XX

461 41 6
                                    

   Shania Pov
Sampai manapun... Dirimu...
Kucintai...
Sampai kapanpun... Dirimu...
Dicintai...

   "Gab... Aku mau itu!" rengek ku. saat Ini aku dan Gaby sedang berkeliling keliling di pasar malam. Yah, walaupun hati ini sedang tidak baik tapi seenggaknya bisa tersenyum oleh kedua sahabat ku ini.

"Ihh... Jangan shan, tadi kamu udah banyak makan Es, trus martabak, trus manisan, masa mau makan gulali lagi??? Tar sakit gigi gimana?" ujar Gaby. Iya juga sih ya. Gigi aku kan sensitif tar dua kali lipat lagi sakitnya, udah sakit hati, Sakit Gigi pula huhuhu. Gak mau.

"Iya Deh! Mmm, eh, Gab! Itu tempat apaan?" ujar ku menunjuk tempat yang bertuliskan 'City Of Evil'. Jujur sih selama ini baru kali ini gue liat wahana dengan nama kek gitu.

"Palingan Rumah hantu, Shan!" jawab Gaby acuh. Wah bagus nih, kalo ntar aku masuk kalo ada hantu aku gaplok aja kali ya, pura pura kaget gitu.

"Gab, ke situ yuk! Uji nyali gitu!" ajakku, tapi wah ni gaby keknya takut nih, sekalian ah kerjain.

"Ke sana? Yakin?" tuh kan Gugup, heheh.

"Iya Gab! Yuk!"

"Ettt...tap!"

"Ish... Ayo udah gak apa apa koq!" ajak Ku yah dengan gini kan pasti dia pasrah. Tuh kan udah gak ngelawan hihihi maaf, Gab.

Shania pov end.

   Terlihat Nabill tengah kebingungan seperti mwncari seseorang.

"Dih, ni anak bedua kemana dah! Gak tau apa gue khawatir!" gertu Nabill sambill terus melihat lihat ke seluruh penjuru tempat itu.

"Ish, mana Hp Gaby gak aktif lagi!" lagi Nabill menggertu sambil mengambil hpnya dari saku jaketnya.

"Ck... Mana udah malam lagi...!" kesal Nabill. Saat hendak menuju mobilnya, Nabill melihat keaeah satu wahana bertuliskan 'City Of Evil'. Dari temparny berada, Nabill melihat disana terlihat banyak orang berkumpul, entah apa yang menuntun Nabill hingga dirinya melangkah menuju kerumunan itu.

"Mmmm... Maaf pak, ini kenapa yah?" tanya Nabill pada salah satu orang

"Oh, iyeu A, Aya nu nembe kaluar ti Rompukn jurig, sieuneun atawa soak, meureunan! Si Aa kenal suganan (Oh, ini kam, ada yang baru keluar dari rumahnya hantu, ketakutan ataw kaget, kayaknya! Kakak kenal mungkin?)" ujar Bapak bapak itu menimpali Nabill, namun apalah daya Nabill, dia tidak mengerti apa yang di ucapkan orang tersebut.

"Mmmm. Makasih pak!" Ujar Nabill sekenanya.

"Aduh, kunaon terimakasih aden, abdi tumaros, si aa apal heunteu ka awewe eta? (Aduh, kenapa terimakasih aden, saya tanya Kakak Kenal nggak sama cewek itu?)" Ujar Orang itu.

"Nggg... Saya nggak faham pak! Maaf! Itu cewek apa cowo ya pak?" Ujar Nabill akhirnya.

"Wanita!" Ujar orang itu yang sebenarnta kurang bisa berbahasa Indo. Lalu Nabill menerobos kedalam kerumunan itu. Dan Nabill membulatkan matanya saat mendapati Shania tengah tak sadarkan diri.

"Sayang! Ini ada apa?" Ujar Nabill menghampiri Gaby yang tengah memangku kepala shania.

"Sayang, ku takut! Hiks... Pulang ya! Aku mau pulang! Hiks!" Lirih Gaby menempelkan kepalanya di dada bidang Nabill.

"Iya... Iya kuta pulang Ok! Biar Aku gendong nju nya ya!" Ujar Nabill lalu menggendong Shania ala bridalstyle. Dan mereka pun pergi menuju parkiran.

    Setelah didalam mobil, Nabill menidurkan Shania di jok belakang. Gaby, dia terlihat masih syok dan terus menggigil ketakutan.

"Sayang, udah ya! Kamu tenang ya! Ada aku disini, kamu jan takut ya!" Ujar Nabill memeluk Gaby.

Music Academy [REVISI]Where stories live. Discover now