Party

1.4K 148 0
                                    

"Kalian mau kemana?" tanya Indri pada Ina dan Lastya.

Mereka tampak berpakaian rapi. Ina tersenyum ke arah Indri yang masih bingung.

"Kita mau ke rumah Yoon Gi oppa. Mau ketemu sama papa. Lo ikut sama kita?" tanya Ina.

"Em, gue ada janji sama Yoon Gi. Emangnya ada apa di rumahnya? "

"Ada acara gitu, semacam pertemuan."

Yoon Gi : Jangan lupa, gue jemput. Udah otw nih.

"Yoon Gi mau jemput gue, gimana kalau kita bareng?"

"Kita berdua aja, lo pergi nya sama oppa aja. Gue sama Lastya mau mampir bentar di toko roti. Gue naik taksi sama Lastya plus roti. Nggak apa-apakan?"

"Oke deh."

Setelah Ina dan Lastya pergi, sepuluh menit kemudian terdengar suara ketukan dari arah pintu.

Klek. Disana ada Yoon Gi sudah berpakaian rapi. Tak lupa senyum memberi kesan hangat yang dirasakan Indri.

"Pas banget jam tujuh. Baju lo rapi banget, oh, pasti mau ke tempat lo, ada pertemuan gitu dirumah lo ya? Tadi gue nanya sama Ina." ucap Indri setelah mengunci kamar mereka.

Yoon Gi agak kaget sedikit, kenapa dia yang ulang tahun malah Indri dia jemput dan gak tau apa-apa, skenario yang membingungkan.

"Kita mau kemana?" tanya Indri lagi setelah mereka masuk ke mobil Yoon Gi.

"Ke rumah gue, lo udah tau."

"Oh iya." ucap Indri sambil nyengir kuda.

Yoon Gi berusaha mengatur napasnya agar tetap normal. Sesekali ia melirik Indri yang sedari tadi memandang ke arah depan. Walaupun Indri memakai pakaian muslimah, pancaran kecantikannya tak bisa dibohongi. Apalagi Yoon Gi, ia melihat Indri bertambah cantik dan anggun. Dia segera menggeleng kepala, mengenyahkan pikiran yang tak bisa dipungkiri.

"Lo kenapa?" tanya Indri bingung.

"Gak apa-apa, cuma peregangan otot aja."

"Oh, ada-ada aja." ucap Indri sambil tertawa kecil.

Sikap Yoon Gi mulai mencair, walaupun masih ada batasan. Indri tersenyum, ia kemudian memandang ke arah depan.
***

"Tempatnya di taman belakang." ucap Yoon Gi melihat Indri kebingungan setelah melihat beberapa ruangan yang mereka lewati begitu sepi.

Yoon Gi membuka pintu yang menghubungkan ke taman belakang rumahnya.

Blur! Petasan kecil meletus ketika mereka berdua memasuki area taman. Hye Bi berlari ke arah Yoon Gi dan mendorong Indri ke samping, kemudian langsung memeluk Yoon Gi.

Indri hampir saja jatuh jika tidak ada seseorang disana. Yoon Gi dikerumuni. Ayahnya membawa cake. Angka tujuh belas terpajang diatas cake. Yang uniknya, ada label halal Korea disana.

Ina dan Lastya juga ada disana,  ternyata mereka merahasiakan kalau hari ini ulang tahun Yoon Gi. Ia menatap seseorang yang menolongnya tadi. Ia menatap pria itu. Mata itu, ia sudah lama tak melihatnya. Apa iya Indri masih memiliki kerinduan terhadap pria itu. Ia hanya menatap datar pria yang tersenyum ke arahnya dan berdiri disampingnya. Bahkan kali ini menolongnya agar tak jatuh saat Hye Bi mendorongnya ke samping. Ia kembali menatap Yoon Gi.

