Dua Belas

130 22 12
                                    

Hongbin menutup kepalanya dengan bantal sembari menghentak-hentakan kakinya diatas tempat tidur.

"Apa kau perayu?"

"Yaa, Hongbin apa kau gila?"

Hongbin memaki dirinya sendiri sedari tadi. Hongbin bangkit dari posisi telungkupnya.

Sesaat kemudian Taekwoon berjalan ke arah Hongbin.

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Taekwoon sembari mengangsurkan kaleng softdrink kepada Hongbin.

"Ada apa dengan wajahku Hyung?" Bukannya menjawab pertanyaan Taekwoon, Hongbin malah berbalik bertanya

Taekwoon menatap Hongbin dengan tatapan aneh. "Apa kau salah makan?"

Hongbin menggeleng. "Kau sangat aneh hari ini." Ucap Taekwoon kemudian meninggalkan Hongbin sendirian.

Hongbin mengacak rambutnya frustasi. "Aku gila." umpatnya sendiri.

***

"Hongbin, bangunlah!" Taekwoon menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Hongbin.

Hongbin menggeliat pelan. "Biarkan aku tidur lima menit lagi." ucap Hongbin dengan suara serak khas bangun tidur.

"Lima menit lagi aku akan kembali membangunkanmu." ucap Taekwoon kemudian berlalu.

Taekwoon meninggalkan Hongbin sendiri. Taekwoon berjalan menuju ruang tengah villa. Di lihatnya Cheonsa sedang menyisir rambut Chrysan.

"Apa kau sudah merasa lebih baik, Chrysan-ssi?" Tanya Taekwoon kemudian duduk di sofa yang berada diseberang mereka.

Chrysan mengangguk pelan. "Selesai." Cheonsa tersenyum setelah memasang flower crown diatas kepala kakaknya itu.

Chrysan memegang kepalanya. "Sepertinya ini berlebihan Cheonsa." Ucap Chrysan sangat pelan.

"Tidak, Eonnie sangat cantik dengan flower crown ini. Iya kan Oppa?" Cheonsa menoleh ke arah Taekwoon dan meminta persetujuan.

"Itu terlihat cocok untukmu Chrysan-ssi." Taekwoon tersenyum simpul.

"Apa kalian benar-benar kembar?" Tanya Taekwoon.

Cheonsa dan Chrysan menoleh ke arah Taekwoon. "Tentu saja!" Cheonsa kemudian menarik Chrysan agar berdiri disampingnya.

"Kami terlihat mirip kan?" tanya Cheonsa.

"Emh, Aku rasa jika kalian bersebelahan terlihat mirip." ucap Taekwoon sembari meletakkan tangannya di dagu.

Cheonsa tersenyum dan Chrysan sudah pasti menunduk.

"Apa Hongbin masih tidur?" Tanya Chrysan dengan suara sangat pelan. Chrysan meremas ujung dress hijau pupusnya.

"Aku akan membangunkannya lagi." Taekwoon beranjak.

"Bolehkah aku yang membangunkannya Taekwoon-ssi?" Chrysan mengangkat sedikit wajahnya.

Taekwoon mematung ditempatnya. "Baiklah." Taekwoon membiarkan Chrysan membangunkan Hongbin.

"Terima kasih." ucap Chrysan kemudian berlalu.

Sepeninggal Chrysan, Cheonsa masih berdiri ditempatnya. "Eonnieku sedikit berubah."

"Bukankah itu lebih baik?" Tanya Taekwoon

"Aku sangat bersyukur." Cheonsa tersenyum.

***

Sudah lima menit Chrysan berdiri di depan kamar Hongbin. Chrysan hanya menunduk dan meremas ujung dressnya.

Chrysan menghela nafas dan memegang knop pintu kamar Hongbin dengan tangan bergetar karena gugup. Kemudian Chrysan mendorong pelan pintu kamar Hongbin.

Chrysan berjalan pelan ke arah Hongbin yang masih tertidur. Chrysan bisa melihat kepala Hongbin yang tertutup bantal.

Chrysan berdiri di samping ranjang Hongbin. Chrysan mengangkat pelan bantal yang menutupi kepala Hongbin.

Hongbin tidak bergerak sama sekali, Entah mengapa Chrysan tersenyum ketika melihat Hongbin yang sedang tertidur. Hongbin terlihat cute bagi Chrysan saat ini.

Chrysan tidak menyentuh tubuh Hongbin sama sekali, Chrysan hanya menatapi Hongbin yang sedang tertidur. Chrysan berjongkok di depan Hongbin dan tanpa sadar dia tersenyum.

"Hongbin-aa." Chrysan menyentuh pipi Hongbin dengan telunjuknya. membuat Hongbin mengeliat pelan.

"Lima menit lagi aku bangun." gumam Hongbin yang masih memejamkan matanya.

"B-baiklah." Chrysan berdiri dari posisinya yang semula berjongkok.

Namun, ketika Chrysan hendak melangkah pergelangan tangannya dicekal Hongbin. Hongbin menarik tangan Chrysan hingga Chrysan terduduk disamping tubuh Hongbin yang berbaring.

"Wangi lemon hari ini?" Ucap Hongbin dengan suara serak.

"Kau sudah bangun?" Chrysan menoleh ke arah Hongbin yang masih setia memejamkan matanya.

"Aku masih ingin tidur." ucap Hongbin kemudian bangun dan menyandarkan punggungnya dikepala ranjang.

Chrysan menunduk dan pipinya terasa panas. Chrysan mengambil bantal dan memberikannya pada Hongbin.

"Kau tidak mengenakan kaosmu?" Chrysan masih menunduk.

"Aku memang tidak pernah tidur dengan mengenakan kaos." ucap Hongbin kemudian menarik selimut  untuk menutupi dada bidangnya.

"Cepatlah bersiap, Taekwoon Oppa mengajak kita pergi berkeliling." Ucap Chrysan masih dengan kepala menunduk.

Hongbin meraih handphonenya. "Hyung, pergilah dulu bersama Cheonsa. Aku akan menyusul dengan Chrysan."

Chrysan mengangkat wajahnya. "Mereka akan pergi duluan." Hongbin tersenyum devil.

"Kita tidur saja dulu." Hongbin menarik Chrysan untuk tidur disampingnya.

"A-apa yang kau lakukan?" ucap Chrysan seperti cicitan.

"Aku ingin memelukmu." Hongbin menarik Chrysan dalam pelukannya.

"Mengapa kau ingin memelukku?" Chrysan menatap Hongbin tepat di manik matanya.

"Karena hari itu kau terlihat sangat rapuh. Aku ingin memelukmu dan tidak ingin melihatmu terluka." ucap Hongbin.

"Aku seperti melihat diriku ketika melihatmu, kau penyimpan banyak luka dan itu terlihat dari sorot matamu." lanjut Hongbin. Hongbin mengeratkan pelukannya.

"Kau tahu, aku adalah seorang gay aku tidak suka menyentuh wanita. Tapi, kau adalah pengecualianku." Ucap Hongbin.

Chrysan menunduk. "Kau terlihat seperti sedang merayuku."

"Tapi, kau terlihat menyukai rayuanku." ucap Hongbin

"Karena aku tidak pernah dirayu, maka aku menyukainya." mendengar kalimat Chrysan. Hongbin tertawa keras.

"Ternyata kau sangat cute." Hongbin mencium puncak kepala Chrysan. Membuat jantung Chrysan berdetak tidak beraturan.

***

To be continue ...

SomedayWhere stories live. Discover now