10 | Penolakan

9.3K 379 6
                                    

"Akhirnya aku dapat bertemu dengan mu lagi. Aku kira pertemuan waktu itu adalah pertemuan kita yang terakhir" ucap Pinka begitu heboh saat menemukan sahabatnya yang hilang beberapa bulan ini.

"Kau lama sekali berhibernasinya membuat aku kesepian disini" Pinka memasang muka ngambek andalannya.

Dinky yang melihatnya hanya tersenyum. Inilah yang paling Dinky rindukan dari Pinka, ocehannya, lengkingan saat dia menyebut namanya juga perhatiannya. Tidak ada sahabat sebaik Pinka yang pernah Dinky temui di muka bumi ini.

"Oh ya, kau sudah berjanji akan menceritakan semua nya. Ayo aku banyak waktu untuk mendengar ceritamu" ucap Pinka lagi membuat cengiran muncul di bibir Dinky.

"Kamu banyak waktu tapi aku tidak punya waktu. Sekarang aku ada kelas pagi jadi nanti saja ceritanya" balas Dinky membuat Pinka mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah aku akan menunggu. Setelah kelasmu berakhir temui aku di kantin"

"Kau tidak ada kelas hari ini?"

"Tidak ada"

Dinky menggelengkan kepala nya. Jadi Pinka datang ke kampus hanya untuk bertemu dengannya. Dinky heran kenapa ada orang sekonyol Pinka, tapi itulah yang membuatnya semakin menyayangi Pinka.

"Baiklah nanti aku akan menemui mu"

°°°

Prang..

Suara pecahan kaca terdengar begitu nyaring. Candy yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk pun menoleh ke arah kaca kamarnya. Naas, kaca nya sudah pecah dengan serpihan tajam berserakan di lantai.

Candy melihat ke balik jendela mencoba mencari seseorang yang telah memecahkan kaca jendela kamarnya. Candy tak sengaja menangkap sebuah gulungan kertas tak jauh dari pinggir tempat tidurnya. Dengan berhati-hati Candy meraih gulungan tersebut yang ternyata adalah batu yang kemudian di gulung oleh kertas. Siapa orang yang melakukan ini, sama sekali tidak ada kerjaan.

Saat Candy ingin membuangnya perempuan itu menangkap tulisan di kertas tersebut karena penasaran Candy membuka gulungan kertas dan merapihkannya.

Aku turut gembira melihat kegembiraan mu tapi aku berharap kegembiraan mu cepat usai.

Deg..

Candy membaca kata demi kata, apa yang dimaksud sang penulis surat. Candy tidak mengerti sama sekali apa orang itu benar-benar ingin menyampaikan surat tersebut padanya atau memang hanya salah kirim saja.

Candy beranjak pergi dari kamarnya kemudian menemui Sarah yang kini sedang berada di dapur.

"Bunda" panggil Candy membuat Sarah mengalihkan perhatiannya terhadap anaknya.

"Ada apa sayang? " tanya Sarah ketika melihat anaknya datang dengan napas yang tersenggal- senggal.

"Kaca jendela kamar ku pecah"

"Kenapa bisa?"

"Seperti nya ada orang yang tidak sengaja melempar batu ke arah kamarku bun" Ucap Candy sambil memperlihatkan batu berukuran sedang dalam genggamannya.

"Kau tidak apa-apakan?" tanya Sarah khawatir lalu mengelus kedua bahu Candy mencoba memeriksa tubuh anaknya jika tidak ada luka satupun disana.

Candy menggeleng "aku baik-baik saja"

"Syukurlah. Masalah kacanya Ibu akan menelpon kepada tukang untuk memperbaikinya"

Candy mengangguk kemudian berlalu dari hadapan Sarah. Candy tidak bisa bercerita yang nantinya akan membuat Sarah cemas memikirkannya.

Hurt [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang