CHAPTER XIV : Unspoken Word Part 1

2.4K 490 128
                                    

Rujukan cerita: Prosedur penyelidikan kecelakaan pesawat terbang | Psikopat documentary | Dissociative Identity Disorder |Pengantar kriminologi

Peringatan: AU. Mature content.Riddle

This story pure from my imagination and just for my own pleasure.

______________________

Dark Side

Park Jimin X Min Yoongi

Slight! Park Yoochun X Xia Junsu

Other cast

_______________________

Tubuh pria dengan surai ash brown itu bergetar, maniknya masih menutup rapat dengan bibir yang mengigau tak jelas. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri, sepertinya ia bermimpi buruk.

Suara dengan nada yang bergetar itu, membuat tidur nyenyak pria di sampingnya membuka maniknya terpaksa.

"Eomma—" Suara serak prianya membuat ia khawatir. Park Jimin, tubuhnya terasa panas dan berkeringat. Yoongi dengan terburu menyibakkan selimutnya dan keluar dari kamar, pun ia kembali membawa termometer dan beberapa alat kompresan.

"Oh ya tuhan, kau sakit Jimin!" Termometer menunjukan suhu tubuh Jimin yang cukup tinggi.

"Appa—"

"Jimin—bangunlah." Yoongi mengusap surai Jimin dan menepuk pipinya, prianya terus menerus menggerakan kepalanya ke kanan dan kiri membuat ia semakin khawatir.

"Akh—jangan pergi eomma." Yoongi terus menepuk pipinya dengan tangan yang bergetar dan terus memanggil namanya.

Perlahan kedua manik Jimin terbuka, pelipisnya telah penuh dengan keringat. "Jimin?"

Prianya terdiam hanya menatap langit-langit kamar, Jimin bermimpi buruk. "Kau demam, itulah yang membuatmu bermimpi buruk Jimin,"

Jimin menatapnya dengan nafas tersengal, dalam hitungan detik ia memeluk Yoongi dengan erat. "Ji—"

"Aku tidak apa-apa."

"Kau sedang demam Jimin, kau kelelahan." Ucap Yoongi dengan nada khawatir.

Jimin terdiam, tubuhnya memang terasa sakit bahkan bagian kepalanya berdenyut nyeri. Mungkin karena ia kurang tidur dan terlalu banyak yang di pikirkan, Yoongi menatap manik pria di sampingnya.

"Istirahatlah, kau tidak pernah tidur semenjak dari Italia. Makannya tubuhmu terasa panas."

Jimin kembali merebahkan tubuhnya, pun sebuah handuk hangat telah tersimpan pada keningnya. Kedua tangannya menggenggam dengan erat jari-jari Yoongi, maniknya sayu efek dari demamnya.

"Jangan pergi Yoongi—" Ucapnya parau.

"Aku tidak akan pergi, kau tidurlah."

Yoongi ikut merebahkan tubuhnya di samping Jimin, untuk pertama kalinya ia melihat prianya selemah ini. Satu tepukan halus terasa pada tangannya, Yoongi menepuk tangan Jimin dengan pelan; membuat tidur kekasihnya menjadi lebih nyaman.

...

Yoongi terbangun dari tidurnya sekitar pukul 4 pagi, ia melihat ke arah Jimin yang masih dengan nyaman tertidur di sana. Suhu tubuhnya sudah menurun saat ia periksa, pun segera ia mengecup kening prianya dan tak lupa untuk menarik selimutnya.

Kini ia terduduk pada sofa berwarna hitam pada ruangan kerja milik Jimin, pada meja di hadapannya terdapat beberapa berkas berisi rincian laporan kecelakaan pesawat kedua orang tua Jimin. Yoongi menghembuskan nafasya pelan, kedua netranya melihat layar komputer.

Dark sideOnde histórias criam vida. Descubra agora