Wajah pemuda itu terlihat cerah. Tetapi, Indri merasakan dua suasana, termasuk suasana canggung bercampur senang. Yoon Gi memejamkan matanya, tak tau apa yang dimintanya dalam hati. Hye Bi tampak antusias menatap wajah Yoon Gi yang masih memejamkan mata.

"Untuk ayah, terima kasih." Yoon Gi memberikan suapan pertama pada ayahnya.

Beberapa tamu bertepuk tangan, yang di undang Yoon Gi hanya teman-teman dan kerabat dekat.
Melihat Yoon Gi telah selesai memberikan suapan pertama, Hye Bi berharap sekali jika ia yang akan mendapat suapan kedua. Yoon Gi mengganti sendok. Ia menggeser Hye Bi untuk memberi jalan padanya, membuat Hye Bi terkejut.

"Ini untuk Indri, guru les gue yang mengajari gue banyak hal. Thanks buat semuanya. Dan ini halal, lo gak usah khawatir." ucap Yoon Gi, membuat Indri tersenyum dan menerima suapan kedua.

Teman-teman mereka yang tak mengetahui memberikan reaksi yang bermacam-macam. Yoon Gi berjalan ke Ina, kemudian ke Hye Bi. Gadis itu tersenyum senang. Ternyata Yoon Gi masih mengingatnya. Setelah itu acara bebas, Hye Bi malah menempel terus pada Yoon Gi.

Indri mengambil air putih, ia sama sekali tak berminat untuk memakan hidangan yang telah disajikan. Ina dan Lastya bergabung dengan yang lain. Indri memilih untuk sendiri,  duduk di bangku taman yang jauh dari keramaian tamu.

Seseorang duduk disampingnya,  ia memalingkan wajah ke kanan. Menelan ludah setelahnya, kemudian menunduk. Istighfar dalam hati selalu ia lakukan, butiran bening yang mengantung dimatanya, ia tahan kuat-kuat.

Kenapa?

Satu kata itu muncul dipikiran Indri. Menyalahkan takdir tak akan mungkin. Pria itu menatapnya lekat-lekat, alasan membuat mereka terpisah. Waktu menemukan mereka kembali. Penyesalan kini semakin membludak, menusuk secara kasat mata. Dada Indri terasa sesak mengingat hal itu. Ia melihat sendiri, dengan mata kepalanya sendiri. Bekas luka itu masih ada hingga sekarang, mengingat ibu selalu menyembunyikan semuanya dari anak-anaknya. Apa itu cinta? Atau hanya hiasan belaka?

Setangkai lolipop berukuran sedang berada dihadapannya. Ia memandang wajah pria itu. Apakah pria itu masih ingat? Apa Yoon Gi tau dari pria itu? Pria yang ia panggil ayah dulu masih menatapnya dengan senyuman lembut.

"Ini halal, I..ndri." ucap pria itu agak gugup.

Indri masih melihat lolipop itu, tangannya mulai bergerak mengambil lolipop itu. Namun, sebuah tangan dengan cepat merampas kuat lolipop itu.

"Hye Bi?" tanya pria itu melihat tatapan sinis Hye Bi kepada Indri.

"Ayah ngapain disini? Berdua lagi sama Indri." tanya Hye Bi menyelidiki.

"Ayah cuma berbincang saja dengannya. Lalu ayah kasih lolipop padanya." jelas pria itu meyakinkan.

"Benarkah?"

"Iya. Indri, paman pergi dulu, kapan-kapan kita berbincang lagi. Ayo Hye Bi."

Indri hanya menganggukkan kepala dan tetap menunduk. Ia tampak terkejut mengetahui Hye Bi merupakan putri pria itu sekarang, bukan dirinya. Apa yang dia pikirkan? Ini membuatnya pusing.

Ya Allah, ampuni hamba jika selama ini memendam benci pada ayah hamba. Kenapa sesakit ini ya Allah?
***

Assalamu'alaikum gyus, update juga, semoga suka sama part ini. Plis komen, apa yang kalian rasain di part ini. Oke, wasalam.

Kim Indri [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang