Chapter 2 [Mine]

6K 574 13
                                    

Sebuah ponsel berwarna hitam tergeletak di atas meja bergetar menunjukkan ada panggilan. Kontak Im Na Young tercetak jelas sebagai pemanggil. Dengusan terdengar saat melihat pemintas pada layar ponsel. Menaruh pensil dan meletakkan penggaris untuk menerima panggilan dari sang istri.

"Ya? Ada apa?" Jawab Jeon Jung Kook tak suka sebelum mendengar suara dari seberang.

Ini aku No Eul, temannya. Dia pingsan. Entahlah apa yang terjadi tapi dia pingsan sekarang. Suara seorang wanita yang mengaku bernama No Eul itu terdengar panik. Jung Kook terlonjak. Sejujurnya ia tak peduli dengan Na Young. Tapi naluri untuk terkejut ada pada saat itu juga. Mungkin naluri sebagai seorang Ayah.

Tanpa basa-basi Jung Kook melesat menuju tempat yang ia yakin adalah kampus di mana sang istri menempuh pendidikan. Meninggalkan segala kesibukan meski rapat untuk menunjukkan desain gedung seminggu lagi. Dan gambar yang ia design belum sama sekali tergambar pada kertas putih berukuran besar itu.

***

Setelah memarkirkan mobil, Jung Kook segera berlari menuju koridor. Gegas menanyakan perihal Im Na Young. Beberapa mahasiswa di sana tidak tahu. Tapi ada yang tahu dan memberi tahu Jung Kook bahwa Na Young dibawa ke unit ruang kesehatan kampus. Sekaligus bertanya di mana letak unit kesehatan kampus. Jung Kook lantas berlari menuju sang istri dibawa.

Saat tiba di ruang kesehatan, Jung Kook mendapati dua orang gadis bersama dengan Na Young. Dan seorang pria yang tengah menggenggam erat tangan mungil sang istri. Ia langsung masuk dan menggeser tempat pria tadi berdiri. Mengangkat tubuh ringkih Na Young. Membopong wanita tak sadarkan diri itu. Sementara teriakan kedua teman Na Young yang khawatir akan keadaan Na Young diabaikan begitu saja oleh Jung Kook.

Jung Kook sama sekali tidak mengindahkan bahkan hanya untuk mengatakan, "aku akan membawanya ke rumah sakit." Jung Kook kalut. Hati dan pikiran tak sejalan. Dalam perjalanan menuju mobil, seluruh mahasiswa melihat dengan tatapan aneh sambil berbisik-bisik. Tapi Jung Kook enggan peduli, justru berperang dengan hatinya sendiri.

Jung Kook tak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu pada Na Young dan janin yang dikandung Na Young. Lantas memutuskan membawa Na Youbg ke rumah sang ibu. Jung Kook hanya ingin Na Young dibantu pelayan di rumah ibunya selagi ia bekerja. Sungguhnya apa yang dilakukan Jung Kook diluar kendali. Bahkan Jung Kook sendiri tidak mengerti mengapa ia harus melakukan hal semacam itu.

Pikiran dan hati Jung Kook berlawanan. Namun tubuh ringkih Na Young yang sudah terbaring di atas ranjang kamar di rumah ibunya mulai bergerak ringan tanda bahwa wanita itu telah sadar. "Engh... aku di-mana?" Gumaman suara serak Na Young setelah pingsan kurang lebih satu jam.

"Diam di sana, aku akan panggilkan Dokter untuk memeriksamu." Jung Kook menginterupsi kemudian berlalu meninggalkan Na Young dengan segudang tanya.

"Kenapa aku bisa ada di sini? Seingatku, Tae...." Na Young terdiam. Tak melanjutkan gumaman saat seseorang masuk.

"Bagaimana keadaanmu? Ya Tuhan. Untuk sementara tinggallah di sini dulu, Na Young-ah." Ibu mertua Na Young duduk di kursi dekat ranjang. Menepuk pelang kepala Na Young. Memberikan perhatian lewat tatapan mata teduh seorang ibu.

"Iya, Bu. Lagipula aku akan mengikuti ke mana suamiku pergi, 'kan?" Senyum kecut Na Young terlukis tanpa disadari sang ibu mertua. Rasa canggung di antara mereka bergelayut hingga Dokter pribadi keluarga Jeon menampakkan batang hidung dan memeriksa kondisi Na Young.

Seorang pria muda berkarisma menggunakan jas kebesaran dokter tersenyum manis. Memeriksa kondisi Na Young lalu mengambil kesimpulan yang hanya Na Young dan Jung Kook boleh tahu. Belum saatnya ibu Jung Kook tahu mengenai kehamilan menantunya ini. "Tidak masalah, hanya kelelahan dan juga darahnya menurun." Dokter Kim menulis resep obat untuk Na Young setelah mengambil rekam medis.

Justice - Jeon Jung Kook [COMPLETE]Where stories live. Discover now