Part Ten : Open the Dor

Start from the beginning
                                    

"Obiet. Ternyata kamu dan Saufyka saling mengenal?"
"Tentu Om Naga, misi kami sama. Menghancurkan Alvin."
"Hm lalu kenapa Om ingin menghancurkan Alvin juga?"
"Kaka saya adalah teman Davian yang sama-sama berprofesi sebagai pilot. Saat itu adalah jadwal penerbangan Davian, tapi ia tak bisa terbang karena sakit. Jadi Kaka saya yang menggantikannya. Namun naas, pesawat mengalami kecelakaan. Dan yang harusnya mati yaitu Davian, bukan Kaka saya"

***

Obiet terus berlari sekencang mungkin. Entah tujuan akhirnya akan kemana. Pikirannya sedang kalut. Mungkin saat ini sel sel dalam otaknya sedang berusaha mencari beberapa memory yang sempat hilang . Pandangannya mulai buram, otaknya tak dapat berpikir jernih.
"Kamu adalah aku dan aku adalah kamu" samar-samar terbayang, teringat, dan terngiang suatu hal. Tapi, apa itu??? Aish . Alhasil ia jatuh pingsan.

***
Lilitan infus itu menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Wajah manis yang kalem itu sudah terpejam selama 7 jam. Sedangkan bunda masih setia disamping sang buah hati untuk menunggunya terbangun. Tapi nyatanya si buah hati belum siap membuka mata. Ia malah asik bermain teka-teki dialam lain.

"Open the dor!" Sosok berbalut hitam itu menunjuk sebuah pintu agar Obiet membukanya dan masuk.
"No" Tolak Obiet
"NOW!"
"Di pintu itu ada sesuatu yang telah kamu lupakan."
"Baiklah."

Obiet memasuki pintu berwarna putih itu. Sebuah cahaya menyambut wajah Obiet dengan sinar yang begitu terang. Obiet terpaku diambang pintu. Ia melihat dua anak kecil sedang bermain bola bersama. "Aku adalah kamu dan kamu adalah aku," Ujar kedua anak laki-laki itu bersamaan sambil menautkan kelingkingnya.

"Obiet adalah Mario. Dan Mario adalah Obiet. Benar kan, Mar? Haha." Keduanya tertawa begitu lepas.

"Haha ya benar. Oh ya Biet, kalo kamu seneng aku juga jadi seneng tau. Kamu yang sehat ya. Aku gak mau kamu sakit-sakitan terus. Kalo kamu sakit, aku rasanya sakit banget deh."

"Ah Mar, kamu suka lebay. Lagian aku cuma sakit biasa"
"Biet...."
"Ya Mar?"
"Disamping aku terus ya, janji?"
"Ya meski maut memisahkan kita tetep bersama kok hehe"

"Mar." Obiet mulai mengingat. Bibirnya gemetar, perlahan sungai kecil mengalir dari pelipisnya. Ya sekarang ia ingat. Mario adalah saudara kembarnya.

"Kamu jahat Biet, kamu katanya gak akan ninggalin aku. Tapi kamu kenapa ninggalin aku?" Rekaman masa lalu kembali hadir di ingatannya.

Dulu sebuah keluarga kecil hidup bahagia di kota kembang ini. Satu ibu, satu ayah, dan dua anak kembar (Obiet dan Mario). Si kembar tak serupa itu selalu menghabiskan waktunya bersama-sama. Namun ternyata suatu hal mengharuskan keduanya untuk berpisah. Di usianya yang ke 12 Obiet sering pingsan dan sakit-sakitan. Setelah diperiksa ternyata ada kelainan dalam otak Obiet yakni kelemahan dalam mengingat atau bahkan ia bisa lupa dengan suatu yang telah terjadi. Akhirnya kedua orangtua Obiet sepakat untuk mengirimnya ke rumah nenek di luar kota dengan harapan Obiet bisa sembuh dengan cara pengobatan tradisional. Berbagai pengobatan telah dilakukan tapi hasilnya nihil. Nenek dan Obiet sibuk berobat, sedangkan bunda dan ayah disibukkan oleh bisnisnya yang sangat berkembang pada saat itu sehingga mereka jarang mengunjungi Obiet. Berbeda halnya dengan Mario, masa SMP membuatnya berubah total. Ia menjadi anak yang nakal dan senang membully temannya yang lemah. Mungkin itu adalah wujud protesnya atas perpisahannya dengan Obiet.

"Silahkan buka pintu yang ke dua!"

Tanpa banyak bertanya Obiet segera membuka pintu itu untuk memecahkan teka-teki aneh ini.

"Mario, ayo pulang! Bunda dan ayah kangen sama kamu"
"Tidak, kita sudah berbeda"
"Kita janji kan untuk selalu bersama. Kamu lupa Mario?"
"Aku tidak lupa. Bukankah separuh jiwa aku ada di tubuh kamu kan? Berarti kita tetep sama-sama"
"Mar." Obiet terisak
"Oh ya. Bilangin sama bunda dan ayah kalau aku kangen banget. Bilangin juga kalau aku udah mati dan jangan cari aku lagi karena hasilnya pasti nihil," jelas Mario."Sekarang tugas kamu adalah mencari jasad aku" Mario memegang pundak Obiet lalu tersenyum.
"Tapi dimana?"
"Hatiku ada bersama hati kamu. Perlahan ia yang akan menuntunmu untuk nemuin jasad aku"
"Mar, Mar, MAAAAAAARRRRRRRR!" Obiet menjatuhkan tubuhnya . Semakin jauh Mario meninggalkannya .

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blade Of Brother (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now