Twenty-Eight ( Thankyou, Jer)

50 0 0
                                    

"Kenapa Jer?" suara Rayya mulai terdengar lirih. "kenapa kau masih bisa berpura-pura tidak tahu?" tidak ada bantahan apapun dalam jeda mereka. "kenapa kau seakan tidak berdosa!" Bentakan suara Rayya membuat Jery tidak berani menatap wanita dihadapannya.

"Ray, aku mengerti semua yang kau rasakan selama ini. Aku hanya tidak ingin membuat segalanya semakin runyam" Jery berusaha menjelaskan.

"how bullshit you are, Jer." Rayya memperlihatkan rasa muaknya kepada Jery.

Jery membungkam kalimatnya. Ia memilih untuk mengalah.

"Rayya.. kau sudah lega sekarang. Dia sudah ada di hadapanmu," Jery mencoba untuk menyimpulkan segala yang menekan pikirannya untuk disampaikan pada Rayya. Memberikan pengertian padanya.

"Tugasku sudah selesai Rayya. Menjagamu dari jauh, walau di awal sangat sulit untuk masuk dalam kehidupan sehari-harimu. Memastikanmu dalam kondisi baik-baik saja, mengurangi sedikit rasa gelisahmu tentang Ghafran. Just it, thats the point," Kali ini nada bicara Jery mulai memperlihatkan bahwa dirinya sedang serius. Memaparkan seluruh perlakuan yang selama ini dilakukan untuk Rayya. Disatu sisi dia sudah berhasil menjaga Rayya, disisi lain Jery merasa bersalah karena tidak menjelaskan tujuan awalnya untuk datang ke hidup Rayya. Dan dia merasa itu tidak perlu.

"Jery... kau bercanda," Rayya menggeleng-gelengkan kepalanya. Merasa tidak percaya sekaligus menyesali kebodohannya tidak mampu menebak Jery selama ini.

"Selebihnya, jalani hidupmu seperti biasa, Rayya. Aku harap, semuanya akan semakin membaik, I mean kau dan Ghafran," Jery memberi senyuman manisnya pada Rayya. Menyentuh helaian rambut Rayya pelan. Telapak tangannya berhenti untuk mengelus pipi Rayya. Lalu mendaratkan bibirnya pada kening Rayya sebagai ucapan maaf terakhirnya yang telah mencampuri hidup Rayya terlalu dalam.

Rayya hanya terdiam. Kali ini, matanya basah bukan lagi karena amarah pada 10 menit yang lalu. Melainkan rasa haru bercampur rasa tidak percaya terhadap Jery yang sudah ingin menjaganya hanya untuk seorang Ghafran.

Jery berlalu, meninggalkan Rayya yang masih terpaku di tempatnya. Rayya merasa tidak mengenal Jery. Tidak sedikitpun Jery menoleh ke arahnya.

Kali ini, kau tampak berbeda, Jery. But, i wanna say thankyou.

#31HAriMenulis

old tasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang