05 | Happy Satnight

8.5K 366 4
                                    


"Apa kamu gila?"

"Iya aku gila, tergila-gila sama kamu lebih tepatnya"

"Jangan bercanda David aku enggak suka"

"Memang aku bercanda?"

Dinky mulai frustasi menghadapi tingkah laku David tapi bagaimanapun mau segila apapun kekasihnya tetap saja dia mencintai pria bernama David tersebut. Dia hanya tidak percaya saja atas penuturan David, pria itu mengatakan jika akan menikahinya setelah kepulangannya dari Belanda. Berarti itu adalah satu bulan lagi.

David tidak mau menyianyiakan waktu lagi, setelah mendapat restu dari orangtuanya David akan mempersunting belahan jiwanya. Namun angan-angan David ditepas oleh Dinky. Gadis itu tidak mau jika nanti pernikahan nya terkesan buru-buru Dinky takut jika nanti orang-orang menyangka mereka menikah karena hal lain seperti hamil duluan. Dia tidak bisa membayangkan hal itu akan terjadi.

"Biarkan saja mereka berpikiran hal negatif walaupun itu terjadi pasti itu anakku juga kan, memang apa salahnya jika kamu menikah dengan ayah dari anakmu. Ayolah hilangkan prasangka buruk di otakmu"

"Lagi pula kenapa kamu menginginkan cepat-cepat menikahiku?" tanya Dinky.

"Entahlah, perasaan ku mengatakan begitu. Jika aku tidak cepat menikahimu hatiku mengatakan aku akan kehilanganmu?" lirih David dengan tatapan kosong menatap ke awan.

"Kamu itu laki-laki kan?" tanya Dinky tiba-tiba membuat David langsung menatap ke arahnya.

"Kamu meragukanku?" tanya David dengan wajah jenakanya.

Dinky tersenyum dan mengangguk " yang aku tahu laki-laki itu lebih mengutamakan pikirannya sedangkan perempuan baru perasaannya"

David menyeringai " kamu mau membuktikan nya?"

Dinky pun merasa hal yang buruk akan menimpanya jika pembicaraannya dilanjutkan, maka dari itu gadis tersebut mengalihkan pembicaraannya.

"Oh ya katanya kamu bilang kita mau malam mingguan, bagusnya kemana lagi yah udah dari sini?"

David masih menatap Dinky dengan seringaian yang tak lepas dari bibirnya.

"Jangan menatap ku seperti itu" ucap Dinky yang mulai ketakutan.

"Kenapa, kamu takut? Bukannya kamu mau membuktikan aku laki-laki sungguhan" ucap David sambil mulai mendekat ke tubuh Dinky.

"Aku hanya bercanda"

"Sayangnya aku tidak bercanda"

Kini wajah mereka hanya berjarak 5 centi saja jika salah satu diantara mereka bergerak bisa dipastikan wajah mereka akan bersentuhan. Dinky memejamkan matanya ketika David mulai memiringkan wajahnya.

"Bhaakkk.."

Dinky mendengar tawa seseorang yang sangat menggema akhirnya dia memutuskan untuk membuka matanya. Sial. Lagi-lagi dia terkena jebakan David.

Laki-laki itu sedang tertawa puas sambil memegangi perutnya kadang menghapus air matanya yang muncul di ujung matanya. Sedangkan Dinky menatap nya dengan murka.

"Oh lihatlah pipimu memerah" ucap David disela-sela tawanya.

"Tidak lucu" Dinky mengalihkan pandangannya ke area taman di sekitarnya.

David menghentikan tawanya saat merasakan aura kemarahan Dinky. Pria itu pun menjatuhkan kepalanya dipangkuan Dinky yang sama dengannya sedang duduk dibangku taman.

"Jangan marah"

"..."

"Baiklah jika kau marah aku akan seperti ini terus"

Hurt [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang