Simple

1.5K 169 0
                                    

Langit bersinar cerah dipagi hari. Namun tidak sama dengan hati dan pikiran Indri saat ini. Ia tak akan menyangka perubahan Yoon Gi secara drastis. Sikap dinginnya yang Indri rasakan benar-benar membuat jarak bagi mereka. Pernah saat les, Yoon Gi duduk berjarak setengah meter darinya. Indri selalu beristighfar dengan pikirannya yang tak jelas.

"Ri, lo kenapa? Sakit?" tanya Ina.

"Enggak kok. Gue lagi males makan aja." Indri mengaduk nasinya.

"Kalo lo mau sambel, ada kok. Tinggal ambil disana." ucap Lastya.

"Gue kangen masakan nyokap La."

"Nyokap?" tanya Ina bingung.

"Maksud gue, masakan ibu gue."

"Oh."

Pandangan Indri teralih ke sudut kantin. Yoon Gi berada disana, bersama teman-teman cowok lainnya. Hye Bi juga ada disana, berusaha mengalihkan perhatian Yoon Gi yang terfokus ke makanannya. Indri langsung memalingkan wajahnya ketika matanya bertabrakan dengan pandangan Yoon Gi. Ia menutup mata, menghirup napas dalam-dalam dan melepaskan secara perlahan.

Tatapan Yoon Gi masih tak lepas, ia memasang earphone setelahnya. Malas mendengar ocehan Hye Bi yang dianggapnya tak penting.

'Gue masih natap lo dari jauh selama tiga bulan ini. Mungkin kedengarannya gila, bisa-bisanya gue menyukai gadis seperti lo. Lo itu beda dari yang lain sejak pertama kali gue lihat lo. Pancaran mata lo dapat mengurangi beban yang gue rasakan. Rasa kesal lo, rasa suka terhadap sesuatu, atau prinsip lo yang begitu kuat. Gue suka gaya lo, gue rasa ini makin ngawur. Oke, gue ngelakuin ini memang bener-bener ingin berubah. Mungkin lo merasa sikap dingin gue menyebalkan. Gue gak tau lagi, tapi ini cara gue buat berubah.' Batin Yoon Gi.
***

"Sudah selesai, lo udah bisa ngerjain semua. Em, gue mau ngomong sama lo." ucap Indri.

Mereka kini berada di cafe langganan Yoon Gi. Hari ini merupakan hari terakhir Indri mengajar les. 28 Mei 2016.

30 pesan diterima.

Hye Bi : Happy Birthday my prince. Wish you all the best. Love you

Ayah : Happy Birthday my hero. Nanti malam ajak teman-teman ke rumah. Kita ada party. Ayah bangga sama kamu.

...

"Ngomong aja. Gak ada yang larang." ucap Yoon Gi sambil membereskan bukunya.

"Gue mulai dari mana ya? Em, lo kenapa sedingin ini? Gue tau lo mau berubah, tapi gue rasa ada yang janggal ya?"

Yoon Gi tersenyum lembut sejenak, membuat Indri menelan ludah. Tak lupa istighfar yang selalu menjadi tamengnya.

"Gue tau, lo pasti ngerasa asing sama kepribadian gue yang sekarang. Bukan Yoon Gi yang pemalas, pembuat onar, genit, dan juga sering nyari kesempatan sama lo. Gue, udah memikirkan matang-matang. Dan inilah gue sekarang. Oh iya, nanti malam lo ikut gue. Pakai baju yang bagus. Inget, jam tujuh. Balik ke sekolah yuk, udah sore."

Indri hanya terdiam mendengar pernyataan Yoon Gi. Ia begitu kuat untuk berubah, Indri seharusnya mendukung Yoon Gi, bukannya berpikir lain-lain.

Mereka masih hening setelah di dalam mobil. Indri tak mau membuka suara. Ia memalingkan wajahnya keluar jendela mobil. Mengenyahkan segala pikirannya yang terus berproses.

'Semoga lo gak kecewa dengan keputusan gue.' Batin Yoon Gi.

Gemuruh bergetar didadanya, darahnya mengalir begitu cepat membuat adrenalin kasat mata. Ia berusaha untuk tetap fokus memandang ke depan, membawa mobil dengan kecepatan normal.
***

Assalamu'alaikum guys, aku update pendek dulu. Beberapa minggu aku terserang writer's block hiks..hikss...

Semoga kalian suka sama part ini. Gue nggak tau lagi, plis komen buat inspirasi atau ide apapun. Kalo emang cocok, aku bakalan mengembangkan dengan baik. Makasih.

Duh, deg-degan, lagi nunggu pengumuman kelulusan. Semoga lulus ya Allah, doain buat kita semua smk/sma, lulus dengan nilai terbaik, aamiin... *curhatwkwkwkcikakak

Oke, bye.
Wassalam.

Kim Indri [Complete]Where stories live. Discover now