CHAPTER 4 - MENERIMA

6.1K 414 3
                                    

"Menikahlah denganku," ucap Rayen tegas dengan berlutut dihadapan Mesya.

----o0o----

Mesya tercengang dengan tampang syoknya, matanya membulat, mulut sedikit terbuka.

"Berikan aku waktu," ucap Mesya datar setelah berdiam diri selama berberapa menit.

Rayen berdiri dari posisi berlutut dengan sorot mata penuh kekecewaan.

"Kenapa?" tanya Rayen dengan menatap Mesya lekat - lekat.

Kedua bola mata Mesya menatap Rayen sendu.

'Posisiku sangat sulit Mas, kamu membuatku sulit untuk bernafas,'

"Suatu saat kamu akan mengerti Mas," ucap Mesya dengan seulas senyuman yang terkesan dipaksakan.

"Maksud kamu?" tanya Rayen dengan dahi berkerut.

"Aku lelah, pulang lah Mas, soal lamaran Mas, aku akan pikirkan," ucap Mesya dengan mengabaikan pertanyaan Rayen barusan.

"Baiklah," ucap Rayen pada akhirnya.

***

Seminggu berlalu, hingga kini Mesya berusaha sekeras mungkin untuk menjauh dari Rayen.

"Rayen datang Esya, kamu turun gih!" ucap Veni setelah memasuki kamar bercat penuh, berwarna biru milik anaknya itu.

"Bilang Esya lagi kurang enak badan ma, bilang sama Mas Rayen lain kali aja ya ma," balas Mesya yang masih asik bergulung didalam selimutnya.

"Kenapa?" tanya Veni dengan menarik selimut yang menutupi tubuh Mesya dengan kasar.

Mesya mendengus kesal kala melihat ekspresi mamanya yang seperti menuntut penjelasan.

"Lagi capek aja ma," ucap Mesya malas dengan mendudukkan dirinya diatas ranjang empuk miliknya.

"Lagi berantam sama Rayen ya?" tanya Veni dengan mengambil duduk disisi ranjang.

"Enggak," elak Mesya cepat dengan mata melotot.

"Yakin? Kamu anak mama loh, mama pasti tau kalau kamu menyembunyikan sesuatu," ucap Veni dengan cengiran lebar.

Tatapan Mesya kosong dengan mata yang mulai berkaca - kaca.

"Ada apa Esya?" tanya Veni panik dengan menarik tubuh Mesya kedalam pelukannya.

"Mas Rayen ngelamar aku ma," ucap Mesya serak dengan air mata meluncur bebas dari kelopak matanya.

Senyuman lebar tercetak jelas diwajah Veni saat ini.

"Benarkah? Kalau begitu bagus dong, lalu apa yang salah Esya?" tanya Veni lembut dengan tangan kanannya bergerak mengelus pelan punggung Mesya yang bergetar.

Masya mendongakkan wajahnya dan menatap wajah mamanya dari bawah, lalu dengan perlahan ia menjauhkan tubuhnya dari pelukan Veni.

"Ma, ini semua salah ma, bagaimana kalau Melvia kembali, hidup aku bakalan hancur ma," ucap Mesya dengan mata berkabut dengan air mata yang tidak mau berhenti menetes.

Tangan Veni bergerak pelan mengusap rambut panjang bewarna coklat milik anaknya.

"Itu semua tidak akan terjadi, tenanglah, disini ada mama sana Reni yang akan membelamu," ucap Veni lembut namun tidak menghilangkan ketegasan dalam mengucapkan kata - kata itu.

"Lalu aku harus bagaimana ma?" tanya Mesya parau dengan kedua tangannya beralih menggenggam tangan Veni.

"Menikahlah dengan Rayen, bukankah kamu mencintai Rayen?" tanya Veni dengan menatap anaknya lekat - lekat.

Mesya mengangguk cepat namun tatapan masih mengisyaratkan ketidaksetujuan akan saran mamanya.

"Semuanya akan baik - baik saja Esya," ucap Veni dengan kembali menarik tubuh Mesya kedalam pelukannya.

***

"Mas?" panggil Mesya pelan dengan menatap Rayen intens.

Rayen tersenyum, lalu dengan cepat ia menegakkan tubuhnya.

"Kamu sudah sehat?" tanya Rayen dengan nada khawatir yang terdengar jelas.

Mesya tersenyum, lalu dengan gerakan cepat tangannya menarik tangan Rayen untuk duduk diatas sofa.

"Maaf, udah menghindari Mas selama ini," ucap Mesya dengan kepala tertunduk.

"Tidak apa - apa," balas Rayen dengan tangannya bergerak mengusap rambut Mesya penuh kasih sayang.

"Aku mau menikah dengan Mas," ucap Mesya pelan namun masih dapat terdengar jelas oleh Rayen.

Bersambung..

Maaf kalau chapter yang ini terlalu singkat, maklumin aja ya, kuharap kalian suka ya, mohon doanya ya, besok aku mau UN mapel Mtk 😊

Terima kasih.

Senin, 10 April 2017.

SWINDLER TERBIT DI HI NOVELWhere stories live. Discover now