7. Tak ada artinya

Zacznij od początku
                                    

'Sial! Lupakan Ino. Lupakan masa lalumu disana. Inilah kehidupanmu, disini.'

Raut wajah Ino berubah murung. Kenangan menyakitkan beberapa waktu lalu kembali menyambangi pikirannya. Bayang-bayang itu bagai parasit dalam hidupnya, mereka dan orang itu bagai bayangan baginya yang terus mengikuti kemanapun Ino pergi.

"Hei!" Ino tersentak kaget oleh bentakan Sakura. Gadis itu mengurut dadanya pelan.

"Kau ini kenapa, jidat?"

"Kau yang kenapa, hah? Berhenti melamun. Jangan bilang kau-"

"Aahh~ aku lapar sekali. Hei Saki, aku pesan sesuatu dulu ya. Kau tunggu disini."

Ino bergegas pergi sambil membawa dompetnya.

'Ino...'

'Kami-sama...'

Ino memutuskan ikut Sakura dan meninggalkan Tokyo bukan tanpa alasan. Ia seharusnya sudah berada ditingkat yang sama dengan Sasuke, namun karena hal itu, Ino mau tidak mau memilih meninggalkan Tokyo -tempat kelahirannya- dan menetap di Konoha.

Sakura adalah saksi bisu kenangan pahitnya disana. Ia menceritakan semua kepadanya, sahabat sejak kecilnya. Sakura juga yang awalnya memarahinya habis-habisan saat Ino memilih ikut dengannya. Gadis itu bilang 'Kau lari dari masalah, huh?'

Ino tak punya pilihan lain. Ia benar-benar ingin menghindari mereka. Jika bunuh diri bukanlah sebuah dosa, sudah ia lakukan sejak dulu. Itu pasti!

"Aku masih ada kelas, Ino-pig. Aku duluan." Sakura beranjak pergi meninggalkan Ino yang kini menatapnya kesal. Padahal Sakura sendiri yang memintanya menemani di kantin, tapi kenapa malah ia yang ditinggalkan?

*****

Sakura berjalan pelan di lorong kampusnya. Suara ketukan sepatunya terdengar jelas karena memang disekitarnya sangat sepi. Ia berbelok melewati ruang Audiovisual. Selang beberapa langkah, Sakura mendengar suara desahan yang tertahan dari seorang wanita didalam sana. Langkahnya terhenti seketika.

'Melakukannya disaat-saat seperti ini dan di area kampus?' Sakura tak habis pikir kali ini. Bagaimana bisa melakukan-

"...Suke-kunhh..."

Deg!

Jantung Sakura mendadak berhenti beberapa detik sebelum akhirnya mulai berdetak kencang. Ia yakin telinganya masih berfungsi dengan baik.

"Oohh.. hyeeaahhh.. saa.. suu..."

Sekali lagi, ia merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. Jantungnya tidak bisa berdetak normal, Sakura ingin menangis rasanya.

Sakura lantas berlari meninggalkan ruang Audiovisual. Kedua tangannya menutup rapat kedua telinganya. Jantungnya menggebu-gebu seiring suara desahan itu yang terasa semakin nyata.

'Suke? Sasuke Uchiha?'

Nyuutt!

Hatinya terasa sakit sekali. Sakura tidak mengerti kenapa hal ini bisa ia rasakan. Ia tak ada hubungan apapun, ia tak memiliki rasa itu, ditambah lagi ada banyak nama 'Suke' didunia ini.

Sakura sampai dikelasnya. Ia mengabaikan beberapa temannya yang menatap dirinya penuh tanya.

Suara yang didengarnya, dan nama yang wanita itu sebutkan masih terngiang dikepalanya. Apa benar Sasuke melakukan itu di kampusnya terlebih di fakultasnya?

"Hei Ayumi, tadi aku lihat Sasuke-senpai ada di fakultas kita. Bukankah dia dari fakultas bisnis?

"Untuk apa dia kesini?" Pertanyaan Ayumi membuat beberapa gadis dikelasnya menoleh kearah Sakura. Yang ditatap hanya bersikap acuh.

Lollipop's LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz