Lima

120 23 2
                                    

Hakyeon meletakkan vanilla latte di depan Hongbin yang sedang menelungkupkan kepalanya dimeja dengan kedua tangan melingkar menutupi kepalanya.

"Apa kau tidak tidur semalam?" Tanya Hakyeon

"Aku semalam tidur tapi, aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi." Hongbin masih menelungkupkan kepalanya.

"Apa kau akan menerima tawaran film dari penulis Yoon?" Pertanyaan Hakyeon membuat Hongbin mengangkat kepalanya. Hongbin meraih cup vanilla lattenya kemudian meminumnya. Hongbin menatap datar ke arah Hakyeon.

"Aku sudah membaca scriptnya dan itu bukan cerita yang buruk, Hanya saja.." Hongbin memotong kalimatnya dan memutar-mutar cup vanilla lattenya

"Wae?(kenapa)." Tanya Hakyeon

"Ada adegan ciuman dan adegan ranjang. Kau tahu aku tidak suka bersentuhan dengan wanita." Hongbin kembali meminun vanilla lattenya dan kini sampai tandas.

"Kau akan menolaknya?" Tanya Hakyeon

"Sepertinya aku akan menolaknya." Ucap Hongbin kemudian menatap jalanan diluar cafe.

"Pikirkan lagi, jangan terburu-buru mengambil keputusan." Ucap Hakyeon membuat Hongbin termenung.

***

Taekwoon merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, Taekwoon belum sempat mengganti pakaiannya karena kasurnya terlihat menggoda untuk ditiduri.

"Hyung." Terdengar suara Hongbin dari luar kamar Taekwoon. Taekwoon melihat Hongbin berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Ada apa?" Taekwoon beranjak dari tidurnya.

"Ayo makan di luar?" Hongbin masuk ke dalam kamar Taekwoon.

"Kau yang menyetir." Ucap Taekwoon

"Baiklah, cepat ganti pakaianmu." Ucap Hongbin.

Taekwoon tidak membalas perkataan Hongbin, Taekwoon segera berdiri sembari membuka satu per satu kancing kemejanya. Sedetik kemudian kemejanya sudah lepas dari tubuhnya.

"Kau akan tetap disini ketika aku berganti baju?" Tanya Taekwoon yang masih melihat Hongbin dikamarnya. Hongbin sedang mengganti channel televisi.

Hongbin menoleh ke arah Taekwoon yang sedang berdiri dengan keadaan shirtless. Remote TV ditangan Hongbin jatuh seketika. Lalu, Hongbin berlari keluar kamar Taekwoon.

***

Hongbin hanya diam selama makan bersama Taekwoon. Taekwoon yang sedari tadi menyadari keanehan Hongbin menghentikan makannya.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Taekwoon sembari meletakkan sendoknya

Hongbin mengangkat kepalanya kemudian menggeleng.

"Aku kira terjadi sesuatu padamu karena dari tadi kau hanya diam." Taekwoon melanjutkan makannya.

"Sejujurnya memang terjadi sesuatu, hanya saja aku sulit mengatakannya." Ucap Hongbin

"Apa sesuatu yang serius?" Tanya Taekwoon penuh perhatian.

Hongbin tersenyum getir kemudian mengangkat bahunya.

"Hyung, Kau tahu aku takut sentuhan wanita kan?" Mendengar ucapan Hongbin, Taekwoon meletakkan sendoknya lagi.

"Terkadang aku takut menjadi tidak normal Hyung." Hongbin menunduk menatapi makanannya.

"Dan hal yang paling aku takutkan apakah akan terjadi?" Hongbin menatap Taekwoon

"Kau normal, kau hanya butuh terapi. Aku rasa aku bisa mengenalkanmu pada seorang psikolog. Ada baiknya kau menghilangkan ketakutanmu pada sentuhan wanita." Taekwoon menepuk pundak Hongbin.

Seperti ada aliran listrik yang menyengat Hongbin ketika Taekwoon menepuk bahunya.

***

Cheonsa mengetuk sebuah pintu yang tertutup rapat. "Eonnie, aku akan ke mini market. Apa Eonnie mau sesuatu?" Teriak Cheonsa

Pintu terbuka namun tidak terbuka lebar. Bahkan, pintu hanya terbuka tidak lebih dari lima centimeter.

Sebuah kertas terjulur dan Cheonsa menerimanya. Ini adalah kebiasaan kakaknya dari kecil. Kakaknya hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar. Karena menderita phobia sosial. Bahkan, dengan Cheonsa pun kakaknya merasa sedikit takut.

Cheonsa membaca tulisan yang ada dikertas. Lalu Cheonsa tersenyum. "Baiklah, aku akan segera pulang Eonnie."

Sedetik kemudian pintu kembali tertutup rapat.

Cheonsa selalu ingin membawa kakaknya pergi keluar dan melihat dunia selain kamar yang ditempati kakaknya. Cheonsa menyayangkan phobia yang di derita kakaknya karena di usia kakaknya yang masih sangat muda, Kakaknya tidak melihat sesuatu yang indah sama sekali, kakaknya bagaikan rapunzel yang terkurung di dalam kamar.

Cheonsa tidak tahu apa yang disukai kakaknya, Cheonsa hanya tahu bahwa kakaknya menyukai susu pisang. Karena hanya itu yang selalu kakaknya minta ketika Cheonsa pergi ke mini market.

Cheonsa mengayunkan tas plastik berisi makanan ringan dan beberapa item yang Cheonsa beli tadi. Sesampainya dirumah Cheonsa berdiri didepan kamar kakaknya dan mengetuk pintu kamar kakaknya.

"Eonnie, aku meletakkannya di depan kamarmu." Ucap Cheonsa.

"Eonnie, selamat beristirahat." Ucap Cheonsa kemudian pergi ke kamarnya.

***

Banana milk : Apa yang sedang kau lakukan?

Red Bean : Aku baru saja pulang, aku baru saja keluar untuk makan bersama Hyungku.

Banana milk : Terdengar menyenangkan.

Red Bean : Tidak seperti yang kau bayangkan. (-___-)

Banana milk : Mengapa?

Red Bean : Aku hampir saja mengatakan pada Hyungku.

Banana milk : Mengatakan apa? 😰😰

Red Bean : Mengatakan padanya.. bahwa aku menyukainya. 😢😢

Banana milk terdiam ditempatnya, dia tidak tahu apa yang harus dia ketikan.

Red Bean : Apa kau tertidur Banana? Aku takut Hyungku meninggalkanku karena kelainan seksualku. Aku tidak akan mengatakannya.

Banana milk : Kau tidak boleh mengatakannya. Aku turut sedih.

Red Bean : Aku rasa aku akan mulai terapi. Aku tidak boleh membiarkan perasaan ini terus mengembang.

Banana milk tersenyum ditempatnya.

Red Bean : Kau juga harus mulai terapi, Kau tidak boleh hanya di dalam kamarmu. Suatu hari saat kita sama-sama sembuh. Kita harus bertemu.

Banana milk : Aku akan memikirkan itu.

Red Bean : Jika kau bertemu denganku kau akan kaget karena aku sangat tampan dan digilai banyak wanita.

Banana milk : 😂😂 Kau digilai wanita tapi, kau takut pada wanita.

Red Bean : 😑😑😑 aku marah.

Banana milk : Mian, aku akan pergi tidur.

Red Bean : Selamat tidur. 😊😊

Banana milk hanya membaca pesan dari Red Bean. Banana milk memejamkan matanya. Dia berharap mimpi buruk yang mengejarnya dan rasa bersalahnya hilang sejenak.

***

To be continue..

Mau update besok sebenernya, tapi besok aku ada rencana main. Jadi aku update sekarang.

Komen dan like ditunggu 😊😊

SomedayWhere stories live. Discover now