Terbentuknya Tim Non Konsolidasi

700 40 7
                                    

.

Internet university dot com

A SasuSaku fiction

Naruto©Masashi Kishimoto

Internet university dot com©Nurama Nurmala

Warning : Typo(s), OOC, Alternate Univers, Another ‘abal’ story

Internet University dot com

3rd Chapter

Ganteng bolehlah… tapi menyandang sikap congkak, jujur saja, Sakura jadi jengah melihatnya. Bahkan memandang wajahnya saja ia enggan.

Contohnya seperti pagi ini, semua murid berkumpul kembali untuk sarapan pagi, manik emerald-nya menangkap kemilau sang Uchiha di sudut ruangan dengan beberapa temannya yang diketahui bernama Kabuto dan Shikamaru. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa para perempuan yang menggilai orang itu tak melihat kecacatan besar dalam dirinya? Yaitu… dia tak lebih dari seorang berhati iblis, yang bahkan tak pantas untuk dilihat. Tak sadarkah mereka? Perempuan berambut merah muda itu kembali mendengus tak senang.

“Kau kenapa sih Sakura? Dari tadi uring-uringan sendiri?” Ino yang memang selalu mengedepankan kejujuran akhirnya bertanya bingung, disandang sang gadis Hyuuga yang setuju disertai anggukkan, mereka merapat ke sisi kiri dan kanan Sakura.

“Kalian coba lihat itu,” Sakura mendelik cepat ke arah Sasuke, diikuti oleh tatapan Ino dan Hinata. “Aku benar-benar tak suka padanya. Mengganggu mata saja.”

Ino hanya merengut tak mengerti lalu menggeleng dan mengerling bosan, sedangkan Hinata hanya menundukkan kepalanya dalam. “Bisa saja saat ini kau bilang benci padanya, suatu hari kau pasti jatuh cinta padanya,” kata-kata merupakan sebuah doa. Namun saat ini, mereka bertiga belum sadar atas rencana takdir kepada mereka. Sakura kembali mendengus sebal, lalu menatap Ino tak percaya.

 “Mana bisa?” ia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tertawa garing. “Tak mungkin, dan tak akan pernah. Lagipula… sisi mana yang terlihat bagus dari dia selain wajah sarkastiknya?” Sakura seketika menghentikan adu ideologinya, lalu menyipitkan mata dan memandang Ino dengan seringai curiga. “Jangan-jangan malah kau yang suka padanya, Ino? Sampai kau membelanya seperti ini.”

“Apa?” kali ini Ino yang membeliak tak percaya. “Dia bukan tipeku,” jawabnya tak suka. “Aku tak suka lelaki seperti dia.”

“Oh, ya? Lalu tipemu?” Ino berpikir seketika. Namun ketika jari telunjuknya teracung, dan mulutnya membuka untuk mengeluarkan sepatah kata, tindakannya seketika terinterupsi oleh gumaman seseorang.

“Sasuke-san itu… sebenarnya adalah orang baik.”

Sakura dan Ino berpandangan tak percaya; shock.

“Apa?” Sakura mengangkat alisnya, lalu memandang Hinata; yang masih berjibaku dengan kegugupannya dengan tatapan yang menginterogasi. “Kau kenal dia Hinata?”

Hinata mengangguk pelan. “Orang tua Sasuke… dan orang tuaku adalah teman lama,” Sakura akhirnya menjauhkan wajahnya dari Hinata dan ber-hm disertai anggukan.

internet_university.comTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang