Chapter 4

44 2 1
                                    

Chapter 4

Ashley POV

"Aku pulang." Aku membuka pintu utama. Tetapi tidak ada sahutan dari siapapun.

Setelah menutup kembali pintu utama, aku hendak menuju ke kamarku yang berada di lantai 2. Tetapi, saat aku baru saja menginjakkan kakiku di anak tangga paling bawah, aku mendengar suara berisik. Tentu aku udah tau, pasti biang keributan itu adalah kak Evan and friends, kalau ngga, siapa lagi? Orang yang sering main ke rumah cuma mereka, kalau ngga, ya temen-temen aku. Tapi berhubung aku tidak punya janji dengan teman-temanku, itu udah pasti kalau biang keributannya  adalah kak Evan dan kawan-kawan.

Akupun melanjutkan langkahku menuju ke kamar. Lalu membersihkan badanku dengan mandi dibawah guyuran air shower yang dingin, untuk membuat badanku segar.

Aku mengambil handphone-ku dan mulai mengetikkan id name seseorang yang akan aku hubungi.

"Apa?" Setelah bunyi dering ke-4, akhirnya orang yang aku hubungi pun mengangkat teleponnya.

"Nya, Lo lagi sibuk, ga?" tanya ku pada Fanya, to the point.

"Yaa... lumayan sih. Emang kenapa?"

"Ke rumah gue dong. Gue bete nih di rumah, ga ada temen." Ucap ku dengan suara sememelas mungkin.

"Yah, gue ga bisa. Gue lagi dirumah nenek gue yang lagi sakit, Ley. Masa iya, nenek gue lagi sakit, gue malah maen. Gak enak dong." Fanya seperti merasa bersalah.

"Ya udah deh, enggak pa-pa. Gue coba hubungi si Megan aja, ya."

"Iya. Sorry ya, Ley. Gue bener-bener ga bisa ke rumah lo sekarang."

"Ga papa kok. Kan bisa lain kali." "Udah dulu ya, Nya. Gue mau nelpon dulu si Megan." Lanjutku.

"Ok." Jawab Fanya mengakhiri sesi teleponan kami.

Setelah menelepon Fanya dan dia ga bisa main ke rumah aku, aku pun menelepon Megan. Semoga aja Megan bisa datang.

"Halo, Ley."

"Meg, lo lagi dimana? Kok berisik banget?"

"Apa Ley? Ga kedengeran, disini lagi rame banget." Suara Megan agak tinggi. "Bentar bentar, gue cari tempat dulu." Mungkin karena di tempat dia sekarang lagi berisik dan suaraku kalah oleh suara berisik disana, jadi dia ikut-ikutan agak teriak. Dan bisa aku pastikan kalau si Megan lagi cari tempat yang agak sepi, biar teleponannya kedengeran.

"Ada apa, Ley?" Tanya Megan. Dan sekarang di tempat Megan sudah tidak kedengaran berisik, mungkin karena ia sudah di tempat yang agak sepi.

"Lo lagi dimana? Kok berisik banget?"

"Gue lagi di Mall, nemenin Mama gue belanja sekalian gue juga lagi pengen belanja." Megan terkekeh. "Tumben-tumbenan lo telpon gue, ada apa?"

"Tadinya gue mau nyuruh lo buat datang ke rumah gue, tapi kan lo nya juga lagi di luar. "

"Emang di rumah lo ada acara apaan?" Tanya Megan keheranan.

"Ga ada acara apa-apa sih. Cuma... gue lagi bete, di rumah ga ada temen."

"Oh gue kira lagi ada acara apaan." "Emang di rumah lo bener-bener ga ada orang?"

"Kayanya temen-temen kak Evan lagi pada maen di rumah gue deh. Soalnya dari gue pulang sekolah aja, di kamar kak Evan udah berisik banget."

"Ya udah lo ikutan main aja sama mereka. Biasanya juga gitu."

"Ya mungkin cuma itu satu-satunya cara biar bosen gue hilang." Jawabku lemas.

"Hahaha ga usah lemes gitu dong, Ley. Eh, udah dulu ya. Nanti gue dicariin Mama lagi."

"Iya deh. Bye."

Setelah menelpon Fanya dan Megan yang keduanya ga bisa datang ke rumahku, akupun beranjak dari kasur empukku. Dan berjalan ke lantai bawah.

Saat aku menginjak bagian tengah anak tangga, tiba-tiba ada yang berteriak dari arah dapur.

"VAN!!! DIMANA?!"

Siapa sih yang teriak-teriak gak jelas kayak gitu. Di rumah orang lagi. Kalo misalnya kalian menyangka itu kak Evan, kalian salah besar. Soalnya aku tau banget sama suaranya kak Evan.

Aku melangkah menuruni satu-persatu anak tangga hingga berhenti di 2 anak tangga terbawah saat melihat seseorang membungkuk di depan lemari es. Dari posturnya sih, itu pasti cowok. Tapi siapa? Aku tau banget postur Kak Evan. Kak Bobby badannya agak gemuk, terus Kak Sam itu kulitnya agak gelap dengan rambut yang agak gundul, sedangkan orang yang membungkuk di depan lemari es itu tinggi, dilihat dari kulit tangannya putih, rambutnya juga agak panjang di bagian atas kayak jambul gitu.

Aku berjalan mengendap-endap mendekatinya setelah sebelumnya mengambil benda paling dekat denganku, yaitu sapu yang menggantung di dinding sebelahku. Aku mengambil aba-aba dengan mengangkat gagang sapu ke atas saat aku sudah berjarak sekitar 1 meter di belakangnya.

Pletakk!!!

"Aww..."

Meskipun memang aku berniat untuk memukulnya, tapi aku juga agak terkejut saat aku tidak sengaja memukul tepat didahinya. Bagaimana tidak? Saat aku hendak memukul punggungnya, tiba-tiba dia berbalik sehingga aku memukul dahinya. Hanya saja aku tak yakin kalau dia benar-benar pencuri? Karena mayoritas pencuri yang sering aku lihat di film-film itu paling tidak tubuhnya bertato atau rambutnya juga gak bakalan stylish, berbeda dengan orang yang ada dihadapanku saat ini. Tapi bisa saja dia adalah seorang pencuri yang bersembunyi di balik wajah gantengnya itu.

"Hei! Apa yang kau lakukan?" tegur dia, mungkin dia sedikit kesal setelah aku memukulnya. Apa-apaan, sih, dia? Seharusnya aku yang kesal, ada orang asing masuk ke dalam rumah kita tanpa permisi, siapa yang gak kesal coba? Bahkan bukan kesal namanya tapi marah.

"Seharusnya gue yang tanya sama lo. Apa yang lo lakuin di rumah gue?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi.

"Ashley, kenapa kamu marah-marah?" Tiba-tiba saja kak Evan datang. Apa dia tidak melihat ada seorang pencuri masuk ke rumah kita?

"Kenapa kak Evan diam saja? Lihat! Ada pencuri masuk ke rumah kita! Seharusnya kakak memukulinya, atau paling tidak menangkapnya."

Kak Evan terkekeh, "pftt... apa yang kau bicarakan?" Apa maksud kak Evan? "Dia teman kakak."

Teman? Bagaimana bisa? Aku gak pernah melihatnya. Tapi bagaimana kalau dia itu benar-benar temannya kak Evan?! Apa mungkin dia akan kapok datang ke rumah ini? Secara aku kan udah mukul dia, apalagi tepat di dahinya itu.

"Dia teman kakak yang ingin sekali kau temui itu," kata kak Evan dengan senyum jahil terlukis di bibirnya. "Benar bukan?"

Oh shit! Ashley merasakan wajahnya memanas terutama di kedua pipinya, memerah karena malu.

------------------------------------------

--- Can't get my mouth to say the words I wanna say. ---

Don't forget to vote and comment. Thanks

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

He Is My Brother's FriendWhere stories live. Discover now