Focus Exam

1.2K 107 9
                                    

Lambaian angin menyapa pipi lembut milik gadis itu. Pandangan matanya fokus pada buku yang ada dihadapannya. Keheningan melanda dirinya dan sekitarnya saat ini. Ketiga temannya sudah tidur nyenyak, ia malah duduk dibangku balkon kamar asrama. Tempat favoritnya disana jika ingin bersantai.

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah setengah tahun ia di Korea bersama Lastya. Tak lupa ia selalu memiliki keinginan tak melewatkan tahajjud. Barusan, beberapa menit yang lalu, ia, Lastya dan Hye Bi melaksanakannya. Namun matanya tak dapat tidur, ia memutuskan untuk membahas pelajaran yang akan diujiankan besok.

Bahasa Inggris, bagi sebagian orang ini mudah. Tapi, belajar itu juga harus dilakukan walaupun sudah mengetahui ataupun hapal mati istilahnya. Bagi nya, mempelajari suatu hal berulang akan membuat pemahaman itu semakin kuat.

Ia juga merasa jika bahasa inggris nya masih kurang, masih harus diperbaiki. Ia juga banyak belajar dari Lastya yang notabene nya cewek blasteran Inggris-Indo. Selama sepuluh tahun dia sudah tinggal di London. Kemudian di umur Lastya sebelas tahun, mereka memutuskan untuk pindah ke Indonesia.

Ia kemudian beranjak, diletakkannya buku itu ke rak buku paketnya kemudian ia mengambil Al-Qur'an dan kembali ke tempatnya semula.
***

Keheningan kembali terasa di ruangan kelas. Para siswa dengan serius mengisi soal ujian. Suasana kelas sangat berbeda dengan sekolahnya di Indonesia. Bahkan, membuat forum diskusi tak bisa dibentuk dikarenakan guru pengawas yang mengawasi kelas ujian dengan ketat.

Indri hampir selesai mengerjakan soalnya dan itu merupakan soal yang sulit baginya. Ia berusaha melirik Lastya yang berada di samping kanannya. Namun ia urungkan mengingat mata pengawas yang begitu tajam.

Ia mendesah napas kasar. Pada akhirnya, ia malah bersolawat sambil mengelus soal dan diakhiri dengan doa.

"Bismillah." Gumam Indri pelan kemudian memilih jawaban dengan meyakinkan diri.

Beberapa menit kemudian ia selesai menjawab bersamaan dengan terdengar bunyi bel tanda selesai ujian.

"Alhamdulillah." Gumamnya pelan(lagi).

Ia beranjak dari duduk, berjalan keluar kelas bersama ketiga temannya.

"Gimana ujiannya?" Tanya Pak Kim, tadi Indri dan Hye Bi langsung pergi yang sebelumnya sudah mengatakan kepada Ina dan Lastya.

Indri sudah mengajak Ina dan Lastya, tapi mereka menolak dengan halus. Jadi, Indri dan Hye Bi tak bisa memaksa.

"Alhamdulillah, soalnya mudah, Ayah." Ucap Hye Bi membuat Indri tersedak. Mereka sekarang berada di rumah Pak Kim.

"Lo gak apa-apa, Ri? Ini minum dulu." Hye Bi memberikan air putih pada Indri.

"Alhamdulillah." Ucap Indri pelan.

"Lo kenapa?"

"Gak, gue gak apa-apa?"

"Gimana ujian kamu, Indri?" Tanya Pak Kim pada Indri.

"Alhamdulillah, bisa terselesaikan." Ucap Indri sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.

"Besok Mama kamu ke sini dengan Cahyo." Lagi-lagi ucapan Pak Kim membuat Indri tersedak.

Indri langsung meminum air putih yang berada di dekatnya.

"Itu air putih gue." Ucap Hye Bi sedikit terkejut.

"Duh, sorry. Gue gak tau." Ucap Indri.

Pak Kim hanya bisa geleng kepala melihat tingkah Indri.

"Jadi, Ayah sama Mama udah baikan?" Tanya Indri sambil membersihkan mulutnya.

Hye Bi yang tidak mengetahui urusan ayah dengan anak itu hanya memilih diam. Menjadi pendengar saja saat ini sudah cukup.

"Ayah sama Mama emang baikan dari dulu, kok. Gak ada yang benci-bencian."

"Jadi Ayah bilang aku benci sama Ayah? Gitu?"

"Loh, Ayah gak bilang gitu sama kamu. Hubungan Ayah sama Mama itu dari dulu emang baik-baik aja. Mama itu pengertian banget sama Ayah."

"Oke, Indri tau kalau ayah masih sayang sama Mama. Kelihatan banget, wajah Ayah itu ceria banget."

"Kamu tau aja." Ucap Pak Kim tersipu malu.

"Indri sama Hye Bi cuci piring nya, Ayah."

"Iya, kamu ajarin Hye Bi cuci piring. Seumur-umur dia gak pernah cuci piring."

"Ayah buka aib Hye Bi aja. Hye Bi kan pernah diajarin sama Mama Hye Bi."

"Iya, kamu menang deh. Ayah kedepan ya."

Indri hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia dan Hye Bi mengangkat piring kotor dan mencucinya. Disana memang ada asisten rumah tangga yang memang dipekerjakan oleh Pak Kim.
***

Assalamu'alaikum guys, update lama. Semoga suka bagian ini. Love love.
Wassalam.

Kim Indri [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang