14 | Flashback (A)(B)(C)

9.3K 305 4
                                    

Hari ini genap lima bulan usia kandungan Dinky. Tidak semudah dengan apa yang pernah dia pikirkan, kandungan nya semakin membesar juga menjadi kecurigaan tersendiri bagi setiap tetangga yang melihat, membuatnya terkekang tak bisa pergi walaupun hanya untuk menapak di depan rumah.

Tidak ada yang berubah selama ini. Ayahnya masih kecewa ditambah sekarang kehamilannya sudah tercium pada orang luar. Dinky tahu ayah nya tidak ingin tercemar nama baiknya tapi dia harus apa, mencegah sudah agar tidak ada orang yang mengetahuinya tapi tetap saja. Sebaik-baiknya bangkai disembunyikan lama-lama akan tercium juga baunya. Dampaknya bukan hanya pada dirinya, Ibu juga kakaknya ikut terimbas. Mereka akan mendapat perkataan tajam dari para warga yang mengetahui jika dirinya tengah hamil lebih parahnya tanpa suami.

"Hai. Kau sedang apa disini?" tanya seseorang pada Dinky ketika perempuan tersebut sedang melamun di pinggiran kolam renang.

Dinky berbalik kemudian menemukan Rizky disana dengan senyuman yang akhir-akhir ini sangat disukainya.

"Aku hanya ingin berendam"

"Lebih baik kau bersiap" Rizky kembali berkata.

Dinky mengerutkan dahinya " untuk apa?"

"Sekarang kakak mu akan cek kandungan, seperti biasa kau harus ikut sekalian memeriksakan kandungan mu"

Dinky menggeleng " sepertinya sekarang aku tidak bisa ikut dengan kalian"

"Kenapa?" delik Rizky mendapat penolakan dari Dinky.

"Aku malas"

Rizky berjalan mendekati Dinky kemudian menarik tangan perempuan itu sehingga kini sudah berdiri di hadapannya.

"Kau harus ikut. Kau tidak inginkan melihat kakak mu bersedih?"

Dinky menggeleng kemudian berjalan menjauhi Rizky untuk pergi ke kamar nya agar bisa bersiap, jika sudah seperti ini Dinky tidak bisa berkelak lagi. Hanya pasrah mengikuti kemauan mereka.

Rizky yang menatap adik iparnya berjalan meninggalkan nya pun tersenyum hangat, menghadapi Dinky harus dengan sedikit paksaan. Jika tidak pasti akan kalah berargumen dengan nya.

"Aku sudah siap" ucap Dinky menghampiri Rizky dan Candy yang sudah duduk bersisian di mobil, dengan Rizky yang duduk di balik kemudi.

Dinky duduk dengan nyaman ketika Rizky melajukan mobilnya. Entahlah dia sangat malas kali ini. Dinky menatap ke kaca jendela dan melihat rintik-rintik hujan membasahi nya.

Hujan

Dinky menguap dan tak lama memejamkan matanya sehingga tak mendengar lagi obrolan antara Rizky dan Candy yang sedari tadi memenuhi gendang telinganya.

"Sepertinya bos akan sangat marah pada kita jika gadis itu tidak berhasil dibuahi"

"Tenang saja, kau tahu kan aku sudah menyewa dokter paling profesional dan tidak diragukan lagi keahlian nya"

"Tetap saja kembali pada sang maha kuasa. Semoga saja tuhan berpihak pada kita"

Krekk...

"Bagaimana apa sudah beres?" tanya seseorang yang suara nya sangat tajam.

"Sudah bos"

"Mana dokternya?"

Tiba-tiba terdengar beberapa langkah dari seseorang yang datang dari berlawanan arah.

"Aku akan membunuh anak mu jika kali ini gagal"

"Jangan tuan, saya yakin ini akan berhasil dan saya sama sekali tidak melakukan kesalahan"

Hurt [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang