Aku membuka ponselku, menatap fotonya pak Eko seperti biasanya " Ya Allah, sekali saja hadirkan dia dalam mimpi ku " dan itulah doa kedua ku sebelum tidur.

***

Esok harinya.

Dan sepertinya hari ini hari keberuntungan ku, dimana baru saja aku masuk sekolah, aku melihat pak Eko juga yang baru saja sampai dan memarkirkan mobilnya.

Aku menunggunya ditempat, ya meskipun dia tidak membalas WA ku, tapi tetap saja aku menyukainya dan selalu salting sendiri jika melihatnya.

Aku segera merapikan penampilanku begitu dirinya yang mulai melangkah menujuh lobby sekolah, aku bergegas menuju kearahnya, mengiringinya dari belakang, aku sangat senang sekali bisa berjalan berduaan dengan pak Eko meskipun dibelakangnya dan tanpa sepengetahuan nya.

Senyumku terus mengembang, aku heran pada diriku sendiri, menatap punggungnya saja sudah membuatku sebahagia ini. Ohhh Cinta.

Aku menghentikan langkah ku segera ketika pak Eko memperlambat langkahnya, dan benar saja tak lama dari itu pak Eko menoleh kebelakang hingga terpergok lah aku.

Aku mematung di tempat dengan mata yang masih terbelak kaget, aku harus apa sekarang, jantungku kembali berdebar begitu pak Eko langsung mengarahkan matanya ke mata ku dan mulai melangkah pelan kearahku.

Aku menengguk saliva ku, memain mainkan jariku, lagi-lagi aku salting dibuatnya.

" Nadia " panggilnya dengan nada pelan.

Aku tersenyum ragu " Ehh, iya pak " jawabku

" Kamu ngikutin saya "

Skak Mat, aku harus jawab apa sekarang, ternyata pak Eko menyadari kalau aku mengikutinya. aku menggaruk kepalaku yang tak gatal, benar-benar grogi, jantungku kembali berdebar cepat, tanganku mulai dingin, rasanya aku pengen pingsan saja.

" Nadia " panggil pak Eko lagi.

Aku mendongak menatapnya yang kemudian aku memberikan senyuman malu, entah kenapa mulutku tak bisa berkata menjawab pertanyaan nya yang sebenarnya tinggal kubilang saja kalau aku tak mengikutinya.

Terdengar helaan nafas dari pak Eko, ia menatapku entah tatapan apa aku tak tau, dan alangkah kagetnya aku begitu aku merasakan kalau ada sebuah tangan yang menggenggam tanganku.

Aku meliriknya, dan ternyata itu adalah tangannya pak Eko, aku menatapnya tak percaya, apakah ini mimpi atau halu ku saja.

" kalau mau bareng bilang aja " ujarnya.

Darah ku serasa berhenti saat ini juga, mimpi apa aku semalam bisa mendapatkan sebuah kebahagian di pagi hari ini.

Aku nyengir kearah pak Eko " iya pak " jawabku memberanikan diri yang kemudian aku melihat dia sedang tersenyum manis kearahku dan langsung menggandengku dan mengajakku berjalan bersebelahan dengannya.

Buggggg.

Aku lantas mengusap dahiku begitu aku merasa kalau aku menabrak sesuatu, aku menoleh dan ternyata aku menabrak punggungnya pak Eko, aku mundur satu langkah darinya, menatapnya takut.

Dan ternyata semua keindahan tadi hanya halusinasi ku saja, saking asiknya ber halusinasi aku tanpa sadar menabrak punggung pak Eko sehingga membuatnya menoleh dan menatap heran kearahku.

Aku menunduk dengan perasaan yang gelisa, dan bisa-bisa nya aku seceroboh ini " maaf pak " ujarku cepat lalu lantas kabur meninggalkannya.

.

" Aduh, aduh, aduh, gawat " ujarku gelisah sendiri begitu aku masuk kelas dan langsung nimbrung duduk diantara Olive dan Dini yang sedang mengobrol itu.

Dini menepuk lenganku kuat lalu mendorongku " ihhh, lo kenapa sih? Dateng-dateng langsung rusuh " tanyanya kesal.

Aku menatap bergantian Dini dan Olive " gue, gue, gue tadi nabrak " ucapku

" Nabrak Siapa " ujar Olive dan Dini berbarengan.

" Nabrak pak Eko " jawabku

" Ha, kok Bisa "

" iya, gue tadi ngiringin dia dari belakang, terus gue enggak sengaja halu, terus gue nabrak punggung dia deh " aku menutup mukaku malu jika harus mengingatnya kembali " Sumpah, Malu banget "

Olive mendorong pipiku yang kemudian ia langsung mesem mesem sendiri.

Olive menghela nafasnya, nafas sedih " gue jadi kangen sama Pacar gue, gue dulu kan mulai akrab sama pak Dimas gara-gara enggak sengaja Nabrak dia " curhatnya yang kemudian langsung menggebrak meja yang lantas mengagetkanku dan Dini.

" jangan-jangan entar kisah lo sama, sama gue " lanjutnya " dari tabrakan, terus deket, terus pacaran, terus... " Olive memasang raut wajah sedih " LDR " ucapnya akhirnya yang kemudian langsung bertumpuh dagu itu " Ahhhh, kangennn. Dia lagi apa ya di Jerman sana "

Aku memutar bola mataku malas, aku suka heran dengan Olive, bagaimana bisa ia mencintai seseorang yang jauh disana dan berjanji akan setia, padahal kita tak tau bagaimana pak Dimas diluar sana, apakah ia selingkuh atau sama setianya dengan Olive.

Dan semenjak pak Dimas pergi, sifatnya Olive pun berubah drastis, ia sekarang jadi anak rajin enggak kayak dulu, dan karena sifatnya berubah, jadi aku dan Dini pun ikutan berubah, tapi aku juga besyukur karena dengan perubahan sikapku, pak Eko kadang memujiku.

" Tu, pak Eko udah masuk " ucap Dini yang lantas membuatku gelagapan dan segera kembali ke tempat duduku.

Makin hari makin aku perhatikan, pak Eko makin menarik dimata ku, cara ngajarnya yang terlihat cool lantas membuatku terkadang suka tak fokus dengan pelajarannya, melainkan fokus ke muka dan suaranya.

Aku terus menatapnya dalam kekagumanku, hingga aku baru teringat sesuatu, sesuatu hal yang setiap harinya aku lakukan secara diam-diam.

Aku membuka tas pink ku, mencari ponselku disana, tapi tak kunjung aku temukan, apa jangan-jangan aku lupa bawa Hp ya.

Aku mengingat-ngingat hingga teringatlah sudah bahwa ponselku sekarang berada di bawa bantal kamarku.

" Aduhhh, bego banget sih Naddd " kesalku pada diri sendiri.

Aku kembali menatap kedepan, menatap pak Eko yang sedang menulis di papan tulis sambil menjelaskan materi pembelajaran nya. Aku kesal sendiri, aku gelisah sendiri, bagaimana bisa aku melupakan ponselku, padahal hari ini ada pelajarannya pak Eko.

" Ihhhhh " ucapku kesal yang tanpa sadar saking kesalnya aku menggebrak meja dengan kuat yang lantas membuat semua aktifitas berhenti dan menatap heran kearah ku semua, termasuk pak Eko.

Aku canggung sendiri ditatap seisi kelas, aku nyengir tak enak, aku harus jawab apa kalau ditanya pak Eko.

" Ada apa Nad " Tanya pak Eko seperti dugaan ku.

Aku harus jawab apa, aku menoleh kearah Dini " Ini pak, Dini ngambil pena saya " ucapku berbohong lalu merampas pena yang sedang dipegang Oleh Dini.

Maafin gue din, ini benar-benar urgency.

Dini melongo menatapku, dan kubalas dengan kedipan mata sebagai kode.

Kulihat Dini yang sedang nyengir menatap pak Eko, ia menggaruk kepalanya " maaf pak, habisnya pena saya habis " ucap Dini yang lantas membuatku bernafas lega mendengarnya...

Pak Eko menghela nafasnya diiringi dengan gelengan kepala, ia berjalan menuju mejanya yang kemudian ia langsung menyodorkan nya kearah depan " nih pake pena saya " ujarnya.

Ahhh, aku tersenyum tanpa sadar, baik bener ni guru, makin suka deh. Pengen bawa pulang.

" NADIA " Tegur pak Eko dengan nada tinggi yang lantas membuatku tersentak kaget dan tersadar lagi dari lamunan ku.

" ehh, iya pak " ucapku gelagapan lalu segera maju kedepan.

***

Yang suka di Vote ya,

I Love my Teachers ( Selesai )Where stories live. Discover now