran pun belum pernah. Karena dari dulu hingga sekarang Hatinya masih terisi penuh oleh Melody.

"Hallo Raf?"

Suara Nada menyentak Raffi yang sedari tadi sedang melamun.

"Eh, enggak. Lagi ngapain Nad?"

Diujung sana Nada mengernyit bingung saat Raffi menanyakan apa yang ia lakukan. "Lagi baca novel aja, Kenapa emangnya?"

"Enggak sih, besok jalan mau nggak? Bosen gue di apartemen mulu."

Memang, sudah seminggu sekolah mereka libur semester. Dulu, mungkin Raffi menyambut libur semester dengan semangat -Karena Ia dan Melody masih berteman baik- tetapi tidak untuk kali ini dan sepertinya libur-libur yang akan mendatang.

"Mau kemana emang?" Suara Nada terdengar lembut, berbeda dengan Melody yang terdengar cempreng tapi Raffi menyukainya. "Emang lo nggak berangkat gitu? Ke nyokap lo, misalnya."

"Dineer gimana?" Tanya Raffi tiba-tiba.

Hening, mereka sama-sama terdiam seakan menikmati keheningan yang terjadi diantata mereka. Raffi berpura-pura berdehem untuk menyadarkan Nada yang seketika terdiam diujung sana.

"Eh, Sorry-sorry."

"Nope, Jadi gimana? Mau dinner sama gue nggak?"

"Engg," Raffi dapat mendengar nada keraguan dari suara Nada, "Oke deh."

Keputusan Nada membuat Raffi tersenyum singkat, "yasudah, see you tomorrow. Gue jemput ya, jam lima sore sudah harus siap."

"Oke, see you."

Panggilan terputus, Rafdi tersenyum tipis. Semoga saja besok semua berjalan lancar. Rencana Raffi besok adalah, menembak Nada menjadi pacarnya.

--

Stay ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang