THE JOURNEY - VIERZEHN

2.3K 417 29
                                    

"Ayolah Bri," Ayu merapatkan kedua telapak tangannya, masih berdiri di depan Brian yang sedang duduk memangku gitar bass nya.

"Kok jadi gue sih Yu?" Brian mengerutkan kedua alisnya, "Gak mau ah."

"Please?" Ayu masih memohon.

"Jae aja tuh, dia kan bisa ngerap juga." timpal Brian acuh tak acuh.

"Nyet gue panitia ya," sahut Jae, "Kan lo doang yang ga jadi panitia? Sibuk dikit ngapa sih Bri? Daritadi nganggur juga."

Brian terdiam.

Sandra memang menepati janji nya semester lalu, bahwa jika Brian menjadi salah satu eksekutor penataran, ia akan dibebas tugaskan sama sekali pada event di semester selanjutnya.

Yang dimaksud Sandra adalah event ini; acara peringatan anniversary 50 tahun program studi nya berdiri. Program studi Hotel Management mengadakan acara food bazaar dan aneka kompetisi di bidang perhotelan selama dua hari berturut-turut dan puncaknya adalah hari ini, sebuah pertunjukan seni dari mahasiswa dan mahasiswi prodi Hotel Management.

Rencananya, Ayu akan tampil bersama Mario. Mereka berdua memilih lagu Kau Adalah milik Isyana Sarasvati, Ayu akan bernyanyi, dan Mario akan mengisi part nya Rayi Putra. Namun, tiga puluh menit menuju waktu tampil, Mario belum juga terlihat di area pengisi acara.

Ayu tidak memiliki waktu banyak, ia harus segera membuat plan B, untuk jaga-jaga kalau Mario belum datang juga. Dan—entah beruntung atau tidak, lihat nanti—Brian menjadi satu-satunya pilihan di plan B nya.

Enam Hari baru saja turun panggung ketika Ayu menghampiri ruang kelas yang telah disulap menjadi ruang tunggu para pengisi acara. Satria langsung kembali sibuk dengan anak-anak buahnya di divisi acara, sebagai anggota dari tim medis Krisna dan Dion segera merapat ke tenda medis; seorang penonton mengalami sesak napas beberapa saat yang lalu, dan Jae setelah merapikan gulungan kabel miliknya, ia akan segera bergegas ke gerbang kampus; membantu junior-junior nya menjemput konsumsi untuk makan malam.

"Ayo dong Bri,"

"Gue traktir jajan di DT deh."

"Atau Mekdi?"

"Sushi Tei?"

"Hanamasa?"

Namun Brian tidak bergeming.

"Eh Yu gue punya ide gimana kalo yang nge-rap....." Jae buka suara.

"Hm? Siapa Jae?" Mata Ayu berbinar-binar menatap ke arah Jae, berharap sahabat sejak SMA nya ini memiliki usulan nama lain selain Brian.

"Em......" Jae terlihat berpikir sebentar, lalu menggelengkan kepala nya, "Gajadi deh. Udah paling bener emang Brian. Biar gerak dikit tu anak." Jae urung menyebutkan satu nama yang menurutnya cukup berpotensi besar untuk membuat perempuan di depannya ini murka.

"Udah sih Bri itu imbalan udah naik gitu dari jajanan DT sampe Hanamasa. Mau minta apa lagi sih lu? Ijazah kelulusan kuliah? Bpkb mobil?" komentar Jae, "Yu geret aja ni anak ke atas stage kalo gamau juga, mager amat jadi orang. Gue ke depan dulu ya, mau jemput konsumsi. Bye."

Dan kini hanya tersisa Brian yang sedang leyeh-leyeh di sofa sambil iseng memainkan nada pada gitar bass nya, dan Ayu yang masih berusaha membujuk pria di depannya.

"Bri."

Brian menoleh ke arah Ayu yang sekarang sudah duduk di sebelahnya, dan malah menggumam lirik lagu City of Stars sambil masih memetik senar gitar bass nya.

"Brian ih, bantuin gue dong."

"Are you shining just for me~"

"Ih nyanyi mulu lo kaya Saipul Jamil."

"City of Staaars~~"

"Ck. Bri ayo dong bantuin gue, ya? Ya?" Ayu menggoyang-goyang lengan Brian, membuat pria itu kesulitan memetik senar.

"Kenapa ga nyanyi lagu ini aja sih Yu?"

"City of Stars?"

Brian mengangguk.

Kemudian Ayu merengut, "Kan Mario bisanya ngerap! Tapi... hm.... gue belom pernah denger dia nyanyi juga sih." Ayu menggaruk tengkuk nya.

"Lagian kan gue sama Mario latihan nya lagu Isyana, masa tiba-tiba jadi City of Stars." Lanjut Ayu, "Ih jadinya lo mau bantuin gue gak sih ini? Sepuluh menit lagi gue dipanggil naik nih!"

"Beneran Hanamasa tapi?"

Ayu memutar bola mata nya, "Iya."

"Lagunya gamau ganti City of Stars aja nih Yu?"

Ayu hampir kehabisan kesabarannya, "Udah minta Hanamasa trus minta ganti lagu juga?"

"Hehehehehehehe."

"Gak. Pokoknya tetep lagu Isyana. Titik."

Brian tampak berpikir sejenak, "Yaudah demi Hanamasa. Entar aja tapi tanggal tua. Jadi walaupun tanggal tua tapi gue masih bisa makan enak." Lalu tersenyum penuh kemenangan.

"Heh," Ayu mencubit lengan Brian, "Lo pikir kalender lo ama gue beda? Kalo lo tanggal tua ya gue juga tanggal tua lah. Gimana sih?"

"Kak Ayu? Lima menit la.... Eh, Kak Mario mana kak?" Monica tiba-tiba muncul dari balik pintu, lalu keheranan karena Ayu tidak bersama Mario; partner duetnya.

"Mario masih kena macet, gue jadinya duet sama dia nih." Ucap Ayu santai sambil menunjuk Brian.

"O... oh gitu, yaudah yuk siap-siap kak."

---

Riuh rendah tepuk tangan penonton menutup penampilan Ayu dan Brian malam ini, sampai Ayu menyanyikan lirik terakhir lagu Mario belum juga memunculkan batang hidungnya.

"CIYEEEEEE KAK BRIAN~"

"CIYEEEE KAK AYU~"

Tepuk tangan penonton kini sudah berganti menjadi suara ribut penonton yang daritadi sibuk menyoraki sepasang perempuan dan laki-laki yang masih berdiri canggung di atas panggung.

"Loh kok jadi ngeciye-in gini sih Yu?" Brian berbisik, menempelkan sisi kiri wajahnya di dekat telinga Ayu, lantas membuat sorakan penonton makin ramai.

Ayu menggelengkan kepala nya, kerutan di dahi nya terlihat, "Ya mana gue tau kan gue dari tadi di stage sama elo?"

"CIYEEE JADIAN AJA UDAH JADIAN!" entah suara milik siapa tiba-tiba terdengar nyaring.

Brian dan Ayu tergelak pelan, "Jadian katanya?" Ayu sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.

Brian menggelengkan kepala nya, seakan tak percaya mendengar sorakan tadi, "Ngaco aja ni emang orang-orang. Dah ah turun yuk, kita ngapain pula daritadi diri di sini." Ajak Brian sambil mengulurkan tangannya ke Ayu.

"Hahahahaha iya ya, yuk ah." Ayu menyambut tangan Brian.

"Hanamasa jangan lupa," bisik Brian lagi, yang mendapat balasan berupa pukulan di lengannya.

"Heh kita turun panggung juga belom ya! Udah malak aja lo!"

Dan sorakan penonton semakin gila.

Sementara itu, beberapa puluh meter dari stage, di tempat audio controlling, seorang laki-laki berhenti meminum soda yang daritadi sudah dipegangnya.

"Guys, gua ke toilet dulu ya." Lelaki ini pamit kepada anak buah nya yang sedang menggerak-gerakan tuas kecil pengontrol volume suara mikrofon.

Kemudian laki-laki itu pergi, meninggalkan kaleng soda yang sudah remuk di meja.

---

Tebak-tebak buah manggis~

Sapa tu yang saking keselnya ampe nggremet kaleng koka kola~

Wkwkwkwkwkwkwk

Hint: #KRKNKRS

When Hoteliers Meet InstrumentsWhere stories live. Discover now