03 | Dia

13.3K 470 4
                                    


"Jadi kamu masih kuliah" David mengangguk-anggukan kepalanya setelah mendengar penjelasan dari Dinky.

Dinky sedikit risih dekat-dekat dengan David, sedari tadi yang berusaha mencairkan keadaan hanyalah David tak peduli mendapat delikan tajam dari gadis tersebut. Yang Dinky pikirkan sekarang adalah rumahnya, waktu terasa sangat lama padahal kecepatan laju mobil David yang Dinky rasa stabil.

"Kamu dekat banget yah sama kakak kamu?" lagi-lagi David bertanya membuat Dinky menghela nafas malas menanggapi.

"Hmm"

"Kamu mau kerja dimana setelah kuliah?"

"Aku mau ngambil S2 dulu"

"Oh, memang cita-cita kamu apa?"

"Arsitek"

"Wow.. Menarik. Kamu udah punya pacar?"

"Belum"

"Kamu.."

"Stop! Kamu itu dikasih hati minta jantung, aku nggak tertarik dengan apa yang kamu tanyakan" bentak Dinky sambil melipat tangan di depan dada kemudian menatap lurus ke arah jalan, emosi nya telah menguap.

"Maaf jika itu membuat kamu gak nyaman, habisnya kamu jawab dengan ketus singkat lagi" ucap David merasa bersalah atas kebawelannya.

Dinky yang mendengar nya pun merasa bersalah bukan seperti itu hanya saja Dinky sekarang dalam keadaan tak ingin diganggu.

"Bukan begitu, tapi .. Yasudahlah tanyakan saja apa yang ingin kau tahu dariku?" ucap Dinky pada akhirnya.

David yang mendapat kesempatan pun kembali berbinar. Tidak dipungkiri jika pria itu sangat tertarik dengan gadis di sampingnya itu. David memasangkan senyuman manisnya.

"Aku ingin tahu no.hp kamu" ucap David tanpa merasa bersalah.

"No.hp?" Dinky bingung dengan pria disampingnya, sebenarnya apa yang sedang dipikirkan oleh pria disampingnya itu.

"Bagaimana?" tanya David melihat keterdiaman Dinky.

"Untuk apa?"

"Mungkin terlalu singkat untuk aku berkata jika aku tertarik padamu, aku ingin lebih kenal denganmu" ucap David membuat Dinky menelan ludah dengan kasar.

"Ta-tapi aku kan sama sekali tidak kenal dengan mu" ucap Dinky terbata.

"Justru itu kita harus saling mendekatkan diri" David mengedipkan sebelah mata nya berusaha menggoda Dinky dan hasilnya berhasil terlihat dari pipi gadis itu yang sudah memerah.

🌹🌹🌹

"Ta-tapi aku kan sama sekali tidak kenal dengan mu"

"Justru itu kita harus saling mendekatkan diri"

Ucapan pria yang tadi mengantarkan nya masih terngiang di telinga Dinky. Bagaimana bisa? Pertanyaan seperti itu selalu Dinky tanyakan pada hatinya.

"Mungkin saja ini karena aku tidak terbiasa digoda oleh laki-laki jadi efeknya bisa seperti ini"

Dinky semakin kacau. Kiranya ketika dia membaca novel, mengerjakan tugas skripsi nya, dan berusaha menutup matanya untuk tertidur nyatanya dia tidak bisa melakukan itu semua . Dalam bayangan matanya justru senyuman David yang terus terlintas di matanya. Dinky yang sudah kesal mengacak rambutnya dengan frustasi.

"Kenapa harus dia" rutuk Dinky dalam hatinya.

Drrt.. Drtrt..

Hurt [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang