Debt [JeonJK]

486 46 5
                                    

[IMAGINE]

------


Baru sekali melangkah ke dalam, riuh sudah tempat ini dari serbuan teriakan kerumunan gadis. Kakinya menghentak, pandangan membulat, tangannya terangkat, ada beberapa tulisan di sana.

Namjoon.

Suga.

Jin.

J-hope.

Jimin.

Taehyung.

Jungkook.

Tak luput satu nama dari ke tujuh orang anggota dari papan fansnya.

"Wah, bisa seramai ini?" gumam gadis di sebelahku dengan helaan mengeluh, tangannya terkulai lemas dengan papan yang ia bawa juga.

Aku melirik wajahnya yang masih saja menatap kerumunan itu dengan wajah memelas, "BTS bukan grup tak terkenal. Maka tak mungkin jika hanya dirimu yang tahu bahwa mereka akan kemari."

Ia mengalihkan pandangannya ke arahku, "Padahal tak banyak info tentang keberangkatan mereka dari Incheon."

Tatapannya meredup. Aku mengerti dengan perasaannya yang sudah terlanjur malas mengetahui banyak yang mendahuluinya. Namun bagaimana pula ada sorot keinginan untuknya mendekat.

"Ayo, tidak apa-apa jika harus berbaris paling belakang." aku tersenyum.

Untungnya wajahnya segera naik meskipun tak menghilangkan garis kecewanya.

"Ayo..."

Dan betapa gilanya dia ketika mulai berteriak seperti fans lainnya.

Mataku menyipit menangkap gelombang nada tingginya begitu satu per satu member mulai berjalan beriringan keluar dari bandara.

Pakaian tertutup serba masker, kacamata, dan hoodie gelap. Tak jauh berbeda dengan staff yang berada mengekorinya.

Langkah mereka stabil, tidak buru-buru. Beberapa tersenyum ramah karena barisan fans yang lumayan terarah.

Kupandangi Jihyun, gadis itu nampak tersenyum sumringah meskipun hanya melihat di baris paling belakang.

Gadis itu memekik, "Oh tidak! Taehyung melirik ke arahku!"

Ia hampir membuat lenganku patah hanya karena digoyangkannya dengan sumringah.

"Astaga, mengapa tampan sekali?!"

"Mereka terlalu tampan hanya dengan wajah yang ditutup masker dan hoodie." lirih Jihyun seraya tersenyum.

Ku ikuti arah pandangnya, ku akui memang BTS tak pernah main-main. Mereka bisa terlihat tampan dengan wajah lelah sekalipun.

Jihyun menyenggol lenganku. Spontan kualihkan pandanganku padanya.

Jihyun menatapku singkat, "Rombongannya sudah selesai lewat."

Alisku terangkat. Ah... benar saja. Kerumunan sudah bubar dengan barisan tak beraturan. Hanya saja aku juga baru sadar bahwa pandanganku terlalu mengikuti kemana rombongan BTS pergi.

Ada hal mengganjal yang membuatku menatap lamat rombongannya. Tapi, entahlah.

"Ingin langsung pulang?"

"Aku haus."

Pandanganku mengedar, lalu dengan sekali putar ku tunjuk penjual minuman dingin otomatis di dalam bandara sana.

"Beri aku uang..." ia meminta. "Aku membawa uang yang butuh banyak kembalian."

Mataku memicing. Astaga, kebiasaan bocah itu, "Gzz... ini."

Love Affair [BTS Fanfiction]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt