Chapter 13 [One Happinnes]

4.3K 395 30
                                    

Ruang kosong hening tanpa suara serta apapun ada di dalamnya serasa sama dengan hati dan pikiran Im Na Young. Pikiran berkecamuk setelah Jung Kook pergi meninggalkannya tadi pagi. Seperti biasa, dia bersikap dingin. Bahkan setelah mereka bercinta untuk kedua kali, pertama kali setelah menikah.

Sungguh sangat menyakitkan. Kini netra sebening mata air itu kembali menumpuk di pelupuk mata. Leher terasa tercekik, hati serta jantung lagi dan lagi tertusuk benda setajam belati. Menghunus tajam dan semakin menancap ke dalam. Hingga akar.

Rambut panjang yang ia ikat kuda meninggalkan anak rambut yang beterbangan tertiup angin jalan. Matanya kembali perih menitihkan air ke pipi. Membasahi kembali pipi yang sudah ia oles bedak tipis.

Namun tak lama tangannya bergerak cepat menghapus jejak air mata yang jatuh setelah menangkap sosok pemuda tinggi tampan tengah berjalan ke arahnya. Senyum manis ia paksakan terulas indah menyapa pemuda dengan tahi lalat transparan di ujung hidung.

"Sudah lama?" Kim Tae Hyung membuka suara. "Seharusnya kau beristirahat dulu, kenapa sudah memikirkan skripsi?" Lanjut Tae Hyung menggandeng tangan Na Young untuk mengikuti langkah kaki panjangnya. Menuju dimana motor sprot hijau ia parkir.

"Aku sudah membaik." Na Young hanya mampu menunduk menjawab cecar tanya Tae Hyung. Hati sedikit lebih tenang setelah ada sosok Tae Hyung berdiri di sampingnya. Entah mengapa ia merasa jauh lebih tenang saat ini.

"Yakin kau baik-baik saja?" Tae Hyung meyakinkan setelah dirinya sudah duduk bertengger di atas motor sport hijau miliknya. Menyodorkan helm penumpang untuk dikenakan oleh Na Young. Tae Hyung tersenyum manis melihat ekspresi Na Young yang terkesan seperti takut akan sesuatu.

"Aku tahu apa yang sedang mengganggumu," Na Young mendongak. Menatap Tae Hyung bingung. "Naiklah dan ceritakan padaku. Semuanya." Menekan kata terakhir dengan sangat jelas. Na Young terpaku. Tidak berani menatap netra elang yang masih mengulitinya.

***

Naomi Park berjalan ke arah meja kerja wanita dengan jubah putih yang sudah terdapat Jeon Jung Kook duduk berseberangan. "Bagaimana?" Tanya Jung Kook menoleh tepat saat Naomi menjejakkan diri di sampingnya.

Naomi mengangguk kecil melayangkan senyum manis kepada wanita berjubah putih yang sedang melakukan hal sama sepertinya. Jung Kook menggenggam erat tangan Naomi. Seolah mengatakan bahwa 'semua akan baik-baik saja' Jung Kook membuang pandang. Menatap wanita di hadapan dengan serius. "Jadi bagaimana?"

Dokter bernama Lee Yu Rim itu mengangguk sambil tersenyum tipis mengeluarkan selembar kertas berisikan resep obat untuk Naomi minum. "Itu vitamin untuk menguatkan kandungan. Jangan khawatir, dia hanya sedikit kelelahan." Jung Kook bisa bernapas lega setelahnya.

Pemeriksaan selesai, Jung Kook mengemudikan mobil Hyundai miliknya dengan kecepatan konstan menuju kantor setelah mengantar Naomi kembali ke apartment. Pikirannya menuju ke tempat lain, ia memikirkan bagaimana nasib Na Young ke depannya. Ia benar-benar merasa muak dan tidak jantan setelah berfikir keras. Hati yang awalnya terbuat dari batu itu luluh lantak setelah melihat keadaan sebenarnya seorang wanita yang telah ia nikahi. Nyeri dan perih. Itu lah keadan hati setelah pikiran melayang pada sosok lembut istri; Im Na Young.

Ponsel yang tergeletak pada lubang dasboard mobil ia sambar. Mencari kontak seseorang yang kiranya bisa menyegarkan isi otak. Menempelkan benda elektronik itu pada telinga kiri, meski hanya salah satu tangan yang memegang laju kemudi, mobil yang ia kendarai tetap kostan. "Kau bisa datang ke kantorku? Aku sedang kacau sekarang." Jung Kook memutar setir, mata tajam itu mengikuti arah kemana mobil ia arahkan.

Justice - Jeon Jung Kook [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang