Enam

1.3K 146 35
                                    

"Hai Kevin," sapa Natasha dengan senyum terbaiknya.

Sementara Kevin hanya mendengus. Kenapa Natasha harus datang saat dirinya sedang asyik-asyiknya bersama Assyifa? Belum lagi jarak yang Natasha buat antara ia dan Assyifa. Natasha seenaknya duduk di tengah-tengah mereka.

Natasha melirik sinis Assyifa, lalu melanjutkan. "Dia siapa sih?"

Sontak semua orang yang ada di meja itu saling tatap. Namun, tidak ada seorangpun yang membuka suara.

Karena kesal pertanyaannya tidak digubris, Natasha kembali membuka suara. "Hello guys, i'm talking to you. Berasa ngomong sama patung."

"Lagian lo ngapain sih disini?" Entah kenapa, Kevin merasa tidak enak melihat Natasha mengetahui dirinya sedang bersama Assyifa.

Mendengar Kevin yang malah bertanya balik, Natasha mengerutkan keningnya. "Bukannya emang biasanya aku di sini, ya? Harusnya aku yang nanya kayak gitu ke cewek ini." Natasha beralih ke Assyifa. "Iya, kan?"

Assyifa merasa risi dengan tatapan Natasha yang seolah menganggapnya kutu pengganggu. Oleh karena itu, ia tidak mengatakan apapun.

Kevin tidak akan membiarkan Natasha mempermalukan Assyifa di depan sahabat-sahabatnya. Dengan melihat tatapan Natasha kepada Assyifa, ia sudah tahu apa yang akan dilakukan cewek dengan rambut cokelat keabu-abuan itu. "Gue yang ngajak dia ke sini. Kenapa emang?" Sadar akan jaraknya dengan Assyifa yang terhalang Natasha, Kevin menambahkan. "Mending lo jauh-jauh, deh. Ganggu orang aja."

Mungkin Kevin tidak menyadarinya. Namun, senyum Natasha yang awalnya ceria, berganti dengan senyum getir. Semua orang menyadari perubahan raut wajah Natasha. Assyifa sekalipun.

Assyifa jadi merasa bersalah kepada Natasha. Meskipun Natasha menganggapnya seperti sesuatu yang aneh, ia tetap tidak tega dengan Natasha. Assyifa tahu, Natasha sudah menyukai Kevin sejak kelas sepuluh. Namun, Kevin tidak pernah mengganggap Natasha ada. Assyifa rasa, Kevin buta akan itu.

"Gue ganggu lo, Vin? Bukannya cewek ini yang gangguin kita?"

"Lo sama gue jadi kita?" Kevin tertawa sumbang. "Nggak akan pernah."

Ini pertama kalinya Natasha melihat Kevin tertawa di depannya. Dan pertama kali itu datang disaat Assyifa mulai masuk ke hidup Kevin.

Dan saat itu Natasha sadar bahwa dugaannya terhadap Assyifa yang ia kira bukan ancaman berarti salah besar.

Kevin berdiri, berpindah tempat duduk di sebelah kiri Assyifa. Lalu tersenyum ke arah Assyifa seolah tidak ada yang terjadi.

Reyhan hanya bisa memerhatikan kelakuan sahabatnya itu. Ia tidak mengerti apa yang ada di otak Kevin. Kalau saja Kevin bukan sahabatnya, Reyhan pasti sudah menghajarnya dari dulu.

Menyadari suasana berubah canggung, Fero menyeletuk. "Sya, makin cantik aja sih."

Natasha melotot. Oh, ayolah. Kenapa cowok yang sangat suka makan permen karet ini tidak bisa mengerti situasi sih?

"Iya, Ro, bener. Jadi kayak liat bidadari aja." Wildan menambahkan.

David yang melihat teman-temannya mulai menggoda Natasha menyeringai. "Bukan, bukan bidadari. Tapi setan. Setan cantik. Lo liat tuh matanya melotot gitu."

Wildan, Fero, David, dan Aldi sangat senang menggoda Natasha. Terutama David. Apalagi jika Natasha sudah melotot. Matanya yang beriris cokelat tua nyaris hitam itu seakan-akan mau keluar. Menggemaskan.

Eits, bukan berarti David menyukai Natasha. Sayangnya, ia sudah punya pacar. Dan pacarnya adalah Bella, sahabat Natasha.

"Apa lo bilang?"

SidenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang