Leaving [Park Jimin]

2.6K 345 43
                                    

"Kita tidak punya masalah apapun sebelumnya,"

Aku menghela napas, berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata. Ini terlalu berat untukku. "Benar."

"Dan kau mengatakan kau akan pergi?"

Aku mengangguk.

Hubunganku dengan Jimin akan mencapai usia dua tahun September nanti. Dua tahun bukan waktu yang sebentar, dan aku tahu itu. Tapi keputusankuㅡyang bahkan menyesakkanku sendiriㅡsudah cukup bulat.

"Apa kau tahu ini hanya akan menyakiti kita berdua?"

Aku menunduk, tidak berani menatapnya. "Kau tidak akan tersakiti, hanya aku."

"Mengapa?"

"Karena aku tidak lebih hebat dari berjuta-juta penggemarmu." Air mata itu menetes, membuatku semakin menundukkan kepala. Enggan membuat laki-laki di seberangku ini melihatnya.

Setelah itu kami hanya diam. Aku menggigit bibirku sendiri, menahan isakan yang hampir saja keluar. Pipiku sudah basah seluruhnya, bahkan sebagian celanaku sudah dibanjiri dengan air mata.

"Kalau kau menangis saat pergi dariku, mengapa kau melakukannya?"

"Ka-karena aku harus."

Jimin mendekat, mengusap puncak kepalaku pelan. "Kau tidak harus."

Aku menggeleng. Aku tidak mau goyah kali ini, aku harus bertahan mesti dadaku rasanya sangat nyeri dan teremas.

"Selamat tinggal, Ji. Aku... pergi, for real."

Tanpa menghiraukan decakan dan barang yang jatuh, aku memercepat langkahku keluar dari apartemen Jimin. Tangisanku sudah semakin deras, aku tidak mau ada orang yang melihatku bahkan mengenaliku.

Bantalku kini sudah basah setengahnya, aku menangis dalam diam. Mendengarkan lagunya, suaranya, membuat rasa sakitnya menjadi lebih nyata. Setelah ini... mungkin aku dan Jimin akan sama-sama berjalan sendiri. Dia dan penggemarnya, sedangkan aku akan menjalankan kuliahku dengan baik.

Tangisanku tidak berhenti malam itu, setiap malam selama satu mingguㅡatau bahkan lebih, kenangan kami masih terputar di otakku.

Hari ini dengan segenap hati, aku menghirup udara Incheon dengan dalam. Aku akan merindukan Korea Selatan. Koper besarku dan boneka di tungkainya menemani perjalananku kali ini.

To : Jimin
Thank you for everything, you know i'll always love you.
Take care.

Setelah menekan tombol kirim, aku masuk menuju gate penerbanganku. Selamat tinggal Seoul, selamat tinggal Jimin.

p.s: goodbye? eheheheh

FULLY FLUFFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang