3.

24.2K 1.5K 33
                                    

#3

                Anna beringsut untuk ke toilet terlebih dahulu sebelum ke ruang makan. Ada sesuatu yang membuatnya penasaran tentang ‘pintu putih aneh’ tadi pagi. Ada yang ganjil pastinya, keanehan yang begitu nyata membuatnya semakin penasaran.

                Anna mengeluarkan kalung perak yang membuatnya terpelaset di gudang tadi dari dalam saku celananya. Memandangnya sejenak, siapa yang sengaja membuang kalung seindah itu di dalam gudang? pikirnya. Anna memandang cermin yang tertempel di dinding di hadapannya. Terlihat bayangannya dengan wajah pucat, kusut, dan.. terlihat sedang tidak baik-baik saja.

                Pikirannya menerawang pada kejadian di gudang itu. Pintu yang jelas-jelas kabarnya terkunci rapat dan tidak boleh dibuka siapapun bisa dia buka hanya dengan memutar gagangnya saja? Darimana mereka bisa menyebut pintu itu terkunci?

                “Kau tahu? Pintu itu dikunci dan tidak seorang pun diperbolehkan untuk membukanya.” Ucapan Kelly terngiang di kepalanya seakan-akan itu adalah lagu yang sedang dia hapalkan. Kelly bilang Mrs. Charters melarang siapa pun membuka pintu itu, tapi kenapa? Apa yang ada di dalam pintu itu?Apa yang disembunyikannya? Pertanyaan demi pertanyaan berputar di otaknya.

                Dan kini matanya tertuju lagi pada kalung perak yang digenggamnya. Anna mengangkat kalung itu tinggi-tinggi sampai bandulnya berhadapan langsung dengan wajahnya. “Siapa pemilikmu?” dia bertanya seolah-olah kalung itu adalah benda hidup walaupun dia tahu kalung itu tidak akan berbicara. Lalu Anna menatap bayangannya yang sedang menggenggam kalung. Anna melepas pengait kalung itu dan mengenakannya di leher. Benar-benar terlihat pantas menggantung di sana.

                “Cantik..” pujinya, entah pada dirinya atau pada kalung yang menggantung di lehernya itu dan tanpa disadari dia tersenyum menatap kalung itu.

                Gesekkan pintu dengan lantai membuat Anna tersentak dan mebalikkan badan menatap pintu yang di depannya sudah bersender—sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada—seorang gadis cantik berambut pirang dengan pakaian santainya yang hanya mengenakan celana jins dan kaus putih kebesaran. “Lagi-lagi kutemukan kau terbengong sendirian menatap sesuatu yang ada di depanmu, tapi bukan pintu melainkan bayanganmu sendiri?” Kelly berjalan menghampiri Anna yang bersender sambil berpegangan pada meja di depan cermin. “Apalagi yang kau lihat?” tanyanya saat sampai di hadapan Anna.

                Anna menggeleng lalu menggedikkan bahunya. “Hanya.. bayanganku.” Anna mengikuti arah pandang Kelly dang tertuju pada dadanya dimana bandul itu menggantung lalu menggenggamnya menunjukkan. “Hanya sesuatu yang kutemukan dari koperku.”

                “Kurasa itu yang kau lihat. Ayo keluar!” ucapnya lalu berjalan mendahului Anna yang masih di depan cermin.

                Anna tidak langsung mengikuti Kelly, melainkan berbalik ke arah cermin dan berkaca sebentar untuk merapikan diri barulah keluar dari toilet tersebut.

-o0o-

                “Jangan habiskan waktumu untuk memperhatikan Max lagi, kurasa Shapira menyadarinya.” Kelly memperingati Anna—yang sedang memperhatikan Max—sambil menyenggol pelan lengan Anna. “Habiskan waktumu untuk menghabiskan makanmu.”

                Anna menoleh dan tertawa pelan. “Aku tahu itu,”

                Kelly memutar bola matanya lalu menatap Anna dengan alis yang terangkat sebelah disertai seringai jahil di wajahnya. “Ya.. tapi kau terus melakukannya.” Ucapnya meledek lalu tertawa.

I'm Laura [Charters School]Where stories live. Discover now