Satu

361 32 15
                                    

Gerimis membasahi seluruh kota Seoul siang ini. Orang-orang sibuk berlari menghindari hujan. Namun, gadis itu terlihat menikmati hujan yang membasahi badannya. Gadis itu bahkan melangkah pelan tanpa takut bahwa keesokan harinya dia akan sakit.

Kim Cheonsa adalah gadis 20 tahun pada umumnya yang bahkan tidak terlihat sama sekali. Ketika gadis seusianya sibuk bersosialisasi dia bahkan lebih memilih menghabiskan waktunya dikamar. Cheonsa bukan gadis nerd seperti yang kalian bayangkan. Dia cukup fashionable dan itu terlihat dari pakaian yang dia kenakan sekarang. Skinny jeans hitam dengan kaos putih dan kemeja kebesaran yang melapis kaos putihnya. Cheonsa termasuk gadis penyuka converse meskipun terkadang dia memakai heels.

Cheonsa memakai earphonenya kemudian bersandar pada tiang penyangga halte bus. Tidak ada tempat duduk untuknya karena siang ini halte cukup ramai.

Cheonsa mengaktifkan kameranya dan mengambil gambar punggung seseorang yang berdiri beberapa centi di depannya karena terlihat menarik baginya. Laki-laki itu mengenakan pakaian serba hitam. Punggungnya terlihat indah bagi Cheonsa, bahu lebar laki-laki itu menggiurkan untuk dipeluk walau hanya dalam hitungan detik.

Cheonsa tidak bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki itu karena topi menutupi wajahnya. Tapi, Cheonsa tidak memusingkan hal itu karena Cheonsa lebih tertarik pada punggung laki-laki itu.

Cheonsa melangkahkan kakinya menuju bus yang baru saja datang. Karena terburu-buru tanpa sengaja Cheonsa menabrak orang yang berdiri di depannya.

"Maaf." Ucap Cheonsa tanpa menatap orang itu, Cheonsa sibuk membungkuk.

"Tidak apa," Suara itu terdengar sangat lembut dan pelan.

Cheonsa mengangkat wajahnya dan mendapati laki-laki itu adalah laki-laki dengan punggung yang menggiurkan untuk dipeluk.

Cheonsa memuji wajah tampan bak model laki-laki itu. Sayang, aura dingin menguar dari tatapannya, wajah datar dan tatapan matanya seakan menusuk sendi-sendi tulang Cheonsa.

"Sekali lagi aku minta maaf." Ucap Cheonsa pelan. Laki-laki itu hanya mengangguk tanpa senyum.

Cheonsa menghela nafasnya pelan. "Duduklah." Laki-laki itu tiba-tiba membuka suaranya dan mempersilahkan Cheonsa duduk di kursi kosong yang baru saja ditinggalkan seorang penumpang yang turun.

"Terima kasih." Cheonsa kemudian duduk di kursi itu. Sesekali Cheonsa melirik laki-laki yang berdiri disampingnya. Laki-laki yang baik pikir Cheonsa, suaranya bahkan sangat halus. Lebih halus dari suaranya yang notabenenya adalah perempuan.

Cheonsa menikmati perjalanan dengan menatapi tetes hujan yang mengalir dari jendela bus. Sesaat kemudian Cheonsa berdiri karena tujuannya sudah dekat.

"Silahkan duduk, aku akan turun didepan." Ucap Cheonsa pada laki-laki serba hitam itu.

"Aku juga turun di depan," Laki-laki itu kemudian berjalan menuju pintu. Cheonsa yang memang akan turun mengekor dibelakang laki-laki itu.

"Pakai payung ini." Laki-laki itu memberikan payung lipat berwarna merah itu pada Cheonsa.

"Ah, tidak perlu. Rumahku dekat dari sini." Cheonsa menolak payung merah itu.

"Pakailah, aku tidak bisa membiarkan seorang gadis basah kuyup didepanku." Ada lengkungan kecil di bibirnya. Senyum tipisnya terlihat manis.

"Kalau aku membawa payung ini, Kau akan basah." Cheonsa masih membiarkan payung itu dalam genggaman tangan laki-laki serba hitam ini.

Laki-laki itu kembali melengkungkan bibirnya membentuk senyum tipis. "Pakailah, temanku menjemputku." Laki-laki itu menunjuk sebuah mobil yang baru saja berhenti di depan halte.

"Namaku Jung Taekwoon, jika kita bertemu lagi kau bisa mengembalikan payung ini padaku."

Laki-laki bernama Taekwoon itu meletakkan payung merahnya pada genggaman tangan Cheonsa. Kemudian dia berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya.

Cheonsa belum sempat berterima kasih dan Jung Taekwoon sudah meninggalkannya.

***

Taekwoon menyalakan radio sesaat setelah masuk ke dalam mobil. Dibalik kemudi sepasang mata menatapnya tajam dan mengharap penjelasan dari Taekwoon.

"Siapa gadis tadi Hyung?" Tanya laki-laki berlesung pipi itu.

Taekwoon menggeleng pelan. "Aku tidak mengenalnya." Ucap Taekwoon kemudian melepas topinya.

"Aku tidak pernah melihatmu perhatian seperti itu pada seorang gadis." Ketus laki-laki disamping Taekwoon.

"Kau terlihat seperti seorang wanita yang cemburu Hongbin-a." Cela Taekwoon

"Aku tidak cemburu, aku hanya penasaran saja. Mengapa Jung Taekwoon bisa perhatian pada gadis yang bahkan tidak dikenalnya." Hongbin tidak menatap Taekwoon ketika mengatakan kalimat itu. Dia fokus pada jalanan.

Berbeda dengan Hongbin, Taekwoon malah sibuk memerhatikan Hongbin. "Mengapa menatapku terus menerus." Hongbin menoleh sekilas.

"Aku merasa tidak percaya diri saat bersebelahan denganmu Hongbin." Ucap Taekwoon sembari melipat tangannya di dada.

"Wae?(mengapa)." Tanya Hongbin

"Karena semakin hari kau semakin terlihat tampan. Pantas saja semua gadis mendekatimu." Ucap Taekwoon membuat Hongbin tersipu.

"Kau membual Hyung." Ucap Hongbin ketus.

Taekwoon tersenyum tipis dan menikmati perjalanan di iringi lagu Heartache dari One Ok Rock.

***

To be continue ..

Fansfiksi VIXX kedua aku 😄😄 Kali ini pakai cast Hongbin dan Leo. Tunggu kejutan demi kejutan yang bakalan aku kasih disini. 😊😆

Naa

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang