CHAPTER 11 - SOSOK MELVIA

6.4K 375 3
                                    

Happy Reading...

Mesya membuka kedua kelopak matanya, disampingnya kosong, menandakan sosok pria itu sudah menghilang.

Mesya menghela nafas kasar, dengan kasar ia melempar bantal yang ia gunakan untuk kepalanya.

Ia kembali mengeluarkan air mata dari kelopak matanya yang indah, ia mulai lelah untuk terus berbohong.

Ia masih mengingat dengan jelas disaat Rayen mengatakan ia mempercayainya, kata - kata itu seakan menghantam hati kecilnya.

Kalau ditanya apakah Mesya menyadari resiko dalam kebohongan ini? Jawabannya sudah pasti. Namun sekali lagi ia sudah mengambil keputusan, yang entah akan membawa kebahagian atau sebaliknya.

Tangisan pilu itu tidak mampu merubah apapun, satu hak yang tidak Mesya pikirkan, kenapa wanita itu terlalu cepat kembali, ia belum siap menerima kenyataan pahit yang harus ia hadapi.

Dadanya berdebar kencang, sesekali terasa nyeri diulu hatinya, kenyataan yang seakan memaksanya untuk terjun dari tepi jurang, lalu menghilang.

Ingin berteriak sekencang apapun, tidak akan dapat merubah apapun, Mesya menjambak rambutnya frustasi, hal bodoh yang malah ia lakukan, menyakiti dirinya sendiri padahal tidak akan menghasilkan apa - apa, sungguh malang.

Entah, berapa lama Mesya menangisi nasibnya, Kini matanya sudah membengkak dengan mata bewarna merah, menandakan ia sudah lama menangis.

***

Ditempat lain tampak Melvia tengah memasang wajah kesal, matanya menatap tajam pria yang kini tengah berdiri dihadapannya.

Entah apa yang ada dipikiran pria itu, ia hanua berdiri dan diam, tidak memperotes ketika Melvia betindak kasar bahkan mencaci maki dirinya.

Pria itu masih setia mendengar semua protes yang Melvia keluarkan, bagiakna pria yang tidak memiliki harga diri, ia hanya mengangguk setiap Melvia mengucapkan 'kamu mengerti tidak Indra!', pria lemah itulah kata yang coco disandang oleh pria bernama Indra itu.

"Kamu ini tolol ya! Sudah aku bilang kan, aku butuh uang saat itu juga! Dan kamu malah datang telat, kamu mempermalukan aku! Mereka membicarakan aku wanita miskin, tidak mampu membayar barang yang mau sudah dikasir, itu semua gara - gara kamu!"

Melvia seperti wanita tidak waras, berteriak - teriak dihadapan Indra dihadapan banyak orang, memalukan, bagaikan drama yang disodorkan secara cuma - cuma.

Terutama wanita yang menjaga kasir, ia meringis ngeri melihat perilaku Melvia seperti wanita tidak berpindidikan, berbading terbalik dengan pakaian yang ia pakai saat ini yang mencerminkan bahwa ia wanita berpendidikan serta berkelas, sungguh penampilan yang menipu.

Mata Melvia menatap horor kepada orang - orang yang menatapnya jijik, bahkan ada yang secara terang - terang menjelekkan dirinya.

Retina mata hitam Melvia melirik kearah wanita yang menjaga kasir dengan tatapan sangar, seakan siap memakan wanita itu hidup - hidup detik ini juga.

"Mana kartunya?" tanya Melvia tanpa menatap sama sekali kearah Indra yang kini sedang membuka isi dompetnya dengan cepat, lalu ia mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam.

Ketika kartu itu sudah berada ditangan Melvia, dengan cepat wanita itu melempar kartu itu tepat diwajah wanita penjaga kasir itu dengan tatapan menghina.

"Kau pikir aku tidak sanggup bayar! Berani sekali tadi kau menginjak harga diriku dengan mengatakan aku tidak mampu bayar, bahkan harga dirimu saja bisa kubeli," ucap Melvia dengan angkuhnya.

Indra membuka matanya lebar - lebar, ia memang terbiasa menghadapi sikap kurang ajar Melvia, namun kata - kata kekasihnya ini sudah melampaui batas, awalnya ia ingin memilih diam, namun tidak untuk sekarang, Melvia benar - benar keterlaluan.

"Hentikan Melvia! Kamu tidak boleh seperti itu!" bentak Indra untuk pertama kalinya, dan dihadapan umum.

Melvia menatap Indra dengan tatapan murka, sebelah tangannya terangkat, namun sebelum tangan mulus Melvia mengenai pipi Indra, tangan itu sudah lebih dulu ditahan oleh tangan besar milik Indra.

"Kau!" teriak Melvia dengan tatapan menggelap.

"Apa sudah siap, Mbak?" tanya Indra lembut dengan sebelah tangannya masih memegang tangan Melvia.

Dengan gerakan cepat wanita penjaga kasir itu menggesek kartu itu, lalu dengan hati - hati ia menyodorkan kartu itu kearah Indra.

Secara kesar Indra memasukkan kartu hitam itu kedalam saku celananya, tangan Melvia di hempaskan dengan lembut, lalu tangannya beralih mengambil barang - barang yang Melvia beli.

"Ayo pulang! Jangan sampai kau menyesal!" ucap Indra tajam.

Melvia memicingkan matanya berulang - ulang kali, lantaran ini pertama kalinya ia melihat Indra seberani ini, dengan gelapgapan ia mengejer Indra yang sudah lebih dulu meninggalkannya dengan perasaan kalut.

Bahkan Melvia tidak lagi menghiraukan cemoohan orang terhadapnya, yang ia pentingkan saat ini, Indra, ia tidak ingin kehilangan asetnya yang berharga.

***

Melvia ikut masuk kedalam mobil milik Indra. Pria itu masih diam, tidak menjalankan mobilnya, tangannya terkepal, menandakan ia tengah menahan emosi yang siap meledak.

"Indra?" panggil Melvia dengan hati - hati, salah sedikit ia bisa kehilangan semuanya.

Indra menatap Melvia tajam, tampak kilatan emosi dari sorot matanya.

"Aku baik bukan berarti kamu bisa menginjak - injak harga diriku seperti ini Melvia, aku bisa menahannya kalaunkamu tadi hanya memehariku, tapi disitu juga kamu menginjak harga diri wanita itu! Aku tanya sama kamu! Kamu punya uang berapa sanggup beli harga diri wanita itu!" ucap Indra tegas dengan penuh penekanan.

Baru saja Melvia ingin membuka mulutnya, namun Indra tidak membiarkan hal itu terjadi dengan cepat ia kembali membuka suara.

"Kamu pikir harga diri seseorang bisa kamu beli pakai uang, jangan sesekali kamu memandang orang yang tidak mampu serendah itu Melvia! Kamu bahkan lebih buruk dari pada mereka, liat saja tingkah lakumu! Mereka memang tidak mampu tapi mereka masih memiliki tata krama, sedangkan kamu! Jangan buat aku menyesal karena telah menjadikan kamu kekasihku!"

Melvia memasang wajah syoknya, mulutnya terbuka lebar, matanya berkaca - kaca, ia belum siap kehilangan semuanya.

Bersambung...

Maafkan aku dipart ini lebih banyak bagian Melvia dengan kekasihnya, karena kurasa sosok Melvia juga perlu di perjelas. Semoga kalian suka ya, terima kasih.

Sabtu, 29 April 2017.

SWINDLER TERBIT DI HI NOVELOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz