5.

20.4K 1.5K 60
                                    

#5

                “KELLY AWAS!!!” sebuah bola basket melayang tepat di atas Kelly ketika dia baru saja ingin kembali mengahampiri Anna setelah mengabsen pada guru olahraga mereka. Anna berteriak mengisyaratkan Kelly agar menjauh dari posisinya sekarang, namun terlambat, Kelly yang tidak mengerti apa yang dimaksud Anna hanya menengok kebelakang tanpa menyadari kalau bola basket itu sudah melayang mendekatinya. Entah apa yang dipikirkannya, bukannya menghindar, Kelly hanya memandangi bola basket yang hampir menghantamnya itu sambil berteriak. Alhasil bola basket itu menghantam keras kepalanya dan membuatnya pingsan.

                Semua murid mulai mengerubuni tubuh Kelly yang terkulai di lapangan Charters School, tidak ketinggalan Anna, dia orang pertama yang mengampiri Kelly setelah pelaku yang melayangkan bola basket tepat pada kepala Kelly itu, dan dia adalah Max.

                Max berjongkok disamping Anna—dihadapan tubuh Kelly— “Aku sungguh minta maaf, Anna..” terdengar benar-benar menyesal kalimat yang diucapkannya pada Anna.

                Anna menoleh kesampingnya dimana Max berada dan menatapnya sengit. “Minta maaflah pada Kelly bukan padaku!” ketusnya, lalu kembali pada Kelly. Dia mencoba untuk mengangkat tubuh Kelly yang pingsan itu, tapi sayang tenaganya tak cukup untuk mengangkat Kelly, sementara murid-murid disekitarnya juga tidak ada yang berinisiatif untuk membantu Anna yang kesusahan mencoba mengangkat teman sekamarnya.

                “Biar kubantu,” tawar Max yang langsung saja membopong tubuh Kelly tanpa persetujuan Anna. Dia membawanya ke ruang kepala sekolah yang mana ruangan itu juga adalah ruang perawatan jika ada murid yang sakit atau semacamnya. Jelas saja Alana Charters  dulunya adalah seorang perawat yang sekarangnya menjadi kepala sekolah juga istri dari pemilik Charters School.

-o0o-

                “Biar aku yang mengurusnya,” ucap Mrs. Charters sambil memerintah halus Anna dan Max untuk keluar dari ruang perawatannya yang terletak tepat di dalam ruangannya sendiri—ruang kepala sekolah. Anna dan Max menurut lalu keluar dari ruangan dan duduk di sofa khusus tamu.

                “Maaf untuk Kelly..” ucap Max pelan sambil mencoba untuk duduk di sebelah Anna.

                Anna hanya diam, sedetik kemudian dia menghembuskan napasnya pelan. “Lupakan, katakan ketika dia siuman.” Jawabnya tanpa menoleh pada Max, dan hanya menatap lantai.

 Anna mendongakkan kepalanya menatap dinding dihadapannya, meja kayu penuh ukiran yang dihiasi foto-foto berbingkai antik diletak datarnya dan foto yang diyakininya adalah foto keluarga yang terpampang jelas tertempel di dinding ruangan menarik matanya. Dia berdiri dan melangkah menghampiri  meja tersebut.

Foto keluarga yang tertempel di dinding menunjukkan wajah John Charters dan Alana Charters yang sekarang menjadi pasangan suami-istri. Mata Anna tak lepas pada wajah John Charters yang tidak terlihat senang, hanya memasang wajah datar dan sedikit terlihat pucat. Arah matanya turun pada foto berbingkai antik yang berukuran tidak sebesar yang tertempel di dinding. Seorang pria dan dua orang wanita, pria dan salah satu wanitanya terlihat seumuran sementara wanita lainnya terlihat lebih muda—bahkan sangat muda, mungkin seumuran dengan dirinya.

Anna menunjuk dan mengusap pelan foto pada bagian wajah gadis yang mungkin seumuran dengannya itu. Semuanya dia perhatikan, matanya, wajahnya, rambutnya, kulitnya. Anna tersentak ketika menemukan sesuatu yang berada di leher gadis itu, gadis itu memakai kalung perak berbandul persegi yang di sisinya terukir ukiran-ukiran rumit dan di tengahnya terdapat batu permata yang berbentuk sama dan berwana pink lembut, persis seperti yang sekarang menggantung di lehernya.

I'm Laura [Charters School]Where stories live. Discover now