Bertemu Kembali

1.4K 144 1
                                    

Hari ini sekolah lebih cepat pulang. Ketiga gadis itu memutuskan untuk tetap di asrama saja. Tidak seperti yang lain, pergi keluar sekolah sekedar jalan-jalan atau aktivitas lainnya.

"Selamat siang, apakah anda bernama Indri?" tanya seorang pria berbadan tegap dengan memakai seragam dinasnya di depan asrama.

"Iya, ada apa, pak?" tanya Indri bingung.

"Pak Direktur menyuruh saya agar mengantar anda ke cafe tak jauh dari sini."

"Cuma saya?"

"Iya."

"Udah Ri, lo pergi aja. Siapa tau penting." ucap Ina.

"Aku pergi dulu ya, kalian duluan aja. Mari pak."

Indri mengikuti pria itu menuju sebuah mobil yang tak jauh dari asrama. Mobil itu sangat nyaman dan mewah. Tak lama, Indri telah sampai di tempat. Sebuah cafe, Indri duduk menunggu sendirian disana.
***

Saat ini badan Indri terasa kaku, bergerak saja susah. Ia masih tak percaya, ia harus bertemu dengan pria itu. Mata mereka bertabrakan, memberikan dua rasa pada hati Indri. Pria itu tersenyum lembut ke arahnya. Senyuman yang selalu ia rindukan sejak delapan tahun yang lalu. Hatinya sedang berperang sekarang, menerima dengan ikhlas atau menolaknya mentah-mentah.

"Ayah minta maaf." ucap pria itu menggunakan bahasa Indonesia.

Menyogok Indri dengan setangkai lolipop yang selalu berukuran sedang. Ia menatap lolipop itu lekat. Tangannya meraih lolipop itu, wajahnya tegang. Rasanya melebihi dari penantian kelulusannya ke sekolah di Seoul. Senyum tipis terpajang pada pria itu setelah melihat Indri menerima lolipop.

Ia masih diam, banyak sekali pertanyaan dan hipotesis yang bermunculan di kepala Indri saat ini.

"Apa yang dilakukan ayah disini? Bukannya itu Indri?" tanya Hye Bi dalam hati.

Ia dan kedua dayangnya baru masuk dan memesan minuman di kasir. Ia pergi ke arah Indri.

"Ayah ngapain disini? Sama Indri lagi." ucap Hye Bi membuat Indri sedikit kaget dan dengan cepat Indri menetralkan dirinya.

"Ah, Hye Bi. Kami tak sengaja bertemu dan kami pun berbincang." jelas pria itu.

Mata Hye Bi sekilas menatap lolipop yang berada ditangan Indri.

"Kalau begitu, saya permisi dulu, pak. Teman-teman saya sudah menunggu diluar."

Indri beranjak dari duduknya, membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan kepada yang lebih tua. Ia tersenyum sejenak ke arah Hye Bi yang membalasnya dengan memutar bola mata.

"Ayah juga mau pergi, ada meeting sama klien di tempat lain. Kamu ngapain di sini?"

"Aku sama teman-teman cuma mampir saja, ayah. Kalau begitu Hye Bi pergi ya, dah."

Hye Bi menyusul kedua temannya. Namun, ia masih memikirkan kedekatan ayahnya dengan Indri. Tatapan mereka tak biasa, ia juga merasakan ada yang aneh diantara mereka berdua.

Indri memandang keluar mobil, ia melihat pria itu keluar dari cafe menuju mobilnya disebelah utara parkiran cafe.

Pak Direktur : Maafkan saya Indri, orang yang saya temui sudah di sekolah. Maaf telah merepotkan. Kamu bisa langsung pulang ke sekolah.

Indri : Baik pak.
***

Hye Bi berada di ruang kerja ayahnya. Kemarin, gunting kesayangannya dipinjam oleh ayahnya. Kata ayahnya tadi, gunting itu berada di atas meja kerjanya. Tetapi Hye Bi belum menemukannya. Ia membuka laci sebelah atas, didalam laci itu gunting miliknya.

Set, Hye Bi melihat sesuatu sebelum ia menutup laci itu. Ia membuka kembali, disana ada dua foto. Ia hanya mengenal ayahnya. Seorang wanita, seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan tersenyum manis disana.

Apa ini? Batin Hye Bi.

Ia melihat foto yang kedua, tiba-tiba udara hilang begitu saja. Hye Bi menahan air matanya. Kenyataan memang menyakitkan  dari apa yang kita pikirkan, itu yang dikatakan Hye Bi dalam pikirannya.

Ia berusaha untuk tetap bersikap seperti biasa. Ia menghampiri ayahnya sedang membaca koran.

"Sudah ketemu gunting kamu?"

"Sudah. Ayah, Hye Bi mau tanya sesuatu. Tapi ayah harus jujur ya."

"Iya."

"Mereka ini siapa sih? Dan kenapa ada foto Indri pada ayah?"

Hye Bi to the point saja, diletakkannya kedua foto itu diatas meja yang memisahkan mereka.

"Kamu dapat dari mana? Ayah bisa jelasin."

"Ayah mau jelasin apa? Ternyata ayah jahat. Aku ini bukan anak ayahkan? Pantas saja ayah sangat baik pada Indri. Dan anak perempuan yang masih kecil ini Indri, kan? Hye Bi cuma anak angkat. Kenapa ayah gak ngasih tau kalau ayah punya putri selain aku? Punya keluarga." ucap Hye Bi, ia menahan air matanya.

Hatinya terasa sakit, sakit sekali.

"Ayah hanya menanti waktu yang tepat untuk membicarakan ini. Tapi, kamu menemukannya. Kamu itu putri ayah Hye Bi, kamu jangan bilang seperti itu. Kamu harus dengar penjelasan ayah."

"Gak, Hye Bi gak mau dengar. Ayah jahat! Aku bukan putri ayah, aku bukan putri ayah. Indri anak kandung ayah, iya. Benar, aku bukan anak ayah."

Hye Bi berlari meninggalkan ayahnya yang panik melihatnya. Ia langsung membawa mobil dan melajukan mobilnya dengan kencang. Pasti om juga sudah tau, pikiran Hye Bi berproses. Ia tau akan kemana, Yoon Gi,  tempat yang paling aman. Terserah jika Yoon Gi mengusirnya, Hye Bi tak peduli. Ia hanya ingin Yoon Gi sekarang, jangan sampai Yoon Gi tau tentang ini. Jangan sampai.
***

Assalamu'alaikum guys, update wew. Gua kagak tau, part ini kerasa gaje banget atau enggak? Yaudah love love, wassalam.

Kim Indri [Complete]Where stories live. Discover now