Guru Les(2)

2K 206 3
                                    

Ini sudah hari ke enam Yoon Gi tak datang ke ruang bahasa untuk les. Ina dan Lastya masih asyik dengan ponsel mereka masing-masing. Sedangkan Indri masih tetap pada posisinya, terdiam sambil menatap pintu masuk ruang bahasa yang sedari tadi sepi. Padahal tadi dikelas, Indri melihat Yoon Gi belajar dan menganggap Indri seperti hantu.

"Nggak dijawab Ri. Gue udah telpon berkali-kali nggak diangkat, sms nggak dibalas." jelas Ina.

"Maksudnya Yoon Gi apa sih? Kalo gini, gimana caranya gue ngajarin dia? Lama-lama gue bisa ngundurin diri. Gue nggak mau lagi jadi guru les nya dia. Gue udah nggak kuat ngadepin ini semua." ucap Indri dengan emosi yang memuncak.

"Istighfar Ri. Astaghfirullah, ayo Ri." ucap Lastya.

"Astaghfirullah." gumam Indri.

"Ri, gue tau ini nggak mudah. Tapi ini kan masih seminggu. Coba deh lo bilang sama dia, ingatin dia kalo dia itu les sama lo di ruang bahasa. Siapa tau dia lupa, ya kan?" ucap Lastya

"Tapi La, gue gak bisa ngomong sama dia. Bawaannya itu emosian mulu." kata Indri yang masih beristighfar dalam hati

"Gue tau Ri, Yoon Gi oppa itu memang kadang gitu sama orang baru. Atau hal yang memang tak ingin dilakukannya. Tapi gue yakin, lo pasti bisa membuat Yoon Gi oppa mau les. Lo harus yakin, lo pasti bisa." ucap Ina yang membuat semangat tersendiri buat Indri selain yang dikatakan Lastya tadi.

"Ya, semoga aja. Gue bakalan coba."

Karena batang hidung Yoon Gi yang tak tampak dan waktu sudah menunjukkan pukul enam. Maka, ketiga gadis itu memutuskan untuk keluar dari ruang bahasa. Saat mereka melewati lapangan outdoor yang memang jika ke asrama atau sebaliknya melewati lapangan itu. Ada seseorang yang masih bermain basket.

"Kenapa berhenti?" tanya Indri pada Ina.

"Itu bukannya Yoon Gi oppa?"

Tunjuk Ina ke arah pemuda itu. Indri dan Lastya langsung mengikuti arah pandang Ina. Dan benar saja, pemuda itu adalah Yoon Gi. Indri menutup mata dan menghela napas pelan.

Ya Allah, semoga engkau memberikan kesabaran pada ku.

"Sudahlah, ayo kita balik ke asrama. Sudah mau gelap, biarkan saja dia disana." ucap Indri yang membuat kedua temannya mengangguk setuju.

Lelah. Ya, memang. Itu yang Indri rasakan saat ini. Dan itu semua bertambah saat melihat pemuda itu tak datang untuk les. Ia lebih memilih bermain bola yang hanya beberapa centimeter saja dibandingkan mengikuti les yang disarankan oleh ayahnya.
***

"Harap kondusif, ada pengumuman yang penting. Ini menyangkut kenapa miss Hana tak hadir hari ini. Miss ada kepentingan yang tak bisa ditinggalkannya, jadi kita disuruh mengerjakan latihan di halaman 23." jelas Jungkook yang mengakhiri dengan senyum manisnya.

Indri memberi selembar kertas kehadapan Yoon Gi.

Gue harap lo nggak lupa sama les privat yang ayah lo katakan. Gue hanya ngingatin. Terserah sama lo. Dan satu lagi, gue nggak tau apa ayah lo udah ngasih tau ini sama lo atau belum.

Indri melihat kertas itu sudah berada dihadapannya.

Gue nggak peduli.

Setelah membaca kalimat itu, Indri beranjak dari duduknya sambil membawa beberapa kertas putih yang berada dalam amplop bening.

"Lo mau kemana?"

Yang pastinya Indri sudah tau suara siapa yang menanyakan itu. Walaupun sangat jarang terdengar atau hanya mendapatkan sikap yang tak enak dari orang itu.

Indri hanya menatap pemuda itu, menunggu apa yang akan dikatakan pemuda itu selanjutnya.

"Lo punya telinga atau enggak?"

"Lo nggak lihat apa yang lo lakuin?" tanya Indri sambil menunjuk ke arah tangannya.

Pemuda itu langsung melepas genggamanya. "Lo mau kemana?" tanya nya lagi.

"Kenapa? Takut ketahuan. Emangnya lo peduli apa?"

Indri langsung keluar dari pintu belakang kelas. Ia tak bisa membaca pikiran pemuda itu. Mengucapkan namanya saja sudah malas, apalagi bertemu setiap hari membuatnya semakin muak.
***

Ternyata didalam ruangan itu tak hanya bapak itu sendiri. Ia sedang berbincang bersama seorang tamu yang duduk membelakangi Indri.

"Apa kau ingin mengasih laporan Indri? Kebetulan sekali."

"Ini pak laporannya, selama seminggu ini, Yoon Gi tak pernah menghadiri les nya. Terakhir saya lihat kemarin di lapangan outdoor ia bermain basket sendirian." jelas Indri.

"Ok. Oh iya, perkenalkan ini tuan Kim Zulkifli Hasan. Apa kau mengenalinya?"

Berhenti. Terasa waktu berhenti sekejap saja ketika nama itu tersebut. Apalagi saat pandangan mereka yang bertabrakan membuat Indri tak bisa melakukan apa-apa. Badannya terasa kaku, tersenyum pun sangat susah.

"Indri, kamu tidak apa-apa?" tanya bapak itu yang khawatir dengan Indri.

"Ti,tidak pak. Saya permisi ke kelas, pak." ucap Indri, kemudian keluar secepatnya dari ruangan itu.

Pria yang diperkenalkan itu hanya bisa melihat Indri dengan tatapan sendu penuh rindu. Apa iya? Indri masih ingat atau tidak? Dan jawabannya, Indri masih ingat dengan semua lekuk wajah pria yang disebutnya ayah itu.

"Astaghfirullah." ucap Indri.

Hampir saja ia menabrak Yoon Gi.

"Lo kenapa?"

"Ngapain lo disini? Mau nguping? Oh, gue tau, lo takut ketahuan ya? Ngaku deh."

"Lo pasti tau kalau gue itu anaknya pemilik sekolah ini. Terserah gue mau ngapain, minggir." ucap Yoon Gi tak mau kalah. Ia mendorong Indri ke samping hampir jatuh.

"Gak usah pake acara dorong deh. Selow aja keles." ucap Indri yang kalimat terakhirnya menggunakan bahasa Indonesia, membuat Yoon Gi hanya memutar matanya malas.

Yoon Gi kemudian memasuki ruangan itu. Indri pun berjalan ke kelas melupakan semua yang terjadi sebelumnya di ruangan itu setelah bertemu Yoon Gi.
***
Alhamdulillah guys, update lagi gua nya. Semoga pada suka sama mereka ituhh.

Jan lupa vomentnya yahh 😀😊

Kim Indri [Complete]Where stories live. Discover now