nineteen (little scary)

23 0 0
                                    

Mereka membangun ingatan baru lewat percakapan. Bertukar cerita banyak hal. Jika itu menjadi hal biasa terjadi ketika awal perkenalan, mereka memulainya jauh setelah pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Bekerja sama dalam satu organisasi tidak benar-benar membuat mereka mengenal satu sama lain. Begitu juga detik ini. Mereka tidak berbicara tentang diri masing-masing, lebih kepada apa yang membentuk pribadi mereka. Rayya sadar, dirinya sudah terlalu lama mengurung diri tanpa membuka celah sedikitpun untuk orang lain masuk. Diri, bukan hati. Karena hatinya memang sengaja dipenjarakan.

Keduanya memutuskan untuk absen datang ke 'little house' hari ini. Memang bukan jadwal Rayya. Jery pun tidak ingin Rayya menemani jadwalnya hari ini ditempat itu. oke, sebenarnya Jery tidak punya jadwal untuk berada disana. Karena Jery hanya punya kebiasaan melakukan apapun sesuai mood, bukan rutinitas. Jery tampak ingin memperkenalkan pada Rayya suasana baru diluar sana. Rayya tidak menepis. Ia merasakan usaha Jery untuk itu. Terkadang, Rayya berpikir, hadirnya Jery sedekat ini pada hidupnya adalah tepat. Disaat tahun ketiga dirinya tidak pernah punya kegiatan apapun selain kampus dan 'little house'. Tidak, ini bukan bosan, tentu Rayya akan membuang jauh-jauh rasa bosan itu. Hanya.. butuh udara segar, maybe.

Telinga Rayya mulai sedikit terhambat pendengarannya. Ia merasa suhu udara mulai menurun. Rayya menyelipkan kedua tangannya kedalam saku jaket. Dari belakang Rayya berusaha mengedepankan tubuhnya untuk bicara dengan nada lebih tinggi, agar terdengar oleh Jery karena terpaan angin akan menyamarkan suara Rayya.

"Jer, kita kemana sih?" tanya Rayya. Lama Jery tidak menjawab.

"Nikmatin aja, ga jauh lagi kok," Jery berusaha menjawab sekilas. Hingga pada akhirnya Rayya bisa merenggangkan badannya setelah turun dari motor. Dari sana Rayya bisa melihat lepas warna hijau yang lebih dominan. Jauh dari asap kendaraan dan kebisingan.

Bukan taman, bukan cafe. Hanya sebuah jembatan yang terletak diperbukitan. Di sisi kanan jembatan terdapat semacam balkon dengan beberapa tempat duduk terbuat dari semen. Sepertinya sengaja dibuat untuk tempat peristirahatan sejenak bagi para traveler.

"tau darimana tempat ini?" pertanyaan klise yang dilontarkan Rayya membuat Jery menarik setengah ujung bibirnya.

"nyari tempat kaya beginian mah udah jadi hobi," sahut Jery sambil melirik Rayya yang berdiri disampingnya. Rayya hanya diam, memperlihatkan wajah gak percayanya.

"ku harap kau sudah mendengarnya semalam," tiba-tiba Jery memulai percakapan baru setelah mereka memutuskan untuk duduk disalah satu kursi panjang itu.

"apa? Yang kita beli kemarin?" tanya Rayya memastikan. "aku jadi lebih tenang," Tanpa menunggu jawaban Jery Rayya melanjutkan. "Ada beberapa lagu sedikit menjawab pertanyaan yang berada dikepalaku selama ini,"

Jery mengerenyitkan dahinya, kemudian menoleh pada Rayya. Tidak bertanya maksudnya apa.

"Jer, apa yang kau pikir tentang aku selama ini?" seketika pertanyaan Rayya membuat Jery untuk berpikir lebih keras. Mereka berbicara tanpa saling menatap. Berusaha menikmati pemandangan yang ada dihadapan mereka. Suasana seperti itulah yang akan membuat Rayya berbicara lebih banyak.

"Ray, what your reason to still standing over there?," Jery tidak menjawab pertanyaan Rayya sebelumnya, justru melontarkan pertanyaan baru. Pertanyaan yang selalu membuat dada Rayya sesak. Rayya terdiam untuk beberapa menit. Ragu akan hatinya untuk menjawab pertanyaan Jery kali ini.

"salah gak sih Jer, aku bertahan di zona yang pernah dibangun senyaman mungkin oleh orang yang sebenarnya sekarang tidak ada dihadapanku lagi?" Rayya menawarkan pertanyaan baru.

"lalu? kau berharap apa?" "Berharap dia datang lagi membawa rasa nyaman yang sama? Kau yakin?" pertanyaan Jery membuat perasaan Rayya bimbang.

"Ya. Aku masih menunggunya pulang." Rayya berusaha meyakinkan hatinya.

"semoga kau selalu menjadi perempuan hebat seperti ini," tanggapan Jery lagi-lagi membuat... matanya basah.

old tasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang