22. Pelabuhan

4.9K 299 8
                                    

Kejadian sore tadi dengan cepat berusaha di hilangkan oleh Sarah, perempuan itu sudah mengganti seragam SMA nya dan sekarang sedang asik mendengarkan lagu The Cure dari Lady Gaga melalui headphone nya.

Tidak ada yang Sarah beri tahu, apalagi Papa nya. Bisa di bilang bila Farhan mengetahui kejadian seperti itu menimpa anak nya, ia akan mencari pria tersebut sampai ke ujung dunia dan membuat nya berakhir minimal koma di rumah sakit.

"And if you say you're okay, I'm gonna heal you anyway..."

"SARAH!!!"

"APAAAA?"

"TURUN, MAKAN!" Sarah mengangguk walaupun ia tahu Naura tidak akan melihat nya, perempuan itu melepas headphone nya lalu turun dari kasur dengan malas.

Sarah pikir ini akan jadi makan malam seperti biasa, hanya ia dan orangtua nya. Tapi dugaan Sarah tidak berlangsung lama karena setelah nya ia mendengar suara laki-laki yang sangat familiar.

"Lah, Ardian?" Telunjuk kanan Sarah menggantung, menunjuk wajah Ardian dari jarak tidak terlalu dekat.

Laki-laki yang di panggil hanya mengangguk sambil tersenyum, kemudian kembali mengobrol dengan Farhan yang ada di samping nya. "Ngapain kesini Ar?"

"Numpang BAB tadi," sela Farhan. "Orang nanya serius juga!"

"Ya mau ajak kamu jalan lah, emang Ardian boleh jalan sama Mama?"

"Engga----ya boleh lah! Terserah dia itu mah." Farhan dan Naura sama-sama tertawa keras, juga Ardian yang tertawa begitu senang. Sedangkan yang di tertawakan hanya menunduk malu, beberapa kali menyentil mulut nya yang sangat ceroboh.

-----

Ardian tersenyum beberapa kali saat mata nya menangkap gadis di samping nya yang sedang bernyanyi tidak karuan. Bila di lain suasana Ardian sangat membenci jalanan macet khas ibu kota, laki-laki itu kini malah menyukai nya.

"Maafin ya Ar, lagu nya ini-ini terus." Sarah nyengir polos saat lagu yang kembali berputar di tape mobil Ardian adalah The Cure.

Ardian mengangguk tersenyum, kebiasaan Sarah yang tidak bisa hilang. "Gapapa, ini masih mending, dari pada yang dulu ke Bogor lo nyetel lagu No Words nya pulang sama pergi."

"Kita mau kemana si Ar malem-malem gini? Makan? Kan tadi udah di rumah gue?"

"I bet you would love it."

-----

Pelabuhan pukul sepuluh malam.

Sarah menggeliat tidak mau di bangunkan saat Ardian berusaha membangunkan perempuan itu dari tidur nya. Ardian tertawa saat melihat Sarah yang menjerit histeris.

Perempuan itu langsung memilih keluar mobil lalu berdiri di pinggir trotoar yang langsung mengarah ke laut lepas. Semilir angin membawa terbang rambut gadis itu kesana-kemari, menambah kesan cantik pada diri nya. "Love it?"

"YAAAAAA!!" Jawab Sarah antusias, walaupun mereka tidak masuk ke dalam gerbang dermaga nya langsung, tapi pemandangan kapal yang hilir mudik di pelabuhan Merak ini mampu membuat senyum Sarah terpampang di wajah nya.

Apakah Sarah pernah bilang kalau ia sangat menyukai laut? Kalau tidak, maka ini jawaban nya. Sarah suka dengan suara deburan ombak menabrak karang, Sarah suka rambut nya berantakan terbawa angin, Sarah suka melihat kapal-kapal besar yang bila di liat dari jauh bagaikan setitik cahaya di tengah laut lepas.

Sayang nya, Sarah tidak mempunyai kampung yang berada di sebrang pulau, jadi perempuan itu hanya pernah menaiki kapal besar satu kali saat teman orangtua nya menikah di Palembang, itu pula sepuluh tahun yang lalu. Dan tempat tinggal nya yang jauh dari pantai, paling dekat juga pelabuhan ini--2 jam.

Sarah suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan Laut. Bahkan kalau ada perkampungan di dalam laut seperti Spongebob, ia akan memilih tinggal di dalam laut.

Tidak ada yang bicara, Sarah seperti nya sangat menikmati angin disini, mata perempuan itu juga ikut terpejam. Ardian kemudian melepas jaket warna army nya lalu menaruh jaket tersebut di pundak Sarah agar perempuan itu saja yang memakai nya, mengingat Sarah mengenakan kaus tangan panjang yang bahan nya tipis. Ardian yakin itu sangat dingin walaupun ia tahu perempuan di samping nya ini juga suka udara dingin.

Sarah menurut, tidak ingin berdebat dan berakhir dengan Ardian yang secara paksa memakaikan jaket tersebut. Huh, film sekali, pikir nya. "Coba tadi lo bilang mau ke pelabuhan, pasti gue bawa jaket."

"Kan sengaja biar surprise," jawab Ardian sambil menaikan kacamata hitam nya yang tadi sempat turun sedikit dari pangkal hidung nya.

Kacamata tersebut adalah salah satu hal yang di sukai Sarah dari diri Ardian. Apalagi kacamata minus 2,4 di kiri dan 1,5 di kanan itu hadiah dari nya dua tahun yang lalu karena sebelum nya mematahkan kacamata Ardian yang lama.

Aduh, manis banget lagi. Batin Sarah berkata setelah bertatapan beberapa detik dengan Ardian. Kaus hitam lengan panjang nya begitu cocok di tubuh laki-laki itu, juga angin yang membawa rambut nya menjadi berantakan, messy hair gitu.

"Sar," Sarah lantas menoleh lalu mengambil sejumput rambut nya dan menyelipkan di belakang telinga, agar tidak menghalangi pandangan nya dari Ardian.

"Suka nya gue sama lo itu sama aja kayak lo suka sama laut," ujar Ardian, kedua tangan nya sudah mengambil tubuh Sarah masuk ke dalam dekapan nya. "Sama kayak lo yang kepingin banget tinggal di dalem laut walaupun itu mustahil, gue juga pingin hidup bareng sama lo. Tolong jangan buat keinginan gue yang satu itu jadi mustahil juga, Sar."

"Arr---"

"Kita udah sahabatan dari lama Sar. Lo tau gue, gue tau lo. Yang awal nya gue masih punya keluarga utuh, sampai sekarang gue ga punya siapa-siapa lagi. Lo tau? Kemungkinan Mama bangun itu kecil, bahkan bisa di bilang mustahil. Papa gatau kemana, belum pulang sejak seminggu yang lalu. Please Sar, maafin gue, gue salah--salah banget. Tapi akhir dari hidup gue ya cuma lo, ga peduli berapa jauh gue pergi, berapa lama gue pergi, akhirnya gue akan kembali lagi kepada lo Sar."

"Fix me with your love, G."

Sarah dapat mendengar suara degup jantung nya sendiri. Tanpa sadar, mata nya mulai memanas menyadari kalau Ardian memanggil nya dengan sebutan 'G' yang merupakan nama tengah nya yaitu Galena. Sarah tidak tahu betapa banyak nya waktu lama yang sangat ia rindukan bersama laki-laki ini. Sarah juga lupa menyadari kalau Ardian hanya seorang manusia biasa yang bisa berbuat salah, bagaimana pun juga, Ardian punya andil besar dalam kehidupan Sarah. Tidak mungkin ia hanya diam menyaksikan sahabat nya yang sedang rapuh ini.

Tapi Sarah ragu, ia ragu kalau ia tidak akan mencintai laki-laki ini lagi. Tapi hati nya juga berkata seperti ini "kejadian itu cuma masa lalu, gausah di pikirin. Yang penting sekarang dia udah ga kayak gitu lagi."

Perdebatan lama terjadi di dalam diri Sarah sebelum akhirnya perempuan itu buka suara. "I'll fix you with my love."

****

Aku ship mereka berdua btw😂

EvanescetWhere stories live. Discover now