Satu

4.2K 238 33
                                    

Mungkin, banyak orang berkata pencuri itu salah.

Mungkin, banyak orang berkata simpanan itu menjijikan.

Mungkin, banyak orang berkata perusak hubungan itu sampah.

Tapi, apa kalian pernah melihat dari sudut pandang mereka?

Apa kalian pernah merasakan menjadi mereka?

Ayolah, dunia tidak hanya memiliki satu sisi.

Cobalah lihat dunia dari banyak sisi.

Karena, jika kalian melihat dari sisi berbeda, kalian bisa memakluminya.

***

Natasha menyeringai puas melihat hasil karyanya pada rambutnya. Rambutnya yang baru dicat dua hari yang lalu itu sekarang sudah dikuncirnya tinggi-tinggi.

Ia mengambil tasnya sambil melihat pantulan dirinya di cermin sekali lagi. Setelah dirasa sudah rapi, ia memakai sepatu kets warna birunya lalu segera keluar dari kamar.

Dengan langkah anggun, Natasha turun ke bawah untuk sarapan.

"Ganti warna lagi?" tanya seorang cowok yang sedang mengoleskan selai kacang ke rotinya.

Natasha tersenyum. Lalu melangkah menuju meja makan. Dikecupnya pipi Mami dan Papinya lalu beralih ke cowok yang seumuran dengannya itu.

"Iya dong. Gimana? Cantik kan?" ucapnya sambil duduk di samping cowok itu.

Cowok yang bernama Reyhan itu tersenyum. "Kapan sih, seorang Tasya jelek?"

Natasha hanya tersenyum lalu memakan rotinya perlahan.

Melihat tingkah anaknya yang kelewat santai, Retta –Mami Natasha, membuka suara. "Cepetan sarapannya. Nanti kalian telat."
Dengan begitu, Natasha dan Reyhan melahap makanannya dengan cepat.

"Ayo, Sya," ucap Reyhan setelah selesai menghabiskan sarapan sambil mengulurkan tangannya ke arah Natasha.

Natasha meneguk susunya, lalu menyambut uluran tangan Reyhan.

Setelah dirasanya tangan Natasha sudah ada di genggaman, Reyhan pamit. "Om, Tante, kita berangkat dulu, ya."

"Jaga Natasha ya, Han. Awas kalau sampai lecet."

Mendengar candaan Papi Natasha, Reyhan tertawa lalu mengangkat ibu jarinya. "Tenang aja, Om."

Setelah mengatakan itu Reyhan menggandeng tangan Natasha menuju mobilnya.

"Rey," panggil Natasha.

Rey, panggilan khusus Natasha untuk Reyhan. Hanya Natasha yang boleh memanggilnya dengan sebutan Rey. Begitu kata Reyhan.

Reyhan membukakan pintu mobil untuk Natasha, lalu mendorong lembut punggung Natasha agar masuk ke dalam.

Setelah menutup pintu mobil, ia berlari kecil memutari mobilnya dan masuk ke dalam mobil.

"Kenapa, Sya?" Reyhan menstarster mobilnya dan melaju meninggalkan rumah Natasha yang sebesar istana.

"Kira-kira Kevin suka nggak ya sama rambut baru gue?" tanya Natasha sambil menerawang.

Reyhan melirik cewek berambut cokelat keabu-abuan di sebelahnya. "Bukannya lo baru ganti seminggu yang lalu, ya?"

"Abisnya gue bosen sama yang kemaren." Natasha memanyunkan bibirnya.

SidenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang