20. 代一風影探索する (Menangkap Bayangan Angin 1)

972 55 13
                                    

Pairing : Naruhina
Genre : Random
Rate : Teen
Warning : Typo
Disclaimer : Kishimoto Masashi 岸本斉史





.
.
.
~Dai ichi, Kazekage no tansaku suru~

angin malam yang dingin masih setia berhembus menerpa sisa sisa butir demi butir pasir yang terbengkalai bebas diatas setiap lantai halus yang terpasang pada atap gedung Kazekage ini, helai demi helai rambut merah, tak luput sedikitpun dari terpaannya. suasana malam yang sangat sepi dan damai, tak bisa menutupi kegusaran yang sedang menyelimuti dirinya

pandangannya menerawang lurus kedepan, bibirnya terkatup rapat dengan wajah kaku nan datarnya, terkadang kelopak mata hitamnya terpejam dan terkadang juga terbuka. batinnya penuh dengan banyaknya masalah yang sedang dihadapinya kini

ia menelan ludahnya kasar
"(kau yang telah merubahku menjadi seperti saat ini........sisi gelapku yang dulu sepi, sekarang perlahan mulai terang dan ramai......hati yang dulunya hanya terbuat dari pasir, kini telah mulai terisikan oleh banyaknya orang yang berarti bagiku)" batinnya menerawang kisah beberapa tahun silam yang mengingatkannya akan pertarungan antar Jinchuuriki yang terjadi pada saat babak final di chuunin koushi dahulu

kedua tangannya mengepal erat
"(dimana kata katamu itu...kata kata bodoh yang pernah kau ucapkan dulu!)"

nafasnya kembali ia tarik dengan sedikit bergetar, masalah yang ia hadapi terlalu rumit untuk ia selesaikan sendirian. ia juga tidak akan bisa mengalahkan Naruto dengan amarahnya yang memuncak, yang ia perlukan hanyalah  ketenangan untuk berpikir dan berusaha menyelesaikan semuanya dengan kepala yang dingin
"haaa....." kelopak hitamnya terpejam sejenak, uap dingin nan lembab terhembuskan dari bibirnya yang sejak tadi setia tertutup. pandangannya sedikit ia tundukkan menatap bayangan dirinya sendiri

perlahan satu tangannya terangkat sedikit kedepan dan ia pandang telapak tangannya itu
"kono te de.........ore ga.....omae o modoru, motorasu suru" gumamnya, butir demi putir pasir mulai keluar dari telapak tangannya
(dengan tangan ini.....aku akan membawamu pulang)

GRAPH!!
"yakusoku dayo!" butiran pasir yang digenggamnya, bermuncratan dari celah celah jarinya yang mengepal
(aku berjanji)

...

"tidak kusangka, bocah kuning pendek itu dapat merubah sikap Gaara 180 derajat" Temari mendengus pelan diatas tembok pembatas pendek yang mengelilingi atap gedung ini. ia duduk dengan kedua kakinya yang ia silangkan seraya terus menerawang setiap objek yang berada jauh didepan sana
"tapi aku lega dengan perubahannya yang sekarang"
bibirnya terukir senyum miris mencoba setegar mungkin agar tak terlihat bersedih

"aa.....kau benar"
Kankuro menumpuhkan dagunya pada kedua lipatan lengannya yang juga bertumpuh diatas tembok pembatas
"tapi rupanya bocah itu telah menyerah pada mulut besarnya sendiri" tambah Kankuro

"aku mengerti bahwa jika itu sangat berat baginya.......setelah mendengar semua cerita yang beberapa minggu lalu diceritakan oleh Shikamaru.......aku mengerti kenapa Naruto bisa menjadi seorang Nukenin yang beranggotakan akatsuki seperti sekarang...."
Temari ingat akan beberapa cerita kronologis yang diceritakan oleh Shikamaru saat ia berkunjung ke Konoha no sato waktu itu

sama seperti mereka bertiga, Naruto juga mengalami hal yang sama, tapi berbeda, kedua orang tua Naruto terbunuh oleh Kyuubi karena berusaha melindungi Naruto anak mereka sendiri sekaligus Konoha no Sato yang dalam keadaan berbahaya. tapi Naruto selama ini hidup bukanlah sebagai seorang putra dari Konoha no Futari eiyuu (dua pahlawan konoha/daun), tapi hidup sebagai jelmaan dari seekor bakemono (monster) yang disebut sebagai kitsune oni (iblis rubah) oleh warga Konoha sendiri. sedangkan Sabaku no Saara dan Sabaku no Karura, orang tua mereka bertiga mati karena ulah sang Chichiue (ayah) sendiri yang nekat menyegel ichibi no sukaku (sukaku sang ekor satu) ke dalam rahim istrinya sendiri
"yah...membayangkan rasanya kesepian selama bertahun tahun tanpa ada satupun keluarga yang ada disamping kita.......mungkin aku tidak akan bisa setegar Naruto jika aku jadi dirinya" ucapnya dengan suara yang ia buat setegar mungkin, Temari hanya menanggapinya dengan deheman dan anggukan kepala

Mirai No Unmei (Takdir Masa Depan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang