Chapter 5

1K 108 5
                                    

A/n : Bulan puasa harus bnyk buat kebaikan. Seperti Vote dan komen Cerita iniBtw, makasih buat 100view nya wkwk

Melody

Aku berdiam diri dibalkon kamarku yang menghadap balkon kamar Raffi. Kamarnya terlihat sepi, Gorden coklat tersingkap kesamping menunjukan Isi kamarnya. Aku berpikir, kira-kira kemana Raffi? Apa dia jadi pergi kepasar malam bersama Nada?

Aku terlonjak kaget saat seseorang memeluk ku dari belakang, Wajahnya tenggelam disela-sela Rambut ku.

"Kenapa sih?" Ucapnya tiba-tiba. Aku yang masih mengatur degup jantungna seketika mengernyit bigung. "Kenapa lo kayak jaga jarak gitu sama gue, Salah gue apaan?"

"Lepas dulu dodol. Gue nggak bisa bernafas," Ucapku sambil berusaha melepas pelukannya, Dan akhirnya berhasil.

Aku membalikkan tubuh ku menghadap kearah Raffi sambil menatap wajahnya yang memelas.

"Nggak sopan banget masuk ke kamar cewek seperti itu."

Raffi mengernyit, "Gue heran deh. Lo kenapa sih, Gue ada salah? Tell me if im wrong."

Aku melipat tanganku didepan dada sambil bersandar dipembatas balkon yang terbuat dari besi. "Lo beneran nggak tau?"

Ku lihat Raffi mengangguk lalu memasang wajah bingung.

"Coba inget dulu terakhir kali gue nggak pulang sekolah bareng lo."

Aku kembali menatapnya intens, Raffi seperti mencoba mengingat sesuatu, dan Aku tersenyum saat mulutnya terbuka lebar. Aku tau dia sudah ingat.

"Oh my god, Maaf... Gue lupaaaa." Ucapnya dengan nada memelas, "Sorry banget ody.. sesudah nganter si Nada, gue lansung ke apartemen soalnya Cape banget Putar jauh lagi kalau ke rumah, Dan gue lupa ngabarin lo.."

Kedua alis ku terangkat, Ya, seperti ini Raffi. Saat tidak ada yang memintanya penjelasan, Ia malah menjelaskan Awalnya saja yang lupa, Dasar!

"Oh," Aku kembali menatap kedepan, Lebih tepatnya menatap kosong.

"Ody, Maafin afi ya?" Nada suaranya terdengar lucu. Aku senang saat dia seperti ini, Tapi disisi lain aku terlalu jengkel dengan sikapnya.

"Lo tau gue nunggu lo sampai jam berapa?" Raffi menggeleng, Aku menatapnya datar. "Jam sepuluh malam. Dan lo nggak ada kabar sama sekali."

tanpa aba-aba Raffi lansung memelukku sambil bergumam kata, 'Maaf'.

"Afi janji nggak bakal kayak gitu lagi sama Ody.." Raffi masih memeluk ku, Aku tersenyum tipis menikmati kenyamanan dari pelukan Raffi. "Ody may maafin Afi kan?"

"Iya."

Raffi semakin memeluk kencang, mau tak mah Aku membalas pelukannya saling memberi kenyamanan.

--

"Semalam, Raffi sms gue. Katanya nggak jadi pergi, Habis lo sakit. Iya?"

Aku menoleh kesamping, Nada ternyata sedang menatapku. Memang benar Raffi bilang begitu? Perasaan semalam kami menghabiskan waktuu untuk bermain gitar dibalkon kamar ku dan berakhir menonton serial India bersama Mama ku diruang keluarga.

"Iya.." ucapku seadanya

"Kok lo udah sekolah? Kalau sakit mah, Istirahat atuh neng.." Aku hanya tersenyum lalu mulai fokus ke arah guru yang sedang mengajar didepan.

Bell istirahat telah berbunyi, ku lihat Raffi masuk kedalam kelaski dengab keadaan yang kacau. Baju nya yang biasa Rapi kini menjadi kusut dan berantakan, Sudut bibirnya keluar darah, dan dibagian pelipisnya membiru.

Stay ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang